Sepak bola berhenti sejenak 2 bulan, dengan laga-laga ulangan yang ditayangkan kanal YouTube FIFA. Tentu membosankan menonton suatu hal yang sudah kita ketahui hasilnya.
Namun kini dunia yang kita nanti-nanti mulai menemukan cahaya terang, dan cahaya itu muncul dari Asia. Bukan Jepang tapi Korea Selatan.
Tepat pada 8 Mei 2020 K League bergulir kembali dengan beberapa aturan baru. Cahaya ini berlanjut ke Eropa di mana tim-tim Bundesliga sudah mulai berlatih kembali, diikuti oleh LaLiga dan Serie A, sementara Liga Inggris sampai saat ini belum mendapatkan cahaya yang dinanti tersebut.
K League berhasil menggulirkan pertandingan dikarenakan Korea Selatan merupakan salah satu negara paling cepat dalam penanganan pandemi ini.
Bagaimana dengan Liga Indonesia? Saya tidak bisa banyak berbicara karena terlalu banyak kejutan di liga ini.
Sepak bola dimunculkan dengan situasi yang baru. Akhir-akhir ini istilah the new normal bermunculan di kanal media, apakah sepak bola akan mengikuti tren tersebut?
K League dapat berjalan dengan protokol yang ketat, mulai dari tidak ada jabatan tangan, pemain di bench diberi masker dan berjarak, serta tes COVID-19 sebelum bertanding.
Pertandingan juga berlangsung tanpa penonton, dilarang bertukar jersi, dan tidak ada konferensi pers, sampai pembatasan meludah pun diatur di sana.
Sementara di bagian Eropa utara, FC Midtjylland membuat suatu terobosan yang unik yakni konsep bernama Drive-in Football, dengan cara memasang layar lebar di tempat parkir mereka yang berkapasitas 2.000 mobil
Suporter bisa merasakan atmosfer di dalam pertandingan, dan reaksi mereka akan tersambung langsung ke dalam lapangan sehingga bisa dilihat oleh pemain, sehingga suasana atmosfer itu bisa diraskaan para pemain.
Ketika sepak bola sudah menenukan titik cahayanya, IFAB atau International Football Association Board, telah sepakat membuat amandemen yang baru demi melindungi keselamatan para pemain, yang sesuai dengan Law of The Game FIFA.