Suara Pembaca

Selalu Ada Cerita Kala PSM Bersua Persija

Bertajuk laga klasik sarat sejarah, PSM bersua Persija pada Minggu (30/4/2017) malam WIB. Tribun stadion Andi Mattalatta yang berkapasitas kurang lebih 20.000 penonton pun penuh sesak dengan kehadiran berbagai lapisan kelompok suporter.

Macz Man, Mappanyuki, ISM, Dealos, Reformasi, Komando, Bias, Kubis, Antang, Karebosi, Gunung Lokong, PKC, Red Gank, KVS, Zaiger, serta Hassanuddin semua hadir di masing-masing spot chant yang biasa mereka tempati. Semua berkumpul demi satu tujuan; mendukung tim lokal kebanggaan PSM.

Ditonton secara langsung oleh Jusuf Kalla, skuad Juku Eja terlihat grogi di sepanjang babak pertama. Tim asuhan Rene Alberts tersebut bermain cenderung tertutup dengan lini tengah yang dimotori duet Wiljan Pluim dan Marc Klok minim kreativitas. Beberapa kali Rifki “Sipit” Mokodompit mesti berjibaku menjaga keperawanan gawang PSM akibat teror tim lawan.

Sebaliknya, penampilan impresif justru dipertontonkan Rohit Chand, disokong moncernya galangan intersep Sandi Darma Sute membuat Persija memegang kendali permainan. Tim jagoan warga Jakarta yang mengandalkan ujung tombaknya, Luiz Junior, tampil garang di interval babak pertama.

“Kom op Zoontje!” mungkin demikian instruksi Rene Alberts yang terdengar di ruang ganti. Sampai ketika sebelas orang Pasukan Ramang kembali ke lapangan guna memulai babak kedua sambil memperlihatkan gestur haus kemenangan. “Prit!”, ketika peluit yang dipegang wasit Thoriq Al Khatiri berbunyi nyaring, seketika itu pula, M. Rachmat dan kawan-kawan serempak mulai menampilkan permainan greget.

BACA JUGA: Wiljan Pluim dan Trilogi Pertamanya di PSM

BACA JUGA: Membandingkan Tiga Tim Asuhan Robert Rene Alberts

BACA JUGA: Mencari Kedewasaan Bersepak Bola

Secara intensif PSM menekan Persija dari mulai detik awal, hasilnya beberapa kali Rachmat mampu bergerak meliak-meliuk, menyisir sisi kanan pertahanan Persija, dan mengancam dengan tendangan spekulatif jarak jauh. Tepat dari sisi kanan, Zulkifli dibantu Tawainella juga tak mau ketinggalan pamer crossing melayani Reinaldo Elias.

Disiplin lini pertahanan yang digalang Maman Abdurrahman dan Willian Pacheco yang sebelumnya kokoh pun mulai kepayahan, tepat pada menit ke-66 sebuah tendangan placing indah dari Rachmat nyaris merobek jala gawang Andritany, andai tak diselematkan oleh tiang gawang.

Robert Rene memberikan arahan kepada Pluim, harap-harap cemas menanti gol yang tak kunjung datang di sepertiga paruh waktu akhir pertandingan. Sementara itu, dari sudut lain Klok mencium bola sepak pojok yang bakal ditendangnya dan seperti biasa, Titus Bonai menggoyang-goyangkan jala Andritany supaya Persija lekas kebobolan.

Wajar saja, PSM saat itu memang tengah on-fire usai tak terkalahkan di dua laga awal dan bertengger di papan atas klasemen liga. Semangat optimisme guna membuktikan prediksi para pandit bahwa pada musim 2017, PSM bakal juara, membara sejadi-jadinya saat bersua Persija.

Diperparah hukuman kartu merah untuk Sandi Darma Sute, selama kurun waktu hampir 13 menit lini pertahanan Macan Kemayoran digempur habis-habisan hingga akhirnya jebol juga. Catatan 5 penyelamatan gemilang Andritany tak mampu hindarkan anak asuh Teco dari terkaman maut Pluim usai manfaatkan umpan Reinaldo pada menit ke-79.

Previous
Page 1 / 2