Dinamika Arsenal di penutupan jendela transfer yang lalu masih menjadi misteri untuk sebagian orang. Setelah menyatakan tak ada dana untuk membeli pemain berkaliber besar, tiba-tiba, The Gunners mengajukan tawaran 92 juta paun untuk Thomas Lemar. Dari mana uang itu berasal? Dan mengapa kesepakatan gagal terjalin padahal sudah terjadi kata sepakat?
Aksi mengajukan proposal senilai 92 juta paun tersebut, oleh sebagian besar orang, dipandang sebagai aksi menggertak saja. Terutama, menjadi usaha Arsenal untuk mencegah Lemar bergabung dengan Liverpool. Maklum, pemain AS Monaco tersebut menyatakan, lewat agennya, lebih memilih Liverpool ketimbang Arsenal.
Ada juga anggapan yang berkembang bahwa dana setinggi itu berasal dari penjualan Alexis Sanchez ke Manchester City. Banyak pengamat dan media yang memperkirakan sudah terjadi aksi jual dan beli antara Arsenal dan City perihal Alexis yang melibatkan uang hingga 70 juta paun. Namun, anggapan ini pun akhirnya mentah juga.
Selain dua anggapan di atas, ada satu perkiraan lagi yang berkembang. Arsenal dipandang hanya ingin meyakinkan para suporternya bahwa mereka punya dana besar. Padahal, sebenarnya, mereka sudah kehabisan dana untuk membeli pemain baru lagi. Apa yang sebetulnya terjadi? David Ornstein membuat rangkuman kejadian yang menarik untuk disimak.
Musim 2016/2017 yang lalu, Arsenal menghabiskan lebih dari 100 juta paun untuk membeli pemain. Saat itu, The Gunners mendaratkan Granit Xhaka, Shkodran Mustafi, Lucas Perez, Takuma Asano, dan Rob Holding. Aksi belanja musim tersebut menjadi salah satu musim di mana Arsenal mengeluarkan banyak uang untuk mendatangkan pemain.
Menyambung musim 2016/2017, Ornstein mendapatkan informasi yang dekat dengan klub bahwa Arsenal akan punya dana yang lebih besar untuk menyambut musim 2017/2018. Namun, nampaknya informasi tersebut belum cukup akurat lantaran di jendela transfer yang baru saja berlalu, praktis Arsenal hanya mengeluarkan 50 juta paun untuk mendapatkan Alexandre Lacazette.
Oleh sebab itu, sebagian besar dana transfer sudah dihabiskan untuk membeli Lacazette sekaligus membayar gaji si pemain. Selain itu, Arsenal juga mengeluarkan dana untuk menutup gaji Sead Kolasinac. Rincian gaji dan perhitungan keuangan akan disajikan oleh Swiss Ramble dalam beberapa hari ke depan.
Arsene Wenger sendiri menjadikan Thomas Lemar sebagai target utama. Selain itu, kerja Wenger juga difokuskan untuk mempertahankan Alexis Sanchez, Mesut Özil, dan Alex Oxlade-Chamberlain yang kontraknya tinggal menyisakan satu musim. Untuk mencapai tujuan tersebut, Arsenal harus mengumpulkan banyak dana dan membebaskan struktur gaji supaya tak melanggar aturan gaji dari Liga Primer Inggris.
Oleh sebab itu, Wenger memasukkan beberapa nama ke dalam daftar jual. Mereka adalah Wojciech Szczęsny, Olivier Giroud, Jack Wilshere, Mohamed Elneny, Kieran Gibbs, Calum Chambers, Carl Jenkinson, Chuba Akpom, dan beberapa pemain lagi yang tidak dirinci. Kemungkinan, Theo Walcott juga masuk dalam daftar ini.
Arsenal mengirimkan pemberitahuan kepada beberapa klub dan agen perihal keberadaan daftar jual ini. Sayang, rencana Wenger tak berjalan lancar. Seperti misalnya Giroud dan Wilshere yang memutuskan bertahan. Lucas Perez sebenarnya akan dipertahankan mengingat Giroud yang akan dijual. Namun, Lucas justru menegaskan bahwa ia tak mau bertahan.
Untuk masalah Lucas, sebenarnya Wenger cukup ngotot untuk mempertahankan pemain asal Spanyol tersebut. Meski pada akhirnya, gagal mengubah pendirian Lucas, Wenger memberi lampu hijau, namun hanya dengan skema peminjaman, bukan melepas secara permanen.
Masalah lain muncul ketika penjualan Gibbs membutuhkan waktu yang lebih lama dari yang diperkirakan. Selain itu, tiba-tiba, Gabriel Paulista tertarik dengan prospek hengkang ketika Valencia mengajukan tawaran. Situasi yang sama juga berlaku untuk Shkodran Mustafi yang ingin hengkang seiring ketertarikan Internazionale Milano dan Juventus.
