Cerita

Menjaga Aaron Ramsey, Menjaga Arsenal Tetap Berjiwa

“Aaron Ramsey telah menyetujui perpanjangan kontrak selama empat tahun bersama Arsenal. Namun, Arsenal tiba-tiba memutuskan untuk menarik diri, dan tak akan memberikan tawaran lain dalam waktu dekat. Kemungkinan besar, Ramsey akan pindah dengan status bebas transfer di musim depan, kecuali kedua pihak mencapai kesepakatan di bulan Januari.”

Begitulah isi cuitan David Ornstein, jurnalis ternama BBC yang juga terkenal sebagai cenayang seputar transfer dan kontrak pemain. Cuitan Ornstein ini bak petir yang menyambar di siang bolong bagi para Gooners, sebutan dari suporter Arsenal.

Aaron Ramsey, gelandang tengah asal Wales, memang telah berada di tahun terakhir kontraknya bersama Arsenal. Berdasarkan penjabaran Ornstein di atas, pemain berusia 27 tahun ini nampaknya akan pindah secara gratis di akhir musim ini.

Bagi sebagian pendukung Arsenal, Ramsey memang bukan pemain favorit. Ia tak memiliki kharisma dan reputasi seperti Mesut Oezil, tak dibeli dengan harga mahal seperti Pierre-Emerick Aubameyang, dan tidak mematikan seperti Alexandre Lacazette. Tiga pemain yang barangkali terpopuler di skuat The Gunners saat ini.

Namun, Ramsey memegang peranan yang barangkali lebih penting ketimbang tiga pemain di atas. Dan adalah sebuah kesalahan besar bagi Arsenal untuk melepas eks pemain Cardiff City ini, terlebih dengan gratis.

Mari berbicara tentang kontribusi Ramsey kepada Arsenal saat ini dari segi angka. Menurut Squawka, pemain dengan nomor punggung 8 ini adalah yang mencatatkan asis terbanyak bagi Arsenal sejak awal musim lalu. Di musim ini, Ramsey menjadi pemuncak daftar asis Arsenal bersama Lacazette.

Angka yang dicatatkan Ramsey memang memuaskan. Namun, kontribusinya tak berhenti sampai di situ saja. Ramsey merupakan salah satu dari sekian pemain senior Arsenal yang memiliki status sebagai pemain home-grown (HG). Memiliki pemain dengan status HG tentunya penting bagi tim Liga Primer Inggris, mengingat tiap tim mesti mendaftarkan setidaknya 8 pemain HG dari 25 pemain yang didaftarkan dalam satu musim Liga Primer Inggris.

Lebih lagi, usia Ramsey saat ini masih (dan sudah) menginjak 27 tahun. Bagi pemain yang bermain di posisinya, usia ini merupakan usia puncak. Penawaran kontrak selama empat tahun yang telah disebutkan di awal tentu sangat masuk akal berkaca dari usia sang pemain.

Di satu sisi, Ramsey juga terhitung sebagai pemain senior. Ia tentunya memiliki kapabilitas untuk menjadi kapten. Sebelumnya, Ramsey sempat menjadi kapten timnas Wales, dan saat ini ia menjadi kapten ketiga Arsenal di belakang Laurent Koscielny dan Petr Cech.

Baca juga: Secuil Apresiasi untuk Aaron Ramsey

Satu sisi yang juga perlu diperhitungkan, adalah bagaimana keberadaan Ramsey mampu menjaga Arsenal sebagai tim yang memiliki jiwa. Di tim utama Arsenal saat ini, dialah pemain yang memiliki jam terbang paling lama di klub (10 tahun). Keberadaan pemain seperti Ramsey (pemain senior yang dibina sejak remaja di Arsenal) di tim utama, membuat The Gunners setidaknya tidak benar-benar kehilangan reputasinya sebagai tim yang ramah terhadap pemain muda.

Ramsey juga memiliki kisah yang amat romantis bersama Arsenal. Di masa mudanya, ia (bersama Jack Wilshere) digadang-gadang sebagai poros lini tengah masa depan klub asal London Utara ini. Harapan sempat pupus setelah kaki Ramsey patah akibat tekel mengerikan Ryan Shawcross.

Ramsey kemudian berhasil bangkit, bahkan setelah melewati sesi peminjaman dan cacian dari Piers Morgan. Belum lagi menyebut kalau ia adalah satu-satunya British Core Arsenal yang masih aktif bermain di tim utama The Gunners.

Sisi romantis inilah yang tak dimiliki Alexis Sanchez, bahkan Oezil, yang situasi kontraknya musim lalu sama dengan Ramsey musim ini. Sisi inilah yang membuat kepindahan Ramsey kelak terasa lebih menyakitkan.

Memang, saat ini revolusi besar-besaran tengah terjadi dalam tubuh Arsenal. Setelah Arsene Wenger pergi, sistem manajerial tim pun berubah. Baru-baru ini, bahkan sang CEO, Ivan Gazidis, pun turut mengumumkan kepindahannya.

Meskipun begitu, rasanya Unai Emery, pelatih kepala anyar Arsenal, tak berniat untuk meminggirkan Ramsey. Buktinya, sang pemain belum pernah absen satu laga pun di Liga Primer Inggris musim ini.

Maka dari itu, rasanya sangat ganjil apabila Arsenal tiba-tiba menarik diri dari kesepakatan yang telah dicapai dengan Ramsey. Semoga saja masalah ini masih bisa diperbaiki di kemudian hari, karena begitu rugi rasanya apabila Ramsey pergi tanpa memberi profit bagi klub.

Ramsey memang bukan jiwa Arsenal, namun keberadaan Ramsey membuat Arsenal tetap berjiwa.