Yuto Nagatomo pernah berseragam Inter pada 2011-2018. Tapi tahukah kamu, ada peristiwa unik yang terjadi saat dirinya hendak dipinang La Beneamata?
Situasi “dapur” Inter di winter transfer 2010/2011 mengalami kekacauan. Setelah memecat Rafael Benitez dan menunjuk Leonardo sebagai pengganti, para suporter mulai gusar dengan gagalnya sejumlah bintang merapat ke Giuseppe Meazza di musim panas 2010/2011.
Presiden Inter, Massimo Morrati, lantas menaikkan bujet belanja I Nerazzurri untuk dihabiskan Leonardo di bulan Januari.
Namun setelah mendapatkan Giampaolo Pazzini dari Sampdoria dan Andrea Ranocchia dari Genoa, Leonardo malah membuat sebuah perjudian dengan mendatangkan satu nama yang belum terlalu akrab di telinga Interisti saat itu.
Nama tersebut adalah Yuto Nagatomo yang sedang menjalani masa peminjaman bersama Cesena dari FC Tokyo.
Leonardo yang saat ini menjabat direktur teknik Paris Saint-Germain kala itu ngotot mendatangkan Nagatomo ke Inter. Ia kadung jatuh cinta dengan penampilan dan kecepatan yang dimiliki Nagatomo selama membela I Cavallucci Marini di paruh musim 2010/2011, dan baru saja pulang ke Italia dengan trofi Piala Asia 2011 bersama Jepang.
Satu-satunya yang mengganjal Inter adalah klausul kontraknya dengan Cesena yang mempermanenkan kepindahan sang pemain dari FC Tokyo di akhir Januari 2011. Negosiasi keduanya ternyata berjalan lancar, dan Nagatomo pun resmi menjadi bagian Cesena.
Namun selayaknya seorang pria yang dimabuk kepayang dan nekat mengejar cintanya, Inter dan Leonardo pun berusaha mendekati Cesena untuk meminang Nagatomo.
Pada 31 Januari 2011 petang hari, kedua klub akhirnya membuat sebuah kesepakatan. Inter akan mendapatkan Nagatomo dengan status pinjaman, sementara Cesena mendapatkan Davide Santon sebagai gantinya.
Perjanjian tersebut berlangsung hingga akhir musim 2011/2012. Tapi masalah lain datang. Kontrak tersebut harus dikirim cepat-cepat ke FIGC, PSSI-nya Italia, sebelum bursa transfer ditutup.
BACA JUGA: Lika-liku 120 Tahun FIGC
“Itu sebuah motor…,” ucap salah seorang staf resepsionis Inter kepada Leonardo dan jajaran direksi Inter lainnya kala itu.
“Ya saya tahu Yuto memang cepat seperti sebuah motor, tapi, tolonglah, sekarang kita sedang pusing memikirkan cara mengirim kontrak Yuto dengan waktu yang terbatas,” jawab Leonardo.
“Bukan, bukan… kirimkan saja pengesahan kontrak itu dengan motor ke FIGC. Melihat kemacetan di Milan, sangat tidak mungkin melakukannya dengan mobil,” balas staf tersebut.
Singkat cerita resepsionis Inter itu langsung menghubungi Pony Express, salah satu jasa penyedia kurir ojek online di Italia, untuk mengirimkan pengesahan kontrak barter Nagatomo dan Santon ke kantor FIGC.
Cerita unik itu banyak dibahas oleh media-media Italia, termasuk Sky Sports, yang mengawali julukan Pony Express Boy untuk Nagatomo.
Andai tak ada kurir ojek online, mungkin Nagatomo akan gagal berseragam Inter dan tak akan mencicipi banyak kenangan manis bersama La Beneamata, termasuk gelar juara Coppa Italia di musim debutnya.
Meski tak sedikit juga Interisti yang mengolok-oloknya Nagatomo tetap akan diingat sebagai pemain Jepang dan pemain Asia pertama yang berseragam biru-hitam dalam sejarah klub.
BACA JUGA: Mencintai Yuto Nagatomo Apa Adanya
Soal masa depan Yuto Nagatomo, pelatih Galatasaray, Fatih Terim, dalam konferensi pers Jumat (24/1) lalu, mengatakan bahwa sang pemain memang akan meninggalkan klub dalam waktu dekat.
“Dia sangat dicintai di klub ini, dan kami pun mencintainya. Namun jika ia melanjutkan kariernya di luar sana kami ikhlas, meskipun kami berharap ia akan tetap bersama Galatasaray. Ia akan diterima selama-lamanya di Istanbul,” ujar eks pelatih timnas Turki ini, dikutip dari tuttomercato.it.
Musim ini Nagatomo sudah mencetak dua gol dari 21 penampilan bersama Galatasaray. Ia juga telah mempersembahkan dua trofi Liga Turki, satu trofi Piala Turki, dan satu trofi Piala Super Turki sejak didatangkan dari Inter dengan status pinjaman, tepat di akhir bulan Januari 2018.
Bologna yang santer dikabarkan mendekatinya masih punya waktu beberapa hari lagi sebelum bursa transfer musim dingin 2019/2020 ditutup pada Jumat (31/1) malam waktu Eropa, atau Sabtu (1/2) dini hari WIB.
Nagatomo pun tak akan sendirian jika benar-benar berlabuh ke Stadio Renato Dall’Ara karena sudah ada Takehiro Tomiyasu dan eks rekannya di Inter, Rodrigo Palacio, yang siap menemaninya berjalan-jalan keliling kota.
Mungkin nanti tak akan ada cerita kurir ojek online yang mengantar kontrak Yuto dari Istanbul ke Genoa, tapi siapa tahu ia bisa menikmati sudut-sudut kota Bologna dengan memesan ojek online, sembari mengenang cerita unik transfernya yang selalu terjadi di akhir Januari.
*Tulisan ini dialihbahasakan dari artikel Football Tribe Jepang. Artikel asli dapat dilihat di sini.