Tribe Ultah

Hakan Çalhanoğlu yang (Seharusnya) Memudahkan Harimu

Nama Hakan Çalhanoğlu mulai mencuat ketika bermain di Hamburg, lewat sebuah gol dari bola mati yang tak biasa. Tendangan bebas Çalhanoğlu meluncur deras dari hampir setengah lapangan ke gawang Borussia Dortmund yang saat itu masih dikawal Roman Weidenfeller, yang uniknya tidak melewati pagar betis karena Dortmund sama sekali tidak memasangnya.

Gol itu menjadi penutup dari kemenangan 3-0 Hamburg atas Dortmund, yang tidak hanya berbuah tiga poin, tapi juga menyudahi rentetan 7 kekalahan beruntun Die Rothosen, julukan Hamburg. Jürgen Klopp yang ketika itu menangani Dortmund hanya bisa tersenyum melihatnya, dan Mirko Slomka sang nakhoda Hamburg tertawa lepas pertanda sangat puas.

Tendangan bebas Çalhanoğlu memang harus diakui lain daripada yang lain. Ia bisa menggabungkan lengkungan ala Juninho Pernambucano dan power Cristiano Ronaldo dalam satu ayunan kaki. Kemampuan yang membuat stasiun radio asal Inggris, talkSPORT, di tahun 2013 mengatakan kalau Çalhanoğlu ditakdirkan terlahir sebagai gelandang top.

Pernyataan talkSPORT itu tak lama kemudian berbuah kenyataan. Pada Juli 2014 pemain yang sedang berulang tahun ke-24 ini menandatangani kontrak dengan Bayer Leverkusen, dan tendangan bebas Çalhanoğlu semakin merajalela di Bundesliga maupun kompetisi Eropa.

Timnas Bulgaria pernah dibuat terkejut oleh lesatan tendangan bebas Çalhanoğlu, beberapa kiper Bundesliga juga pernah dibuatnya jatuh-bangun hanya untuk menyaksikan gawangnya bobol dari eksekusinya, bahkan Manuel Neuer pun pernah dibuatnya bertekuk lutut di bawah mistar gawang Bayern München pada akhir musim 2014/2015.

Mengenai kemampuan spesialnya itu, Çalhanoğlu mengungkapkan kalau di sela-sela latihannya menjadi pengoper andal, ia juga berlatih keras untuk mengasah eksekusi bola matinya. Dengan penuh optimisme, ia berkata kalau ingin menjadi Mesut Özil-nya Turki, ketika diwawancarai oleh salah satu surat kabar Turki, Milliyet.

Hukuman empat bulan sebelum ke AC Milan

Meski di usianya yang belum genap berusia 25 tahun Çalhanoğlu sudah memiliki kemampuan yang istimewa, tapi bukan berarti perjalanan kariernya tanpa cacat. Pada Februari 2017 ia divonis oleh FIFA telah melakukan pelanggaran kontrak, sehingga harus mendapat hukuman larangan bermain.

Peristiwa yang dimaksud FIFA adalah ketika Çalhanoğlu masih meniti karier di Karslruher. Di tahun 2011 Çalhanoğlu mendapat tawaran kembali ke Turki untuk memperkuat Trabzonspor dengan signing fee 100 ribu euro, dan ia meyetujuinya. Namun, di kemudian hari Çalhanoğlu tak kunjung datang ke Trabzonspor dan justru memperpanjang kontrak dengan Karlsruher.

Pihak Trabzonspor kemudian membawa masalah ini ke FIFA, dan menuntut Çalhanoğlu mengembalikan uang 100 ribu euro yang telah mereka bayarkan plus uang kompensasi 1 juta euro. Akan tetapi, FIFA memutuskan bahwa hukuman finansial bagi Çalhanoğlu cukup dengan mengembalikan signing fee tersebut, tapi ditambah larangan bermain selama empat bulan.

Itu berarti Çalhanoğlu tidak bisa bermain di sisa musim 2016/2017, karena hukumannya baru berakhir pada Juni 2017 ketika sepak bola Eropa sudah memasuki masa liburan. Namun beruntung baginya, karena popularitasnya yang sudah meluas, ia mendapat tawaran dari AC Milan senilai 20 juta euro. Transfer yang membuatnya menjadi orang Turki kedua yang bergabung ke Milan, setelah Fatih Terim yang jadi allenatore pada 2001.

Gegap gempita langsung dirasakan Milanisti di seluruh dunia saat perkenalan resmi Çalhanoğlu. Dengan memakai nomor punggung 10, Çalhanoğlu mewarisi nomor yang pernah dipakai para legenda klub seperti Gianni Rivera, Ruud Gullit, Dejan Savićević, Zvonimir Boban, Rui Costa, dan Clarence Seedorf. I Rossoneri pun berharap tendangan bebas Çalhanoğlu dapat memupus rasa rindu mereka pada eksekutor bola mati andal dalam diri Andrea Pirlo, Kaká, Ronaldinho, atau David Beckham.

Namun sayangnya, kenyataan tidak sesuai dengan angan-angan. Tendangan bebas Çalhanoğlu yang diharapkan dapat memudahkan hari-hari Milan di pertandingan, justru sejauh ini belum memberi dampak positif yang signifikan. Performanya pun tidak stabil, dan sempat diisukan akan dipinjamkan ke klub lain pada bursa transfer musim dingin kemarin.

Mengenai hal itu, Çalhanoğlu mengakui bahwa masa adaptasinya di Milan tidak berjalan mulus. Ia datang sebagai pemain yang tidak menjalani laga kompetitif selama empat bulan, di klub yang dibebani ekspektasi tinggi.

Happy birthday to you, Hakan Çalhanoğlu. Kami para Milanisti nggak minta traktiran kok, cuma kangen lihat gol tendangan bebasmu aja, titik dua kurung tutup.

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.