Sepak bola Asia Tenggara masih cukup tertinggal dibanding dengan wilayah lain di benua Asia, namun tak jarang para pemain Asia Tenggara mampu bersaing dengan para pemain Asia Timur maupun Asia Barat yang cukup banyak ditemukan pemain dari wilayah tersebut tampil moncer bersama tim Eropa.
Kedua wilayah tersebut sudah lebih lama memiliki pemain yang matang di perantauan, seperti Park Ji-sung mantan pemain Korea Selatan yang sukses bersama Manchester United, Shinji Kagawa dari Jepang yang sukses mengangkat berbagai trofi bersama Borussia Dortmund serta Ali Adnan, pemain bertahan Irak yang telah malang melintang di Serie A Italia.
Namun beberapa tahun terakhir, eksistensi bakat-bakat pemain Asia Tenggara mulai tercium oleh tim-tim besar Eropa. Bermain di luar negeri memang menjadi salah satu target bagi para pesepak bola lokal dari semua negara untuk mencapai level tertingginya, termasuk negara-negara di Asia Tenggara.
Eropa adalah kiblat sepak bola saat ini, wajar apabila banyak pemain yang mendambakan bermain di sana suatu hari nanti termasuk para pemain Asia Tenggara.
Di Indonesia, nama penyerang Kurniawan Dwi Yulianto sempat menjadi pujaan kala ia mampu bermain di Benua Biru. Pemain jebolan PSSI Primavera ini memulai karier juniornya di Italia kala ia memperkuat Sampdoria Primavera pada tahun 1993.
Setahun berselang, ia dikontrak tim Liga Swiss, FC Luzern. Satu tahun bermain di sana, pria berkepala plontos ini mencatatkan 12 kali penampilan dan mencetak 3 gol.
Walau kariernya di Eropa cukup singkat, namun pencapaian pria yang kini berusia 44 tahun itu telah mampu mengharumkan nama Indonesia di kancah sepak bola luar negeri.
Contoh lain terdapat dalam diri penyerang legendaris Singapura, Fandi Ahmad yang pada musim 1983-1985 dikontrak tim Liga Belanda, FC Groningen. Bersama tim Eredivisie Belanda tersebut, mantan pemain NIAC Mitra ini merumput sebanyak 36 kali dengan catatan 11 gol.
Kini, nama Fandi Ahmad sebagai seorang legenda sepak bola telah wangi di Singapura yang notabene tak begitu menggemari olah raga ini. Tak ada satupun orang di Singapura yang tak mengenali nama Fandi Ahmad.
Di Thailand, nama Witthaya Laohakul sangat terkenal karena pemain yang dahulu bermain di posisi gelandang bertahan ini mampu menembus tim inti Bundesliga, Hertha Berlin.
Bermain untuk Hertha Berlin dari tahun 1979-1981, pemain yang sempat bermain di Liga Jepang ini mengantongi 33 kali turun lapangan dengan mencetak 1 gol mengingat posisinya yang bukan penyerang maklum apabila Witthaya tak begitu berkontribusi dalam urusan bobol membobol gawang lawan.
Bicara Thailand dan Liga Jepang, hal yang menarik juga terjadi dalam beberapa tahun ke belakang kala beberapa pemain Thailand kembali meramaikan kompetisi nomor satu di Asia tersebut.
Bahkan tak jarang banyak anggapan Liga Jepang menjadi penghubung karier pemain Asia yang ingin tampil di Eropa karena banyaknya pemain dari Negeri Matahari Terbit tersebut dipantau dari klubnya masing-masing oleh tim-tim asal Eropa.
Football Tribe Indonesia telah memilih beberapa nama pemain Asia Tenggara yang tampil apik di perantauan. Berikut adalah daftarnya.
BACA JUGA: 5 Pemain Eropa yang Berdarah Asia Tenggara