Serie A Italia resmi dimulai pekan ini. Para kesebelasan yang berlaga di Serie A musim 2019/2020 juga sudah memperkuat skuatnya. Semua tim akan bersaing sesuai dengan targetnya masing-masing, baik yang memperebutkan scudetto, maupun saling sikut menghindari degradasi.
Delapan musim terakhir, Juventus selalu menjuarai Serie A. Si Nyonya Tua juara berturut-turut sejak musim 2011/2012, sekaligus menjadi gelar ke-33 bagi Juventus. Dominasi ini tak lepas dari kebangkitan Juve di era Antonio Conte pasca-tersandung skandal Calciopoli.
Tim terakhir yang meraih scudetto sebelum Juventus mendominasi, yaitu AC Milan. Setelahnya belum ada lagi kesebelasan yang mampu memutus dominasi Juventus.
Musim ini tim-tim lain bakal berusaha menjegal dominasi Juventus. Namun usaha itu tidaklah mudah. Sebab, I Bianconeri juga memperkuat skuatnya musim ini.
Meskipun mereka kehilangan beberapa pemainnya, seperti Joao Cancelo ke Manchester City, Moise Kean ke Everton, Emil Audero ke Sampdoria, Leonardo Spinazzola ke AS Roma dan beberapa pemain lainnya, klub ibu kota Turin itu mendatangkan beberapa pemain untuk mengisi pos pemain-pemain yang keluar dan melengkapi skuatnya.
Pemain-pemain bintang berhasil didatangkan seperti Aaron Ramsey dari Arsenal, Adrian Rabiot dan Gianluigi Buffon dari Paris Saint-Germain, Merih Demiral dari Sassuolo, Danilo dari Manchester City, dan bek muda Ajax Amsterdam yang tampil mengesankan pada musim lalu, Matthijs De Ligt. Ia didatangkan dari Ajax dengan banderol 70 juta euro (sekitar Rp 1,2 triliun).
Juventus juga menunjuk nakhoda baru. Maurizio Sarri ditunjuk menggantikan Massimiliano Allegri yang gagal mempersembahkan trofi Liga Champions. Dengan mengandalkan gaya bermain Sarriball yang mengedepankan penguasaan bola dan gaya sepak bola menyerang, Sarri diharapkan dapat mempersembahkan Si Kuping Besar yang sangat diimpikan publik Turin.
Trofi Liga Champions memang menjadi prioritas manajemen Juventus, namun trofi domestik juga penting untuk Si Nyonya Tua.
Rival-rival Juventus di Serie A juga sudah memperkuat skuatnya untuk mengarungi musim ini bersaing memperebutkan scudetto.
Baca juga: Para Meriam Tua di Serie A
Napoli yang tiga musim terakhir menjadi rival Juventus di papan atas klasemen mendatangkan beberapa pemain. Nama-nama seperti Kostas Manolas (AS Roma), Giovanni Di Lorenzo (Empoli), Alex Meret (Udinese) berhasil didatangkan. David Ospina juga dipermanenkan dari Arsenal.
I Partenopei juga mendatangkan bintang Meksiko, Hirving Lozano dari PSV Eindhoven, dan menjadikannya sebagai rekrutan termahal klub. Lozano merapat ke San Paolo dengan banderol mencapai 40 juta euro.
Walaupun tidak banyak mendatangkan pemain pada jendela transfer musim ini, skuat asuhan Carlo Ancelotti dirasa sudah cukup untuk bersaing memperebutkan scudetto.
Dri kota Milan, AC Milan dan Inter Milan juga melakukan perombakan skuat. Duo Milan itu sama-sama menunjuk pelatih baru juga mendatangkan beberapa pemain baru untuk memperkuat armadanya.
Di kubu AC Milan, manajemen I Rossoneri menunjuk Marco Giampaolo, menggantikan Genaro Gattuso. Giampaolo yang sering menggunakan formasi 4-3-1-2 kala melatih Sampdoria, dirasa cocok untuk Milan karena formasi itu pernah diterapkan pada masa kejayaan Il Diavolo Rosso.
Untuk melengkapi formasi itu, manajemen Milan mendatangkan beberapa pemain. Manajemen mendatangkan Theo Hernandez (Real Madrid), Leo Duarte (Flamengo), Rafael Leao (LOSC Lille), dan Rade Krunic serta Ismael Bennacer dari Empoli. Bennacer merupakan pemain terbaik pada Piala Afrika lalu dan berhasil mengantarkan negaranya menjadi kampiun.
Dengan kedatangan pelatih dan pemain baru, AC Milan diharapkan dapat bersaing di papan atas klasemen untuk memperebutkan scudetto dan lolos ke Liga Champions musim depan, karena mereka sudah lama absen pada kompetisi tersebut.
Di kubu Inter Milan, pihak manajemen I Nerazzurri menunjuk Antonio Conte untuk menakhodai Inter Milan. La Beneamata pun meromabak skuatnya. Pemain-pemain yang dianggap tidak cocok dengan skema Conte, dilepas oleh klub, antara lain Ivan Perisic ke Bayern Munchen, Radja Nainggolan ke Cagliari, dan Joao Miranda ke Jiangsu Suning.
