Nasional

Jalur Politik PSSI

Setidaknya terdapat tiga nama mantan ketua PSSI yang kini duduk nyaman di kursi dunia politik. Meski sempat menyanggah bila dikatakan mereka menjadikan PSSI sebagai alat politiknya, namun rasanya sulit menampik bila popularitas sebagai modal merebut kuasa didapat dari sana.

Entah dari prestasi atau sekadar kontroversi, nyatanya nama-nama Edy Rahmayadi, Djohar Arifin Husin, hingga La Nyalla Mattalitti mulai dikenal publik ketika memimpin federasi sepak bola negeri ini.

Sebut saja Edy Rahmayadi, mantan Pangkostrad yang meminpin PSSI periode 2016-2020 tersebut pernah dengan tegas menyatakan tidak memanfaatkan PSSI ketika maju Pilkada Sumatra Utara. Namun nyatanya maju sebagai Cagub ketika menjabat ketua PSSI tentu menimbulkan stigma buruk terhadapnya.

“PSSI tidak boleh berurusan dengan politik. Untuk Pilkada Sumatera Utara (Sumut), saya tidak memanfaatkan PSSI,” katanya dulu.

Baca juga: Panggung Politik Sepak Bola

Sempat merangkap jabatan usai terpilih menjadi Gubernur Sumatra Utara dengan kemenangan 3.291.137 suara atau 57,6 persen, akhirnya pria kelahiran Sabang berpamitan kala Kongres PSSI yang tengah berlangsung di Bali, tepatnya di Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort, Januari lalu.

Padahal sebelumnya Edy menang mutlak dalam pemilihan di Kongres PSSI yang digelar di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Kamis (10/11/2016). Dengan mengantongi 76 suara, jauh melebihi seniornya, Moeldoko, mantan Panglima TNI yang memperoleh 23 suara, dan Eddy Rumpoko yang hanya mendapat satu suara.

Tidak dapat dipungkiri berkat sepak bola dan jabatannya sebagai Ketua PSSI, Edy Rahmayadi mulai dikenal publik sebagai salah satu tokoh nasional.

Selain Edy Rahmayadi kini ada nama Djohar Arifin Husin yang juga terpilih menjabat jabatan politik. Bedanya mantan ketua PSSI periode 2011-2015 itu terpilih sebagai anggota DPR RI. Melaju dari Dapil Sumatra Utara 3 dengan dukungan Partai Gerindra, pria yang juga aktif sebagai guru besar di Universitas Islam Sumatra Utara ini meraup 41.705 suara.

Baca juga: Klub Sepak Bola dan Partai Sepak Bola

Lebih moncer bagi La Nyalla Mattaliti. Mantan ketua PSSI penuh kontroversi tersebut baru saja terpilih sebagai Ketua DPD. Meski bukan orang baru di dunia politik, namanya lebih dikenal sebagai pengurus sepak bola.

Walau hanya menjabat kurang lebih satu tahun, La Nyalla tidak akan terlupa karena di bawah kepemimpinannya PSSI berada di titik nadirnya.

Di panggung politik kiprahnya tidak kalah kontroversial. Sempat menjadi bagian tim pemenangan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto saat Pilpres 2009, lima tahun kemudian, ia menjadi bagian timses Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan menjadi bagian Partai Gerindra.

Januari 2018, La Nyalla mengaku dimintai mahar politik Rp 40 miliar diduga oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto jika ingin dicalonkan sebagai Gubernur Jawa Timur, namun semua dibantah pihak Gerindra.

Sebelum memutuskan mendaftar sebagai calon PDP Jawa Timur, di pengujung 2018 La Nyalla menyeberang ke Partai Bulan Bintang. Kala itu dia kembali membuat kontroversi dengan mengakui telah menyebar fitnah tentang Jokowi pada Pilpres 2014.

Baca juga: Kemewahan Sepak Bola dalam Janji Pilkada Edy Rahmayadi dan Nurdin Halid

Kini pria penuh kontroversi tersebut telah menjabat ketua DPD. Berkat popularitasnya, ia mengantongi 2,2 juta suara guna melaju dari Jawa Timur ke Senayan.

Meski tidak sepenuhnya berkat sepak bola dan jabatan mereka sebelumnya di PSSI, sangat sulit memungkiri sepak bola dan PSSI sedikit banyak berperan dengan raihan suara mereka. Setidaknya untuk popularitas yang mereka dapatkan.

Terlebih bila menengok hasil penelitian Nielsen Sport yang mengatakan bahwa 77 persen penduduk Indonesia memiliki ketertarikan pada sepak bola. Jumlah yang membuat Indonesia berada di peringkat kedua sebagai negara penggemar sepak bola terbesar di dunia. Jumlah yang tentu saja menjadi sasaran empuk guna menjaring swing voters.

Bahkan seorang Prabowo Subianto pernah coba memanfaatkan celah yang sama pada Pilpres 2014. Di depan awak media, ia berjanji kepada masyarakat akan membawa Indonesia ke Piala Dunia jika Prabowo terpilih sebagai presiden. Janji yang tentu saja langsung viral di jagat maya.