Suara Pembaca

Serie A Kembali dengan Gairah Berbeda

Apakah penularan COVID-19 sudah benar-benar berakhir?

Italia sebagai salah satu negara dengan dampak COVID-19 terparah di Eropa menjadi catatan tersendiri. Virus corona hampir melumpuhkan seluruh wilayah di Italia.

Sisi traumatik atau bayang-bayang tentang COVID-19 mungkin masih akan terus berlanjut, terutama bagi tim-tim yang pemain ataupun ofisialnya pernah terjangkit COVID-19.

Para pemain lawan mungkin saja memilih “menghindar” saat bertemu tim yang pemain-pemainnya pernah terjangkit COVID-19.

Ada beberapa opini yang menyarankan agar para pemain bertanding menggunakan masker. Namun rasanya cukup melelahkan dan sesak saat mengenakan masker dalam waktu yang cukup lama, apalagi harus bermain sepakbola 2 x 45 menit dengan tempo yang cukup tinggi dan butuh banyak asupan oksigen,

BACA JUGA: AS Roma dan Penantian Juara yang Tak Kunjung Berakhir

Masih adakah gairah bertanding?

Setelah kompetisi dihentikan sekitar dua bulan lalu, apakah tim masih bisa bermain dengan penuh gairah? Bisa saja tim sudah mulai kehilangan fokus. Trauma terhadap COVID-19, lalu berhentinya proses latihan bersama-sama, membuat sebuah tim harus kembali membangun chemistry.

Walaupun para pemain ditugaskan berlatih mandiri di kediaman masing-masing, namun dengan tidak ada kebersamaan di lapangan seperti latihan hari-hari biasanya.

Hal ini membuat seluruh elemen tim perlu beradaptasi kembali agar tune-in. Semua tim harus kembali bekerja keras demi memperbaiki posisi di papan klasemen dan mengejar target yang diinginkan.

BACA JUGA: Kisah Kurir Ojol yang Bantu Transfer Yuto Nagatomo