Kolom

Karantina COVID-19 dan Dampak Psikologis Bagi Para Pesepak Bola

Pandemi COVID-19 telah menyebabkan aktivitas sehari-hari berhenti secara tiba-tiba dan menyebabkan jutaan orang harus berada dalam karantina, termasuk para pesepak bola. Situasi ini jarang terjadi dalam karier mereka dan dapat menyebabkan ketegangan mental yang mengerikan.

Bagi para pemain LaLiga, kesulitannya tidak jauh berbeda. Namun, berkat peran departemen psikologi klub masing-masing, mereka mampu mengelola situasi yang menantang menggunakan teknik yang juga dapat membantu masyarakat lebih luas.

Psikolog dari beberapa klub seperti Athletic Club dan Sevilla FC menjelaskan bagaimana para pesepak bola dilatih untuk menjalani karantina pandemi COVID-19 dan bagaimana mereka dapat membantu orang lain. Menjaga rutinitas, mejalani aktivitas sehari-hari, dan tetap menjalani latihan adalah beberapa kunci untuk terus menjaga kondisi terbaik ketika kompetisi kembali.

BACA JUGA: LaLiga Genuine Santander, untuk Pemain dengan Keterbatasan Intelektual

Juan Manuel Gamito, koordinator departemen psikologi untuk akademi Sevilla FC, menjelaskan: “Seorang atlet juga manusia, sehingga efek yang mereka derita (akibat karantina pandemi COVID-19 ini) sama dengan masyarakat pada umumnya. Namun para atlet di level kompetisi teratas adalah orang-orang yang terbiasa memiliki ritme kegiatan yang sangat jelas.”

Ketika berbicara tentang rutinitas, seorang pesepak bola pasti memiliki jadwal pasti, yang dapat mengalihkan kejenuhan mereka selama karantina pandemi COVID-19. “Mereka memiliki agenda yang sudah ditentukan, terkadang seminggu sebelumnya, dari saat bangun dan tidur, hingga rencana makanan tertentu, hingga berjam-jam latihan dan istirahat.”

“Rangkaian kegiatan yang menjadi rutinitas tersebut biasanya diterima dari orang Iain (seperti pelatih atau pelatih fisik), sehingga mereka terbiasa ‘diarahkan’. Namun ternyata ada efek samping yang dirasakan para pesepak bola yakni sulit untuk berada di ruang pribadi baru di mana mereka harus mengatur berbagai hal secara mandiri,” sambung Gamito.

Dengan mempertimbangkan hal ini Gamito dan para psikolog klub lainnya mencoba untuk memberanikan diri para pemain untuk “menjadwalkan kegiatan harian” mereka selama karantina pandemi COVID-19 sehingga para pemain dapat mengingat apa yang harus dilakukan setiap hari.

“Dalam agenda ini, ada jam-jam tetap yang harus dipertahankan, seperti waktu makan dan tidur, selengkap mungkin.”

Sementara itu psikolog klub Athletic Bilbao, David Rincon, menambahkan tak hanya fokus pada rutinitas dan mencoba menemukan ruang pribadi untuk melanjutkan latihan rutin ada beberapa cara lain untuk menjaga agar seorang pesepak bola tak terus-menerus dilanda kebosanan di tengah proses karantina ini.

“Salah satunya adalah menjaga makanan dan, di atas segalanya, terus berbicara dengan orang lain sehingga perubahan situasi yang sedang mereka hadapi tidak begitu terlihat.”

Meskipun seorang pesepak bola agak lebih siap untuk saat-saat stres dan terbiasa dengan rutinitas dan pedoman yang ketat, ketidakpastian situasi saat ini masih bisa menjadi tantangan yang signifikan. Salah satu cara untuk mengatasi ketidakpastian dan stres adalah melalui perencanaan.

Bagi Gamito, sangat penting untuk “menghentikan kegiatan hari itu” dan “membuat daftar kegiatan yang paling kita nikmati dan menjadwalkannya: baik di awal hari atau di akhir.” Penjadwalan kegiatan tersebut dapat membantu kita dalam mengatasi penyebaran wabah COVID-19, dan membantu banyak negara untuk mencegah masyarakatnya pergi keluar rumah untuk beraktivitas.

Selama masa karantina pandemi COVID-19 di rumah, kecemasan dan depresi sering terjadi. Untuk alasan ini, klub fokus pada pengiriman informasi yang jelas tentang kunci psikologis, studi, rutinitas, atau nutrisi. Athletic Bilbao misalnya, mengirim materi tentang hal-hal tersebut ke semua pemain dan pelatih di semua area klub melalui platform digital kepada mereka.

“Dengan beberapa tim, beberapa sesi latihan dilakukan melalui platform digital kami perlu berbicara tentang bagaimana kami mengatasi situasi ini dan apa aspek positifnya,” kata Rincon. “Penting bagi semua orang untuk mengekspresikan perasaan mereka.”

BACA JUGA: LaLiga Kantongi Donasi 140 Ribu Euro untuk Memerangi Pandemik Corona

Sevilla FC juga telah mengembangkan korespondensi semacam itu untuk disebarluaskan di antara para pemain, staf dan keluarga mereka, di mana rekomendasi diberikan untuk membantu mengelola karantina pandemi COVID-19 ini dengan lebih baik. “Ini membantu untuk tidak hanya fokus pada tidak menyebarkan virus, tetapi untuk mencegah stres yang berlebihan baik pada pemain dan keluarga mereka,” kata Gamito.

Dengan tantangan masa depan, masyarakat di seluruh dunia perlu bekerja sama. Di dalam klub sepak bola, ini sudah menjadi pesan yang dipahami dengan baik dan gagasan kerja tim akan membentuk bagian penting dari semua pelatihan psikologis.

Tentunya beberapa tips dari Juan Manuel Gamito dan David Rincon tak hanya berguna bagi para pesepak bola profesional saja namun juga dapat ditiru kita semua agar tidak bosan dalam melewati masa karantina pandemi COVID-19.

Kita dapat mulai menyiapkan rencana kegiatan harian secara mandiri, menjaga pola makan, berlatih dan berolahraga di rumah hingga terus menjaga komunikasi sosial melalui platform digital yang kita miliki.

Semoga kita dapat melalui masa-masa sulit ini dan tetap sehat, tetap semangat meskipun #dirumahaja!