Turun Minum

The English Game: Menelusuri Jejak Modernitas Sepak Bola

Penyedia layanan media streaming digital, Netflix, menyuguhkan mini-series terbaru berjudul The English Game yang mungkin bisa memuaskan dahaga para pencinta sepak bola yang dihinggapi kebosanan di masa-masa suram tanpa tayangan sepak bola.

Apalagi film yang berlatar era Viktoria di Inggris ini diadaptasi dari perjalanan dua klub legendaris, Old Etonians dan Darwen FC, di kompetisi tertua sejagad, Piala FA.

The English Game disutradarai oleh Julian Fellowes yang sebelumnya pernah menggarap serial historikal Inggris lainnya, Downtown Abbey dan dibintangi oleh beberapa nama tenar seperti Edward Holcroft (Vampire Academy, Kingsman: The Secret Services, dan Kingsman: The Golden Service), Kevin Guthrie (Sunshine on Leith, Fantastic Beast: The Crimes of Grindewald, dan Connect) dan Charlotte Hope (Game of Thrones, The Theory of Everything, dan The Nun).

Berkisah di masa-masa awal eksistensi sebagai sepak bola Fellowes ingin menggambarkan situasi politik kelas antara para borjuis dan bangsawan yang diwakili klub Old Etonians serta kelas pekerja yang diwakili Darwen FC. Sepak bola masih menjadi olahraga amatir yang aturan-aturannya diciptakan oleh kaum kelas atas, dan Piala FA menjadi piala terhormat yang selalu mereka raih sementara tak ada satupun klub dari kaum kelas bawah yang mampu memenangkannya.

Sebelum lanjut membaca artikel ini, kami ingin memperingatkan bahwa keseluruhan artikel berisi spoiler tentang episode pertama The English Game yang tayang di Netflix, kalian bebas untuk lanjut membaca artikel ini atau langsung menontonnya di Netflix.

Di lain pihak ambisi untuk menjadi klub kelas pekerja pertama yang memenangkan piala ini datang dari pemilik klub Darwen FC sekaligus pabrik kapas, James Walsh (diperankan oleh Craig Parkinson). Walsh kala itu membayar dua pemain profesional asal Patrick FC, Fergus Suter (Kevin Guthrie) dan Jimmy Love (James Harkness), untuk bermain di Darwen FC.

Hal ini sempat membuat gaduh klub karena kedatangan kedua pemain dari Glasgow, Skotlandia ke Lanchasire, Inggris ini tepat di hari pertandingan menghadapi Old Etonians di babak perempat-final Piala FA 1879. Darwen sendiri merupakan tim kelas pekerja pertama yang mampu menembus babak perempat-final Piala FA. Situasi ini sempat membuat Walsh bersitegang dengan kapten tim Tommy Marshall (Gerrard Kearns) yang harus merelakan dua anggota timnya tak bermain di babak ini.

Saat itu transfer pemain merupakan suatu hal yang ilegal dan yang dilakukan Walsh bisa saja menyebabkan Darwen FC dilarang mengikuti Piala FA untuk waktu yang lama jika ketahuan oleh para petinggi FA yang apesnya adalah para pemain Old Etonians sendiri. Bahkan sang presiden FA, Francis Marindin (Daniel Ings), adalah kiper Old Etonians sementara salah satu anggota dewan dan kapten serta bintang klub yang tersohor adalah Arthur Kinnaird (Edward Holcroft).

Laga perempat-final dilakukan di lapangan kampus Etton College, makluk Old Etonians sendiri adalah klub alumni kampus tersebut. Arthur Kinnaird dan kawan-kawan sukses memenangkan laga di babak pertama dengan skor 5-1, namun cerita semakin seru kala Darwen FC mampu menyamakan kedudukan menjadi 5-5.

Adalah Fergus Suter yang menjadi pelopor kebangkitan klub tersebut. Diawali dengan cekcok saat team talk turun minum Walsh mengamanatkan Suter menjadi kapten tim menggantikan Marshall dan menjelaskan perubahan taktik di babak kedua berharap tim kelas pekerja ini tampil lebih baik.

Penonton akan menemukan kutipan menarik dari Suter yang sejauh ini menjadi klimaks menelusuri modernitas wajah sepak bola di episode pertama The English Game. “Kawan-kawan, sepak bola bukanlah hal yang rumit, kita tidak harus membawa bola ke depan. Tommy, permainan ini tentang ruang. Aku ingin kau melebar ke kiri, kau yang tercepat di lapangan. Biarkan bolanya bekerja. Kita mengoper, bergerak, dan mengoper lagi.”

Sayang empat gol yang berhasil dilesakkan Darwen FC membuat para pemain kecewa sebab tak ada babak tambahan setelah waktu penuh. Arthur Kinnaird, Francis Marindin dan para pemain Old Etonians yang juga merupakan anggota dewan FA berdalih bahwa pertandingan akan dimainkan kembali (laga replay) Sabtu depan.

Previous
Page 1 / 2