Suara Pembaca

Habis Manis, Higuain Dibuang

Kembali ke 27 Juli 2016, Juventus membuat sensasi dengan meresmikan kedatangan Gonzalo Higuain, sosok predator yang akhirnya dibuang La Vecchia Signora di awal musim 2020/21. Pada saat itu dana sebesar 90 juta euro dikucurkan guna mengaktifkan klausul dari Napoli. Tentu kepindahannya membuat murka kubu I Partenopei.

Bagaimana tidak, pindah ke Juventus, yang tidak hanya pesaing di liga namun juga merambah ke rivalitas antara daerah Italia Utara dan Italia Selatan, tentu saja merupakan sebuah pengkhianatan atas cinta dan pengorbanan dari Napoli.

Sontak sosok Higuain mulai dibuang dari sendi-sendi kehidupan para fans. Mereka yang melampiaskan kemarahan mulai dari membakar poster Il Pipita, melempar jersi sang pemain ke kloset, hingga melabeli dirinya dengan sebutan Judas, merujuk pada sosok Yudas Iskariot yang mengkhianati Yesus Kristus dalam literasi Kekristenan.

Hubungan presiden Aurelio De Laurentiis yang dengan bomber Argentina tersebut pun mulai memburuk. Hingga sang legenda Diego Maradona yang menganggap transfer Higuain ke Juventus terlihat curang karena tes medis dilakukan secara rahasia di Madrid. Kali ini Higuain benar-benar dibuang dan dicampakkan oleh seisi klub. Bukanlah perpisahan yang indah.

Di satu sisi Juventus tak bergeming dengan cemoohan dari selatan, kedatangan sang top skorer Serie A 2015/2016 tersebut membawa sorak-sorai dan harapan bahwa Nyonya Tua akan membawa kembali trofi Liga Champions ke tanah Turin bersama nama-nama pemain baru lainnya seperti Marko Pjaca hingga Miralem Pjanic.

Berbekal 38 gol yang dicetaknya pada Serie A di musim tersebut, harapan publik kepada Il Pipita tentu melambung tinggi dan berdoa agar investasi mereka tidak terbuang sia-sia. Di musim debut bersama Juventus ia kembali menggila, tidak hanya berhasil menggondol trofi Serie A dan Coppa Italia.

Di Liga Champions mereka berhasil melaju hingga ke final dan mengalahkan nama-nama seperti Barcelona dengan trio Messi, Suarez, Neymarnya dan darah muda AS Monaco. Higuain sendiri masih bertaji dengan torehan 32 gol di semua ajang dan 24 gol di liga.

Namun di final Liga Champions, mereka harus dipermalukan oleh sang juara bertahan Real Madrid dengan skor 1-4. Dan Higuain sendiri tidak mampu berbuat banyak untuk menyelamatkan klubnya.

Musim-musim berikutnya manajemen Juve sadar bahwa seorang Higuain bukanlah jaminan jika ingin menguasai Eropa. Maka Higuain dibuang pelan-pelan dengan datangnya Cristiano Ronaldo, salah satu olahragawan terbaik yang ada di muka bumi dan juga nemesis yang sering memberi luka perih dan mengoyak jala Giorgio Chiellini dan kawan-kawan.

Kedatangan CR7 tentu menambah sesak daftar penyerang yang ada di kubu Juventus, sehingga mereka harus memilih tumbal. Tak disangka, sosok Higuain yang merupakan pemain kunci dan ujung tombak mereka dalam dua musim terakhir menjadi korban dan akhirnya dibuang.

Bersama Mattia Caldara, Higuain berlabuh ke San Siro dengan status pinjaman dan opsi dipermanenkan. Bagi Milania bisa menjadi sosok striker tajam yang dicari-cari Milan setelah proyek jor-joran mereka musim lalu gagal total dan striker yang direkrut macam Andre Silva dan Nikola Kalinic melempem.

Bagi Higuain, keadaan ini tentu membuat motivasi sang pemain berlipat ganda karena merasa terbuang dari Turin dan ingin menunjukkan bahwa dirinya belum habis. Namun Higuain telah kehilangan dirinya yang dulu.

Performanya tidak buruk-buruk amat. Dari 15 penampilan di Serie A bersama di mampu mencetak 6 gol, namun tentu itu bukanlah standar yang diharapkan untuk striker sekaliber Higuain. Apalagi Milan masih dalam perjalanan menuju bangkit dan dihinggapi inkonsistensi.

Namun cerita Si Hidung Pipa di San Siro hanya berlangsung setengah musim saja. Higuan kembali dibuang dan Chelsea resmi meminjam dirinya dengan opsi untuk dipermanenkan.

Previous
Page 1 / 2