Cerita Nostalgia

Hiroshi Kiyotake, Dia yang Pulang Kampung Terlalu Dini

Hiroshi Kiyotake adalah salah satu pemain paling berbakat yang pernah dimiliki Jepang. Kariernya mulai berkembang di Eropa. Sayang, justru ketika ditangani pelatih kelas dunia, ia malah memilih pulang ke negaranya. Ada apa sebenarnya?

Jepang terus-menerus menjadi salah satu negara penghasil pemain sepak bola terbaik di Asia. Prestasi yang ditorehkan Kuyoshi Miura dan Hidetoshi Nakata, Keisuke Honda dan Yuto Nagatomo, lalu diikuti Shinji Kagawa, Maya Yoshida, dan Hiroshi Kiyotake.

Namun, nama terakhir mengalami sedikit kemunduran dengan kembali ke Jepang sebelum kariernya di Eropa mencapai puncak.

Kiyotake kembali ke Cerezo Osaka pada awal 2017 setelah tak genap enam bulan membela Sevilla. Padahal, ia baru bergabung dengan klub Spanyol tersebut pada musim panas 2016 dari klub Jerman, Hannover 96.

BACA JUGA: Ketika Kawan-kawan Tsubasa Dipinang Klub J. League

Di Sevilla, ia dilatih oleh ahli taktik genius asal Argentina, Jorge Sampaoli. Sayang, ia tak menemukan tempat di tim inti Sampaoli setelah hanya empat kali dipasang sebagai starter. Beberapa sumber juga menyebutkan ia terpaksa pulang ke Jepang karena alasan keluarga.

Padahal, Kiyotake memulai masa singkatnya di Spanyol dengan baik. Ia mencetak salah satu gol kemenangan Sevilla pada pertandingan pertama musim 2016/2017. Pertandingan yang berakhir dengan banjir gol lewat skor 6-4 melawan Espanyol itu mencatatkan nama Kiyotake sebagai salah satu pencetak gol.

Lahir di region Kyushu di bagian selatan Jepang, Kiyotake bermain untuk tim muda FC Katiora sebelum bergabung dengan tim J.League setempat, Oita Trinita pada tahun 2005.

Ia memperoleh kesempatan menjalankan debutnya di liga pada Agustus 2008. Pada kesempatan itu, ia langsung mencetak gol hanya beberapa menit setelah masuk dari bangku cadangan. Golnya membuahkan hasil imbang 2-2 dengan Shimizu S-Pulse.

Sejak saat itu, sudah jelas bahwa Kiyotake ditakdirkan untuk hal-hal yang lebih besar setelah Oita terdegradasi.

Ia lalu bergabung dengan klub yang lebih besar, Cerezo Osaka, pada 2010. Dua musim di sana ia mencetak 19 gol dalam 82 pertandingan, dan menarik minat klub-klub di Eropa.

BACA JUGA: 5 Alumni Cerezo Osaka yang Menembus Eropa

Pemain kelahiran 12 November 1989 ini akhirnya pertama kali meninggalkan Asia untuk klub bergabung dengan salah satu peserta Bundesliga Jerman, FC Nuernberg pada 2012.

Meski awalnya tidak bisa berbicara bahasa Jerman, Kiyotake tak kesulitan beradaptasi dengan lingkungan barunya dan dengan cepat menjadi pusat perhatian di Bundesliga.

Empat gol dan sepuluh asis adalah hasil statistik bagus dari musim perdananya di Jerman. Tak lama setelah musim debutnya, Kiyotake menjadi otak kreatif serangan di Nuernberg.

Dia juga menjadi andalan lini tengah di musim 2013/2014, meski klub tersebut nyaris terkena degradasi.

Pada Juli 2014 dia akhirnya pindah ke Hannover 96 dengan kontrak empat tahun. Kontraknya itu terpaksa putus di tengah jalan setelah Hannover terdegradasi pada musim panas 2016.

BACA JUGA: Keputusan Tepat Takumi Minamino dan Liverpool

Kiyotake juga telah mencatatkan penampilan bagus di kancah internasional dalam beberapa tahun terakhir.

Pada pertandingan debutnya untuk tim nasional Jepang melawan Korea Utara pada November 2011, dia langsng mencatatkan tiga asis sebagai pemain pengganti.

Kiyotake akhirnya menjadi pemain kunci Jepang yang sukses mencapai semi-final Olimpiade London 2012, dan menjadi satu dari tujuh pemain Jepang di Jerman yang tergabung dalam skuat Alberto Zaccheroni untuk Piala Dunia 2014 di Brasil.

Cukup disayangkan memang catatan impresif Kiyotake harus berakhir akibat gagal bersaing di lini tengah Sevilla selama musim 2016/2017.

BACA JUGA: Vissel Kobe: Steak Wagyu Berlapis Tepung

BACA JUGA: Gol Pertama dari Pemain Jepang Pertama di Barcelona

BACA JUGA: Hegemoni Sepak Bola Jepang di Era Heisei