Suara Pembaca

Inter Milan Coba Jadi Anomali di Tengah Oligarki Juara Serie A

Inter Milan pada musim 2019/2020 tampil sangat meyakinkan dengan meraih poin penuh setidaknya hingga pekan ke-6 Serie A. Hal itu tentu saja menjadi jawaban bagi pencinta Liga Italia yang mengharapkan juara baru selain Juventus yang sudah 8 kali secara beruntun pesta di kota Turin. Terakhir kali pada musim 2010/2011 juara Serie A tidak jatuh ke tangan Si Nyonya Tua. 

Antonio Conte didatangkan oleh Inter pada musim panas 2019/2020 agar bisa bersaing dengan juara bertahan yaitu Juventus. Setelah setahun menganggur, Conte langsung menerima tawaran Inter dengan menandatangani kontrak sampai 2022. Conte yang pernah juga menangani timnas Italia ini dinilai sangat cocok dengan gaya Inter yang cenderung kuat dalam pertahanan.

Juventus terlalu superior bagi tim-tim Serie A. Usai degradasi ke Serie B pada 2006, perlahan tapi pasti Juventus membangun tim untuk bisa menguasai Serie A kembali. Di saat Juventus masih membangun tim pada 2007 sampai 2012, Inter-lah sang penguasa Serie A, kala ditangani pelatih Roberto Mancini yang  puncaknya saat dilatih Jose Mourinho.

Pada musim 2009/2010 Inter menjadi tim pertama dari Italia yang memenangi treble winners. Saat itu pemain yang bersinar Wesley Seneider dan Diego Milito. Akan tetapi kenangan manis di final Liga Champions itulah yang menjadi pertandingan terakhir Jose Mourinho bersama Inter, sebelum menjadi pelatih Real Madrid pada musim 2010/2011.

Baca juga: Manuver Transfer Para Pemburu Scudetto

Setelah ditinggal Mourinho, Inter seakan kehilangan arah untuk merebut scudetto kembali, bahkan malah sang rival satu kota dari selatan yang menjuarai scudetto satu musim setelah treble winners.

Dengan Romelu Lukaku yang sangat diandalkan Conte, Inter berani  meminjamkan top skor Serie A musim lalu, Mauro Icardi, ke Paris-Saint Gemain. Hal itu untuk memberi jaminan kepada pemain berkebangsaan Belgia tersebut. Conte juga sangat baik pada musim pertamanya melatih klub dengan juara liga. Contohnya terjadi pada musim pertama melatih Juvetus yang dibawanya juara pada musim 2011/2012 dan Chelsea pada musim 2016/2017.

Juventus dan Inter Milan menjadi anomali tersendiri di tanah Italia. Juventus klub asal kota Turin ini menjadi klub tersukses dengan gelar scudetto terbanyak di Serie A yakni 35 kali. Sementara rival mereka, Inter Milan, menjadi klub satu-satunya yang tidak pernah terdegradasi ke Serie B. Inter pun sudah memenangkan scudetto sebanyak 18 kali dan menjadi tim pertama di Italia yang memenangkan treble winners pada musim 2009/2010.

Meski sarat akan rivalitas antara mereka, tetapi dalam hal transfer pemain banyak pemain-pemain bintang yang pernah membela kedua klub raksasa tersebut. Sebut saja Roberto Baggio, Christian Vieri, Edgar Davids, Leonardo Bonucci, bahkan top skor sepanjang masa Inter, Giuseppe Meazza, pun pernah membela Juventus.

Baca juga: Rajukan Christian Vieri dan Cobaan yang Bertubi-tubi

Meski mereka menguasai panggung Serie A dengan gelar terbanyak, kedua klub baik Juve dan Inter baru dua kali memenangkan trofi di Liga Championa. Jauh dari AC Milan yang telah mengangkat 7 trofi Si Kuping Besar.

Meskipun Serie A baru memasuki pekan ke-9, Inter Milan sudah masuk ke tim yang difavoritkan juara Serie A. Bersaing dengana Juventus yang kali ini dilatih Maurizio Sarri. Sang mantan allenatore Napoli belum pernah membawa klubnya juara di tanah Italia. Mampuhkah Inter menjadi anomali di tengah oligarki juara Serie A?