Suara Pembaca

Mengenang Romansa Kejayaan Barcelona di Wembley (Bagian 1)

Pertandingan harus dilanjutkan dengan babak perpanjangan waktu ketika kedua tim tidak mencetak sebiji gol pun selama waktu normal. Menit ke-111, petaka bagi Sampdoria tiba.

Spesialis bola mati Barcelona, Ronal Koeman, mengambil tendangan bebas setelah Eusebio Sacristan dilanggar di depan kotak penalti. Bola tendangan Koeman begitu keras, menembus pagar betis yang bergerak maju, dan menghujam keras di sisi kiri Pagliuca.

Pagliuca yang telah membaca arah bola tak dapat menepis laju bola. Seisi Wembley akhirnya bergemuruh. Di pinggir lapangan, Johan Cruyff yang sedang makan lolipop akhirnya melanggar pagar pembatas karena kegirangan.

“Tintin” (julukan Koeman) akhirnya menuntaskan dahaga Barcelona akan sebuah trofi Liga Champions Eropa untuk pertama kalinya. Trofi ini seakan mejadi mahkota dari seluruh raihan The Dream Team Barcelona di bawah asuhan Cruyff.

Hari itu, Stadion Wembley yang ikonik dengan menara kembar di pintu masuknya telah menjadi saksi dari romansa menarik tentang Barcelona.

BACA JUGA: Liverpool Terlalu Sempurna untuk Gagal Juara Lagi Musim Ini

Los Cules meraih trofi Liga Champions untuk pertama kalinya di sana. Johan Cruyff pun menjadi salah satu legenda yang pernah meraih trofi yang sama sebagai pemain dan pelatih.

Stadion Wembley menjadi saksi dari partai final Piala Champions edisi terakhir, sebelum akhirnya stadion kebanggaan orang Inggris ini diruntuhkan dan menyisakan puing-puing kenangan manis yang pernah terjadi di sana.

Stadion Wembley yang lama memang sudah tidak ada lagi, tetapi segala peristiwa yang pernah terjadi di sana tidak akan pernah dilupakan sejarah.

Barcelona tentunya memiliki kenangan tersendiri atas kemenangan di final Piala Champions tersebut dan mereka tentunya tidak akan pernah melupakan locus dari tonggak sejarah yang telah mereka ukir tersebut.

Sebagaimana Liverpool yang tidak pernah menghapus nama Stadion Olimpiade Ataturk-Istanbul dalam buku sejarah mereka ketika menjadi juara Liga Champions 2005; atau Manchester United yang tidak akan menghapus nama Stadion Luzhniki-Moscow, setelah memenangi duel seru All-England final lawan Chelsea; Barcelona pun tidak akan melupakan gelar Liga Champions pertama mereka di Stadion Wembley.

Toh, Stadion Wembley (lama) dan menara kembarnya telah menjadi saksi dari puncak rangkaian prestasi The Dream Team-nya Barcelona di bawah asuhan pelatih Johan Cruyff.

BACA JUGA: Aberdeen, Ferguson, dan Dua Klub Glasgow

BACA JUGA: Materazzi, Kepalanya Membawa Berkah, Dadanya Dikenang Sejarah

BACA JUGA: Mengingat Lagi Laju Kencang Ceko di Piala Eropa 2004

*Penulis adalah seorang Cules yang terlatih tabah saat tim kesayangannya menjadi korban comeback  di Liga Champions. Bisa disapa di akun Facebook Monteiro Van Halle

Di Balik Layar: FC Barcelona Bersiap Hadapi LaLiga. Tonton seluruh momennya di video ini.