Suara Pembaca

Pra-Musim Terasa Hampa? Club de Cuervos Siap Temani Anda

Pra-musim adalah masa yang paling memuakkan bagi para pencinta sepak bola. Bayangkan, hari Sabtu dan Minggu anda yang biasanya ditemani dengan suara ocehan Ray Hudson, Bruno Cheyrou, atau Omar Da Fonseca, pasti akan terasa kosong.

Tidak ada lagi jadwal ke bar bersenang-senang kala menonton pertandingan sejenak, melupakan beratnya hidup sembari meneriakkan umpatan ataupun teriakan kebahagiaan ketika terjadi gol.

“Penderitaan” itu belum ditambah dengan bursa transfer yang selalu membuat kamu galau ketika mendengar rumor-rumor yang sangat liar mengenai pemain baru di media sosial, terkecuali kamu fans Chelsea.

Di tengah pra-musim yang memuakkan ini, saya memiliki sedikit penawar kemuakan yang dapat mengisi pra-musim kalian, selain bermain gim FIFA ataupun Football Manager, yang pasti sudah teralu sering dimainkan. Obat penawar saya ini adalah serial televisi yang ada di layanan media streaming digital, Netflix, berjudul Club de Cuervos.

Serial tentang sepak bola yang sudah diketahui banyak orang biasanya ber-genre dokumenter seperti First Team: Juventus dan Sunderland ‘Til I Die. Club de Cuervos berbeda, serial ini memiliki genre drama komedi ala telenovela, namun teknik pengambilan gambarnya sudah sebaik serial-serial tersohor di Netflix.

Baca juga: Jangan Remehkan Gim Football Manager!

Club de Cuervos adalah serial yang berasal dari negara yang dibela oleh Raul Jimenez dan Hirving Lozano, yakni Meksiko. Club de Cuervos sendiri memiliki 4 seasons dan 45 episode, serta satu serial spin off.

Series yang disutradarai oleh Gary Alazraki ini mengambil tempat di kota fiktif Nuevo Toledo, Meksiko. Di kota kecil itu ada seorang pengusaha yang memiliki pabrik sabun bernama Salvador Iglesias Sr. yang juga memiliki klub bernama Cuervos FC.

Salvador Iglesias Sr. adalah sosok yang dicintai masyarakat di kota itu, karena selain kecintaannya terhadap klub itu, ia juga orang yang berjasa meningkatkan kesejahteraan kota itu dengan mendirikan pabrik sabun. Salvador Iglesias Sr. sendiri memiliki ambisi besar pada klub Cuervos FC, yaitu memenangkan piala liga divisi utama Meksiko.

Cuervos FC sendiri memiliki julukan tim yang dikutuk, karena klub ini sejak promosi ke divisi teratas selalu gagal untuk menjadi juara. Salvador Iglesias Sr. sendiri memiliki dua orang anak dari istri berbeda yang rencananya akan menggantikan posisinya sebagai presiden klub, kedua anaknya adalah Salvador Iglesias Jr. yang biasa dipanggil Chava dan Isabel Iglesias yang biasa dipanggil Isabel.

Kedua anak nya ini memiliki sifat yang bertolak belakang, Chava cenderung seperti spoiled rich kid pada umumnya suka  berfoya-foya, tidak memiliki passion yang jelas, dan selalu berlindung di ketiak ayahnya. Sebaliknya Isabel memiliki sifat yang sangat perfeksionis, workaholic, dan cenderung kaku dalam bersikap.

Kedua anaknya ini saling membenci satu sama lain, dikarenakan mereka memiliki ibu yang berbeda, sehingga saling memiliki persepsi buruk satu sama lain.

Salvador Iglesias Sr memiliki tendensi untuk memberikan jabatan presiden ke Chava jika ia meninggal atau merasa tak sanggup lagi, namun dirinya memiliki keraguan terhadap Chava yang tidak memiliki passion dan pengetahuan mengelola klub sepak bola, meskipun Chava sendiri memiliki gelar dari Johan Cruyff Institute yang kelihatannya hanya formalitas.

Chava sendiri memiliki track record buruk dengan klub yang dimilikinya tersebut. Ia sudah sering melangsungkan pesta yang mengundang pemain-pemain Cuervos FC, dan pesta itu sudah melibatkan narkotika.

Baca juga: Film-Film Terkenal Hollywood yang Berpromosi lewat Sepak Bola

Salvador Iglesias Sr. berada di posisi buah simalakama. Jika ia memilih anaknya yang satu lagi, Isabel, mungkin keadaan klub akan baik, karena selama ini memang Isabel telah menjabat direktur di Cuervos FC, dan dirinya sejak kecil memang mencintai sepak bola juga Cuervos FC.

Namun jika Isabel menjadi presiden, akan menjadi bahaya secara eksternal. Sepak bola di Meksiko masih memiliki isu seksis dan misogini, maka bisa menjadi bumerang seperti tidak akan ada sponsor yang tertarik jika Isabel menjadi presiden.

Di tengah kekhawatirannya itu Salvador Iglesias Sr. pun memutuskan untuk memberikan nasehat terhadap Chava, tapi sikap Chava yang suka berdebat membuat ayahnya naik pitam dan menyebabkan dirinya terkena serangan jantung lalu meninggal.

Cuervos FC pun kehilangan presiden secara prematur, yang sosoknya sangat dicintai masyarakat. Kekosongan kursi presiden itupun menimbulkan pertanyaan, siapakah di antara Chava dan Isabel yang akan menjadi presiden?

Baca juga: Tim Sepak Bola dari Karakter Game of Thrones

Jalan cerita serial televisi ini akan berfokus pada perebutan jabatan presiden klub dan bagaimana klub Cuervos FC berdinamika setelah ditinggal Salvador Iglesias Sr. Jalan cerita utamanya mengenai perebutan jabatan, bahkan reviewer di IMDb ada yang memberikan julukan ‘The Soccer Game of Thrones.’

Lalu demi memberikan kesan realistis, nama liganya menggunakan nama liga Meksiko asli yakni Liga MX, dan hampir semua klub yang muncul menggunakan nama klub asli Meksiko seperti Cruz Azul, Chivas Guadalajara, dan Club América, sekaligus seragam asli dan nama pemain asli, lalu di beberapa episode ada bintang tamu pemain sepak bola asli seperti Rafael Marquez mantan pemain Barcelona dan timnas Meksiko, juga Francisco “Kikin” Fonseca mantan pemain Benfica dan timnas Meksiko.

Selain itu, yang membuat serial televisi ini menarik adalah tidak jarang isu-isu yang ada tiap episodenya sangat berhubungan dengan dunia sepak bola, seperti isu korupsi dalam induk organisasi sepak bola, isu nepotisme pelatih dengan pemain, isu intervensi pemilik terhadap keputusan pelatih, isu terpinggirkannya pemain lokal oleh pemain asing, dan masih banyak isu-isu lainnya.

Merasa tak asing? Ya, isu-isu yang saya sebutkan di atas sangat lekat dengan atmosfer sepak bola Indonesia. Dibalut dengan komedi yang membuat serial ini tidak kaku membuat kita tertawa sembari berkaca akan isu-isu yang terasa di negara kita sendiri. Siapa tahu setelah menonton Club de Cuervos kalian bisa menemukan penyelesaian masalah sepak bola yang ada di Indonesia ini.

Selamat menonton!

 

*Penulis adalah seorang Gooners, mantan pesepak bola junior yang mengalihkan kecintaan pada sepak bola amatir (tarkam) dan Football Manager. Bisa ditemui di akun Twitter @benedikcucumber