Semua orang di negeri ini sudah menunggu-nunggu kapan Liga Indonesia dilanjutkan kembali? Padahal semua sudah direncanakan. Jadwal sudah diterbitkan, bahkan sejumlah klub sudah melakukan persiapan matang.
Sebagian mereka yang berada di luar pulau Jawa telah merapat menuju kandang sementara. Sesuai kesepakatan, lanjutan liga musim 2020 akan kembali berlangsung awal bulan Oktober dengan seluruh pertandingan diselenggarakan di pulau yang bahkan merupakan episentrum penularan COVID-19.
Semua juga telah diduga sebelumnya. Di tengah carut marut dan kontroversi tentang keberlangsungan sepak bola di tengah pandemi, rencana tinggal rencana. Persiapan tim kembali menjadi sia-sia.
Beberapa hari jelang restart liga, bahkan saat pertandingan pertama siap dilakukan, kabar yang tidak terlalu mengejutkan ditegaskan. Kembali, ternyata Liga Indonesia belum dapat dilanjutkan.
Dengan alasan penyebaran virus corona yang masih terus menggila, kepolisian tidak menerbitkan izin keramaian. Pupus sudah harapan untuk menyaksikan sepak bola yang mungkin menjadi hiburan di tengah situasi pandemi yang tidak menyenangkan.
Tidak patah arang, PSSI memutuskan menunda kembali liga selama satu bulan, dengan kata lain seharusnya Liga 1 dan Liga 2 kembali bergulir 1 November mendatang.
“Menyikapi hal ini, PSSI menghormati dan memahami keputusan Mabes Polri. Pertimbangan keamanan, keselamatan, dan kemanusiaan paling utama. Kami mohon waktu satu bulan agar bisa menggulirkan kompetisi kembali,” tutur Mochamad Iriawan, dalam konferensi pers di kantor Menpora beberapa waktu lalu.
Namun 1 November sudah tinggal beberapa jam lagi. Sayangnya keberlangsungan lanjutan kompetisi belum juga tampak jadi nyata. Saat negara-negara lain telah lama memulai kembali sepak bola yang beradaptasi dengan pandemi, Indonesia tidak demikian.
Lantas kapan sebaiknya Liga Indonesia dilanjutkan? Jawaban pertama tentu saja saat pandemi tiada lagi. Dan nahasnya itu adalah saat dimana tidak ada satu pun orang tahu waktu pastinya.
Hampir satu tahun setelah kasus pertama ditemukan, pandemi ini belum juga menunjukkan tanda-tanda akan mereda.
Beredar kabar vaksin telah ditemukan, namun lagi-lagi bukan jaminan virus mematikan akan dengan mudah dikalahkan. kalaupun semua orang telah menerima vaksinasi, semua masih terus dituntut menjalankan tatanan dan kebiasaan hidup baru. Jaga jarak, jaga kebersihan, dan pembatasan lainnya.
Jawaban kedua tentang kapan sebaiknya Liga Indonesia dilanjutkan mungkin saat semua orang sudah dapat beradaptasi. Mungkin sepak bola tidak akan sama lagi. Tanpa penonton, dengan semua prosedur yang merepotkan. Tapi bukankah memang tidak akan pernah ada yang sama setelah pandemi?
Tidak usah jauh-jauh ke Eropa dimana liga-liga besar telah berlangsung kembali. Di Kawasan regional pun demikian. Sepak bola telah kembali dimainkan dengan berbagai penyesuaian. Stadion-stadion yang kosong tanpa penonton, pemain-pemain yang tidak berjabat tangan, hingga pemain cadangan yang kini duduk berjauhan.
Semua beradaptasi di tengah pandemi. Dan rasanya hal itu pula yang harus sama-sama kita lakukan untuk sepak bola. Bukan hanya klub yang harus melakukan berbagai prosedur merepotkan, tapi suporter harus beradaptasi menahan diri menikmati sepak bola dengan cara berbeda.
Mungkin bukan sepak bola yang ideal, tapi bukankan hanya mereka yang mampu beradaptasi yang akan bertahan di situasi tidak menyenangkan?
Kini kabarnya sepak bola akan benar-benar kembali. Yang terbaru pada Kamis, 29 Oktober 2020 kompetisi sepak bola nasional musim 2020 akan dilanjutkan pada awal tahun 2021.
“Rapat Exco PSSI menghasilkan keputusan bahwa PSSI menunda seluruh kompetisi yakni Liga 1, 2, dan 3 pada tahun 2020 ini. Selanjutnya kompetisi akan dimulai lagi pada awal 2021 mendatang,” kata Plt Sekjen PSSI, Yunus Nusi dalam rilis resmi PSSI.
Direktur utama PT LIB, Ir. Akhmad Hadian Lukita menyatakan pihaknya akan bergerak cepat untuk menjalankan amanah yang sudah diberikan PSSI tersebut.
“Kami akan bergerak cepat. Dalam waktu dekat akan mencari solusi yang terbaik bagi kelanjutan kompetisi musim 2020. Segala aspek akan kami pertimbangkan agar bisa menentukan kebijakan yang paling tepat dari situasi yang dihadapi sepak bola Indonesia saat ini,” jelas Akhmad Hadian Lukita, sehari berselang.
Nyata memang sepak bola selama ini mati bukan karena corona, tapi karena kita ada di Indonesia.