Di bawah asuhan Conte, Inter pun berbenah dengan mengincar pemain-pemain yang sesuai dengan kebutuhan tim. Pada bursa transfer musim panas ini, pihak manajemen mendatangkan beberapa pemain, yaitu Stefano Sensi (Sassuolo), Nicollo Barella (Cagliari), Diego Godin (Atletico Madrid) dan Romelu Lukaku (Manchester United) dengan banderol 65 juta euro.
Inter sangat serius menyambut musim baru 2019/2020. Conte diharapkan dapat membawa timnya bersaing untuk memperebutkan scudetto dan memutus dominasi Juventus.
Dari klub ibu kota, Lazio dan Roma tidak banyak mengubah skuatnya. Lazio masih dilatih oleh Simone Inzaghi. Bersama adik Filippo Inzaghi itu, performa Lazio konsisten bersaing di papan atas klasemen. Inzaghi juga membawa I Biancocelesti menjuarai Piala Super Italia 2017 dan Coppa Italia musim lalu.
Baca juga: Bandana dan Romansa Kejayaan Serie A
Skuat Lazio pun tidak banyak berubah. Mereka hanya mendatangkan beberapa pemain seperti Manuel Lazzari dari SPAL, Denis Vavro dari Copenhagen, dan Bobby Adekanye dari Liverpool.
Di kubu AS Roma, Paulo Fonsesca ditunjuk sebagai pelatih baru menggantikan Claudio Ranieri. Paulo Fonseca sebelumnya menangani klub asal Ukraina, Shakhtar Donetsk. Pelatih berusia 46 tahun itu dikontrak selama dua tahun dengan opsi perpanjangan setahun sampai 2022.
Selama tiga musim menukangi Shakhtar, dia mempersembahkan dobel gelar domestik dan memenangi Piala Super Ukraina 2017. Dengan CV yang mentereng, Fonseca diharapkan menjadi sosok yang tepat bagi AS Roma untuk meraih prestasi musim ini.
Skuat I Gialorossi juga terjadi perombakan. Banyak pemain yang keluar seperti Daniele De Rossi ke Boca Juniors, Kostas Manolas ke Napoli, Stephan El Shaarawy ke Shanghai Shenhua, Luca Pellegrini ke Juventus, dan beberapa pemain lainnya.
Namun pihak manajemen juga mendatangkan beberapa pemain untuk mengisi pos pemain yang keluar dan untuk melengkapi skuat. AS Roma mendatangkan Leonardo Spinazzola (Juventus), Pau Lopes (Real Betis), Amadou Diawara (Napoli), Jordan Veretout (Fiorentina), Gianluca Mancini (Atalanta), dan Davide Zappacosta (Chelsea).
Baca juga: Menikmati Warisan Monchi di AS Roma
Dengan kehadiran pemain-pemain baru, diharapkan dapat memperkuat tim bersaing memperebutkan scudetto. Tantangan terbesar Paulo Fonseca adalah mengakhiri puasa gelar AS Roma dengan meraih trofi Serie A, yang terakhir kali mereka dapatkan pada musim 2000/2001.
Fiorentina juga kedatangan mantan bintang Bayern Muenchen, Franck Ribery. Meskipun usia sudah tidak muda lagi, kedatangannya dapat mempertajam lini serang asuhan Vincenzo Montella. Dengan pengalamannya, Ribery diharapkan dapat menjadi mentor Federico Chiesa dkk. Kini lini depan La Viola diisi oleh trio Chiesa, Boateng, dan Ribery.
Juga jangan lupakan tim kuda hitam, Atalanta. Musim kemarin saja, mereka mampu menempati posisi empat dan lolos ke Liga Champions. Skuad asuhan Giampiero Gasperini musim lalau menjadi salah satu tim yang produktif. Di lini depan, mereka bertumpu pada Duvan Zapata, Papu Gomes, dan Luis Muriel.
Zapata benar-benar menjadi predator yang mematikan di lini depan Atalanta. Klub asal Bergamo ini menjadi penjegal tim-tim besar Italia.
Musim ini, materi pemainnya tidak terlalu banyak berubah. Gasperini lebih mengandalkan para pemain mudanya ditambah beberapa pemain yang berpengalaman. Sang allenatore bakal menggunakan strategi sepak bola menyerang untuk dapat bersaing di papan atas klasemen.
Tim-tim lainnya juga sudah memperkuat skuatnya untuk mengarungi musim 2019/2020. Di setiap pertandingan selalu menyajikan drama yang menarik.
Siapakah yang bakal mengangkat piala di akhir musim? Apakah dominasi Juventus akan berlanjut ataukah ada tim yang mampu memutus dominasi Juventus?
Kita lihat nanti di akhir musim. Sekarang, mari kita nikmati dulu keindahan sepak bola Italia, seperti kata One Stop Football: Beauty of Serie A.
* Penulis merupakan seorang penikmat sepak bola. Bisa ditemui di akun Twitter @arifs_di