Setelah tiga tahun yang membahagiakan di Amerika Serikat, akhirnya kata perpisahan itu pun terucap. Ricardo Izecson dos Santos Leite atau yang akrab dipanggil Kaká, memutuskan untuk tidak memperpanjang kontraknya di Orlando City. Namun, belum diketahui bagaimana kelanjutan kariernya, apakah ia akan pensiun atau pulang kampung untuk bermain di Brasil.
Selain terkenal sebagai figur yang religius, Kaká juga dijuluki sebagai manusia terakhir yang memenangi Ballon d’Or. Momen itu terjadi di tahun 2007, sebelum ajang pemilihan pemain terbaik dunia ini didominasi oleh dua pemain dari ‘planet lain’, Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo.
Baca juga: Kaka, Manusia Terakhir Peraih Ballon d’Or dan Karier yang Tak Patut Disesali
Kaká berhak membawa pulang trofi berbentuk bola emas itu setelah membawa AC Milan menjadi kampiun di Liga Champions 2006/2007. Di final, I Rossoneri mengalahkan Liverpool dengan skor 2-1, dan Kaká mencetak satu asis untuk gol kedua Filippo Inzaghi.
Tak hanya di partai puncak, momen terbaik Kaká juga terjadi di laga semifinal leg pertama yang mempertemukan Milan dengan Manchester United di Old Trafford. Di pertandingan yang berakhir untuk kemenangan tuan rumah dengan skor 3-2 itu, Kaká mencetak brace, dan gol keduanya tentu tak akan dilupakan suporter The Red Devils maupun Il Diavolo Rosso.
Mendapat sodoran bola dari tengah, Kaká berlari sendirian menuju kotak penalti Manchester United, dan beberapa detik kemudian ‘kekacauan’ itu terjadi. Sebuah sentuhan halus pada kaki Kaká yang membelokkan arah bola, membuat Gabriel Heinze dan Patrice Evra saling bertabrakan, sehingga Kaká tinggal berhadapan dengan Edwin van der Sar, untuk mencetak gol kesembilannya dari sepuluh gol yang dibuatnya di Liga Champions musim itu.
Setelah enam tahun yang bergelimang trofi di Milan, Kaká kemudian pindah ke Real Madrid dengan nilai transfer 68,5 juta euro pada tahun 2009. Milan saat itu tengah mengalami krisis finansial, sehingga mereka harus melepas pemain termahalnya satu per satu, dimulai dari Andriy Shevchenko di tahun 2006. Namun sayangya, karier Kaká di Madrid terganggu akibat cedera yang berulang kali menghampirinya.
Sempat kembali ke Milan di musim 2013/2014, Kaká kemudian berlabuh di Major League Soccer (MLS) untuk bergabung dengan Orlando City dengan status designated player atau marquee player untuk istilah sepak bola Indonesia. Ia menjadi pemain dengan gaji tertinggi di sana, dan jersey-nya menjadi yang terlaris di tahun 2015.
Di musim perdananya, Kaká bermain 28 kali dengan sumbangan 9 gol dan 7 asis, kemudian di musim kedua ia mencetak 9 gol dan 10 asis dari 24 pertandingan, sedangkan di musim terakhirnya, Kaká mempersembahkan 6 gol dan 5 asis untuk The Lions (julukan Orlando City) dari 17 kali turun ke lapangan.
Setelah 16 tahun tampil di lapangan hijau, kini Kaká telah sampai di pengujung kariernya, meskipun belum diketahui apakah ia sudah menginjak garis finis atau belum. Satu trofi Piala Dunia, satu trofi Liga Champions, satu trofi Serie A, satu trofi La Liga, dan sederet trofi prestisius lainnya adalah sebuah torehan yang tidak semua pemain dapat mencapainya. Bahkan oleh Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi sekalipun.
Sampai jumpa, Kaká. Namamu akan selalu harum di sejarah sepak bola dunia.
Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.