Suara Pembaca

Andres Iniesta dan Hari yang Tak Terlupakan di Afrika

Iniesta selalu berbahaya dalam pergerakannya dengan bola dan tanpa bola. Dengan bola di kakinya, ia menyihir dengan umpan-umpan matang dan dribel memukau. Tanpa bola, ia mampu menciptakan ruang berbahaya.

Ruang yang Iniesta ciptakan di jantung pertahanan Belanda sebelum menerima umpan matang Fabregas ibarat seorang pemanah yang sudah membidik sasaran dan tinggal menembak.

Iniesta telah melengkapi segala label tentang gelandang penuh kecerdasan dan intelijensi tinggi dengan golnya. Ia berada di tempat yang tepat, di saat yang tepat, dan timing yang tepat untuk melepaskan tembakan.

Hal yang luar biasa jika dalam posisi seperti itu ketika semua mata tertuju kepadanya, ketika ia hanya memiliki waktu sepersekian detik untuk mengambil keputusan, ketika mimpi bangsanya berada dalam kesempatannya, dan ketika kontrol bola hasil umpan matang Fabregas sedang melayang di atas kepalanya, Iniesta masih sempat berpikir kapan saat yang tepat untuk menembak.

Seperti yang diberitakan media-media, Iniesta memanfaatkan gaya gravitasi sebelum melepaskan sepakan keras. Banyak pemain yang mengeluh soal kualitas bola adidas Jabulani selama perhelatan berlangsung. Bola itu sering menipu para striker dan kiper.

Tapi Iniesta kali ini berhasil menaklukan Jabulani dengan tenang. Ia menunggu hingga bola setinggi lutut, lalu melepaskan sepakan kaki kanan dengan keras yang membuat Marteen Stekelenburg terlambat menghalau laju bola.

Rafael van der Vaart yang hendak membloknya pun sudah terlambat. Bola sepakan Iniesta menghujam deras ke gawang, dan gol!

BACA JUGA: Iker Casillas: Sebuah Nama, Sebuah Cerita