Sebenarnya, melepas Gabriel dan Mustafi sudah sesuai dengan rencana Arsenal semula, yaitu melepas pemain, mendapatkan dana, dan melonggarkan beban gaji. Namun, pada akhirnya, hanya Gabriel yang dilepas karena Arsenal tak bisa mendapatkan pengganti Mustafi.
Ketika Wenger tengah fokus melepas beberapa pemain di atas, masalah lain muncul. Ketika kembali dari gelaran Piala Eropa U-21, Hector Bellerin menemui Wenger dan menyampaikan bahwa ia ingin hengkang. Sikap Bellerin ini muncul menyesuikan dengan ketertarikan Barcelona kepadanya. Apakah gagal hengkang ke Barcelona menjadi alasan penurunan performa Bellerin? Bisa jadi begitu.
Sementara itu, tiga pemain yang ingin dipertahankan justru meminta dijual. Chamberlain misalnya. Ia menolak tawaran kontrak baru dengan gaji 180 ribu paun per pekan apabila Arsenal berhasil kembali ke Liga Champions. Chamberlain justru memutuskan, sekaligus menegaskan bahwa ia tak mau lagi bermain untuk Arsenal.
Mesut Özil pun masih belum menegaskan sikapnya. Sudah sejak Maret, perwakilan Özil dan Arsenal belum lagi membicarakan perpanjangan kontrak baru. Dan yang paling menyesakkan adalah Alexis Sanchez juga menegaskan bahwa ia ingin dilepas. Saat itu, ketertarikan City semakin menguat.
Wenger menyikapinya dengan menegaskan bahwa Alexis boleh hengkang apabila ada tawaran dengan nilai transfer besar yang masuk dan Arsenal mendapatkan pengganti yang sepadan. Alasan ini dipilih Wenger lantaran tak banyak klub besar yang tertarik dengan Özil. Dana untuk berbelanja hanya bisa dikumpulkan dengan melepas Alexis, yang banderolnya menyentuh 70 juta paun.
Wenger dikabarkan kaget dan sangat kecewa dengan sikap Chamberlain. Ketika keduanya bertemu, Wenger tak mau tedeng aling-aling dan mempersilakan Chamberlain untuk pergi. Nilai jual Chamberlain memang sejak awal sudah ditetapkan senilai 35 juta paun dan Liverpool dengan senang hati melunasinya.
Menjelang berakhirnya jendela transfer, Arsenal sebenarnya punya dana, namun jumlahnya tidak signifikan untuk membeli pemain berkaliber besar, seperti Lemar atau Julian Draxler. Hal ini disampaikan oleh Arsenal kepada beberapa klub dan agen yang menawarkan pemainnya ke Arsenal.
Situasi sedikit berubah ketika City menaikkan tawaran hingga 70 juta paun untuk Alexis. Arsenal meresponsnya dengan mengajukan tawaran 92 juta paun untuk Lemar. Maka bisa dilogika bahwa sebelum melepas Alexis, Arsenal punya dana sekitar 30 juta paun saja. Dari penjualan Alexis sekitar 70 juta paun, yang bisa digunakan untuk transfer berkisar antara 55 hingga 60 juta paun.
Sisa dana yang tak digunakan untuk transfer akan dijadikan dana cadangan untuk masa depan. Dengan kata lain, Arsenal akan “menabung” dahulu untuk menambah jumlah dana transfer di dua jendela transfer yang akan datang, yaitu musim dingin Januari dan musim panas di akhir musim nanti.
Namun apa yang mau dikata, proses pembelian Lemar gagal lantaran si pemain ragu-ragu dengan prospek bergabung dengan Arsenal. Selain itu, jendela transfer juga semakin mepet dan Wenger kehabisan waktu. Kelambanan selalu menjadi tajuk di musim panas ini. Dan pada akhirnya, Alexis tak jadi berseragam City.
Di balik layar, kerumitan seperti itu yang terjadi. Yang jelas, Arsenal menderita kerugian lantaran gagal melepas pemain yang tak bahagia dan gagal mendapatkan pemain yang dibutuhkan. Dari sisi ekonomi, Arsenal cukup sukses karena menangguk laba. Dan meski Ivan Gazidis menyatakan aktivitas transfer kali ini cukup sukses, di atas lapangan, Arsenal kekurangan amunisi kelas elite.
Baca juga: Supaya Klaim Ivan Gazidis Soal Suksesnya Transfer Arsenal Lebih Berfaedah
Pernyataan lengkap Ornstein bisa Anda baca di sini:
Quick attempt to answer some Qs on #AFC window. Likes of @SwissRamble @AST_arsenal far better & more forensic on finances + results/AGM soon pic.twitter.com/LSDoAfZ1kp
— David Ornstein (@David_Ornstein) September 4, 2017
Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen