Turun Minum Serba-Serbi

Momen-Momen Terbaik Andres Iniesta bersama Barcelona

Pep Guardiola pernah berkata, Iniesta sudah menjadi salah satu pemain terbaik dunia tanpa perlu mewarnai rambutnya, memakai anting-anting atau membuat tato di tubuhnya. ‘Don Andres’ adalah pria pendiam yang cenderung menghindari sorotan media, tapi membuktikan diri dengan performa gemilang di lapangan.

Di akhir musim 2017/2018, Iniesta mengakhiri pengabdian 22 tahunnya bersama Barcelona. Mari kita lihat kembali momen-momen penting ‘Don Andres’ selama berseragam Blaugrana:

Serba pertama Iniesta

Louis van Gaal memasukkan Iniesta ke tim utama Barcelona pada musim 2002/2003. Namun baru dua tahun setelah debutnya, Iniesta akhirnya mencetak gol pertamanya di skuat Blaugrana. Di bawah kepemimpinan Frank Rijkaard, Iniesta membuka keunggulan Barca atas Levante yang meloloskan mereka ke fase Copa del Rey selanjutnya. Di musim yang sama, ia mencetak gol pertamanya di La Liga ketika Barca menghajar Valladolid dengan skor 3-1.

Inspirator kemenangan di final Liga Champions 2006

Pada akhir musim 2005/2006, Barcelona akhirnya lolos ke final Liga Champions untuk pertama kali dalam 14 tahun. Pada laga final di Paris melawan Arsenal, Rijkaard tidak bisa memainkan Lionel Messi dan Xavi Hernandez yang cedera. Sang pelatih baru memasukkan Iniesta di babak kedua, di saat Barca tertingga 0-1 dari Arsenal. Kehadirannya merevolusi permainan yang berakhir 2-1 bagi kemenangan mereka berkat gol dari Samuel Eto’o dan Juliano Belletti.

Gol injury time ke gawang Chelsea

Mimpi buruk bagi penggemar Chelsea, tapi merupakan momen terbaik Iniesta dalam seragam Blaugrana. Gol penentu kelolosan Barcelona ke final Liga Champions 2008/2009 ini dicetak Iniesta di menit-menit akhir laga. Bermain di Stadion Stamford Bridge, Chelsea terlihat sudah akan lolos berkat keunggulan 1-0 selama 90 menit. Namun, semuanya buyar akibat tembakan Iniesta di injury time yang merobek gawang Petr Cech. Gol ‘Iniestazo’ ini akan selamanya dikenang oleh para penggemar Barcelona.

Treble winners di musim 2008/2009

Lionel Messi memang merupakan tokoh kunci Barcelona dalam meraup tiga gelar di musim 2008/2009, tapi kiprah Iniesta juga tak boleh dilupakan. Pada musim tersebut, ia mencatatkan 38 penampilan di semua kompetisi, dan mulai membentuk duet legendaris dengan Xavi Hernandez yang akan dikenal sebagai ‘Xaviesta’.

Dihormati kubu lawan berkat Piala Dunia 2010

Dua tahun sebelumnya, ia menjadi bagian tim nasional Spanyol saat menjuarai Piala Eropa 2008. Namun, gol tunggalnya ke gawang Belanda di final Piala Dunia 2010-lah yang membuat Iniesta selamanya dihormati di tanah kelahirannya. Setelah menerima umpan Cesc Fabregas, ia sukses menjebol gawang Maarten Stekelenburg dan mengantarkan Spanyol ke podium juara dunia untuk pertama kalinya. Dampak dari gol bersejarah itu cukup besar. Di stadion mana pun ia berlaga bersama Barcelona, Iniesta selalu dianggap sebagai pahlawan dan mendapat tepuk tangan meriah pendukung kubu lawan.

Perpisahan sebagai kapten

Pada tahun 2015, Xavi Hernandez mengucapkan selamat tinggal setelah memenangi trofi Liga Champions di Berlin. Ban kapten lalu diwariskannya kepada sobat karibnya, Iniesta. Meski bukan warga Catalonia asli, nama terakhir memakai ban kapten dengan sungguh-sungguh selama tiga musim. Memang ia belum lagi memenangi trofi Liga Champions bersama Barcelona, tapi ‘Don Andres’ akan selamanya berada di hati para pendukung Barcelona.