Suara Pembaca

Buah Penantian Panjang Marcos Alonso

“Menunggu merupakan pekerjaan yang paling membosankan.” Kalimat tersebut merupakan kalimat yang cukup familiar bagi kita semua. Penantian akan sebuah hal tanpa adanya sebuah kepastian, membuat harapan yang semula membumbung tinggi perlahan semakin menipis. Itulah yang dirasakan Marcos Alonso dalam beberapa waktu ke belakang.

Memasuki tahun keempat pengabdiannya di klub London Biru sejak 2016, statistik penampilannya tidak lagi menggembirakan. Namanya yang biasa menghiasi susunan sebelas pertama pada musim-musim sebelumnya, kini jarang terlihat lagi di lapangan hijau pada musim ini.

Friksi kecil yang terjadi di antara dirinya dan sang pelatih kala itu, Frank Lampard, membuat lulusan akademi Real Madrid tidak disertakan sejak pertandingan pekan keempat Liga Inggris sampai dengan pekan kesembilan belas, bahkan untuk sekadar masuk dalam daftar pemain cadangan pun tidak.

Praktis kelanjutan kariernya di klub London Biru tersebut penuh dengan ketidakpastian sehingga membuat namanya sempat masuk dalam bursa transfer klub di musim dingin 2020/2021. Sampai dengan pekan kesembilan belas Liga Inggris, mantan pemain Sunderland ini hanya bermain sebanyak 225 menit.

Berdasarkan data dari transfermarkt.com hal ini menempatkannnya dalam pemain di posisi keempat dari bawah dengan menit penampilan paling sedikit dalam paruh musim pertama kompetisi Liga Inggris bagi klub yang bermarkas di stadion Stamford Bridge ini.

Lengsernya Frank Lampard dari kursi Pelatih Chelsea pada Januari 2021 dan digantikan oleh Thomas Tuchel membawa perubahan dalam penantian Marcos Alonso. Pertandingan pekan kedua puluh Liga Inggris, saat Chelsea berhadapan dengan Wolverhampton Wanderers, merupakan pertama kalinya namanya masuk dalam daftar cadangan.

Pada pertandingan selanjutnya penantian Marcos Alonso benar-benar berakhir. Ia kembali menghiasi susunan sebelas pertama ketika The Blues menghadapi Burnley, bahkan di laga come back-nya kali ini, ia mampu menciptakan sebuah gol.

Penetrasinya ke kotak penalti lawan untuk menyambut umpan dari Christian Pulisic dengan tendangan kaki kiri tak mampu dihadang oleh kiper Burnley, Nick Pope, dan membawa Chelsea menjauh 2-0.

Terhadap penampilannya dalam pertandingan tersebut, laman statistik whoscored.com bahkan memberikan rating 7,7 bagi pemain yang terakhir kali turun ke lapangan hijau pada bulan September 2020 lalu.

Penampilan apik Alonso pada satu pertandingan ini memang tidak dapat menjadi garansi sebagai jaminan namanya tetap akan ada dalam susunan sebelas pertama Chelsea ala Tuchel di kemudian hari.

Selain konsistensi yang diperlukan, kehadiran Ben Chilwell yang notabene menjadi “pesaing” Alonso di sisi kiri pertahanan cukup mumpuni ketika mendapat kesempatan bermain.

BACA JUGA: Membedah Kai Havertz dalam Kacamata Taktik Frank Lampard

BACA JUGA: Mengkritik Kepa Arrizabalaga

Menariknya bagi Tuchel sebenarnya kehadiran Alonso mampu memberikan variasi skema permainan baru bagi juara Liga Champions musim 2011/2012 ini. Pasalnya eks pemain Fiorentina ini fasih bermain dalam dua posisi berbeda, bek kiri maupun gelandang kiri.

Berdasarkan data dari transfermarkt.com dalam 153 pertandingan yang sudah dijalani bersama klub milik Roman Abramovich ini, Alonso bermain 83 kali sebagai gelandang kiri, sedang sisanya sebagai bek kiri.

Bermain dalam dua posisi tersebut merupakan hal yang lazim dilakukan oleh sang pemain, ketika Chelsea menjuara Liga Inggris musim 2016/2017, Alonso berperan sebagai gelandang kiri dalam formasi 3-4-2-1.

Kehadiran sang pemain sebagai penguasa sektor kiri pertahanan atau ditempatkan di depan Chilwell dalam formasi empat bek dan empat gelandang sejajar, tentu memperbanyak skema penyerangan ketika aliran serangan dari tengah buntu dan tidak berjalan dengan baik.

Tak dapat dipungkiri bahwa musim ini aliran serangan dari sayap yang dilakukan oleh Chelsea tidak maksimal.

Ketiadaan pemain yang dapat bermain dengan baik pada sayap kiri membuat formasi 4-3-3 yang biasa dimainkan tidak berjalan dengan maksimal. Alonso, sebagai gelandang kiri, juga mampu menutup area kosong yang dtinggalkan oleh bek kiri yang melakukan overlap ke daerah pertahanan lawan.

Kemampuannya dalam melakukan eksekusi tendangan bebas yang mumpuni setidaknya memberikan nilai tambah dan memberikan opsi pilihan penendang bebas ketika terdapat tendangan bebas baik didepan kotak penalti maupun memberikan asis yang akan disambut oleh para pemain lainnya di depan gawang lawan.

Performa Alonso, Chilwell, dan Emerson tentu diharapkan mampu berjalan dengan baik untuk menutupi kelemahan sektor kiri permainan pada musim ini, baik ketika mereka hanya tampil satu orang atau bahu-membahu bersama ketika diturunkan sekaligus di lapangan.

BACA JUGA: Hikayat Damien Duff di Tanah Britania

BACA JUGA: Christian Pulisic di Chelsea: Beban Berat Penerus Eden Hazard

Chelsea terkenal dengan banyaknya gelandang atau sayap kiri yang memiliki kemampuan cukup mumpuni untuk menerobos garis pertahanan tim lawan. Sebut saja Damien Duff, Jesper Gronkjaer hingga Pedro dan Eden Hazard. Mereka menjadi jaminan mutu pergerakan dari sayap permainan untuk mengekspolitasi area pertahanan tim lawan.

Kepercayaan yang diberikan oleh Tuchel kepada Alonso tentu harus dijawab oleh sang pemain. Sang pelatih kini kembali memanggilnya untuk masuk dalam rencana menghidupkan sisi kiri permainan Chelsea sekaligus asa pria kelahiran kota Madrid terhadap kelanjutan kariernya.

Selain itu jika mampu memberikan penampilan baik di sisa musim ini tidak menutup kemungkinan namanya akan masuk dalam pantauan Luis Enrique sebagai pelatih timnas Spanyol untuk memperkuat pasukan La Furia Roja di pagelaran Piala Eropa 2020 yang rencananya akan diselenggarakan pada pertengahan tahun ini.

Faktanya selama ini meskipun penampilannya cukup bagus bersama klub, Alonso masih kesulitan untuk mendapatkan posisi di timnas. Ia baru bermain dalam tiga pertandingan dan terakhir memperkuat tim nasional pada tahun 2018.

Masih banyak sisa pertandingan Chelsea musim ini, dan itu berarti masih banyak harapan dan peluang bagi Alonso untuk membuktikan kapasistasnya di lapangan. Kini meski usai sudah penantian panjangnya untuk kembali bermain The Blues, Alonso masih harus sabar menunggu kembali berseragam merah ala tim Matador.

*Penulis dapat ditemui di akun Twitter @freddisidauruk