Eropa Inggris

Menyambut Jadwal Padat Liga Primer Inggris: Tentang Rotasi dan Konsistensi (Bagian 1)

Bulan Desember selalu disambut dengan antusiasme tinggi. Selain nuansa hari libur, tentunya kita sedang berbicara soal jadwal padat Liga Primer Inggris. Periode ini sudah dimulai sejak tanggal 10 Desember dan akan berlangsung selama satu bulan penuh. Periode yang berat bagi semua klub. Kuncinya? Rotasi dan konsistensi.

Ketangguhan sebuah tim benar-benar akan diuji di periode festival ini. Jadwal yang berdekatan, jeda istirahat yang pendek, ditambah cuaca yang begitu dingin. Perpaduan situasi yang berbahaya, terutama untuk pemain-pemain dengan riwayat cedera. Jika manajemen kebugaran pemain tak diatur dengan baik, klub sendiri yang akan merugi.

Oleh sebab itu, sistem rotasi menjadi sangat penting. Pergantian pemain, seharusnya, tidak boleh sampai mengurangi kualitas di atas lapangan. Maka, dibutuhkan “barisan bangku cadangan” yang berisi pemain-pemain dengan kualitas tak berbeda jauh dengan tim utama. Mari kita intip kedalaman skuat penghuni enam besar Liga Primer Inggris.

 

Kehebatan Guardiola dalam meracik skema

Manchester City

Kita mulai dari pemuncak klasemen saat ini: Manchester City. Hingga akhir bulan Desember, kemungkinan hanya ada satu klub yang bisa mengganggu nyamannya laju tim asuhan Pep Guardiola tersebut, yaitu Tottenham Hotspur. Selain Spurs, barisan lawan City adalah Swansea City, Leicester City, Bournemouth, Newcastle United, dan Crystal Palace.

Sepak bola memang bukan hitungan di atas kertas. Keajaiban masih bisa terjadi, misalnya ketika Crystal Palace membuat kejutan dengan menjadi tim pertama yang mengalahkan City. Namun, Guardiola tentu tak akan membiarkan catatan kemenangannya tercoreng. Manajer asal Spanyol tersebut dibekali skuat yang (seharusnya) bisa mengatasi padatnya jadwal.

Bangku cadangan City masih terasa mewah dan cukup mumpuni untuk mengatasi lawan-lawan City. Praktis, setiap pemain di lini depan punya cadangan yang berkualitas. Bernardo Silva, bisa memainkan peran David Silva dan Kevin De Bruyne. Ilkay Gündogan atau Yaya Toure masih cukup mumpuni untuk menggantikan Fernandinho. Sebagai ujung tombak, Gabriel Jesus dan Sergio Aguero sudah sering saling bergantian turun bermain.

Untuk lini belakang, City sedikit disulitkan dengan cederanya John Stones. Bek asal Inggris tersebut, setidaknya, harus absen hingga akhir Desember. Sebagai pengganti, Guardiola masih punya Eliaquim Mangala. Sayangnya, Guardiola sendiri mengakui bahwa kebugaran Vincent Kompany tak bisa diharapkan. Padahal, tenaga sang kapten, akan sangat dibutuhkan di masa-masa seperti saat ini.

Oleh sebab itu, ancaman bagi City adalah menemukan keseimbangan di lini belakang. Nicolas Otamendi jelas butuh istirahat di tengah jadwal dengan jeda istirahat efektif hanya dua hari. Apakah Guardiola akan menggunakan pemain dari akademi? Atau, Guardiola akan melakukan sesuatu yang memang “sangat Guardiola”, misalnya dengan memainkan satu bek tengah.

 

kasus penggelapan pajak

Manchester United

Kembalinya Luke Shaw, setidaknya memberi kelegaan kepada Jose Mourinho. Artinya, Ahsley Young bisa mendapatkan jeda istirahat di tengah jadwal padat. Kembalinya Shaw juga membuat Matteo Darmian bisa kembali dimainkan sebagai bek kanan, untuk merotasi Antonio Valencia yang selalu bermain sepanjang musim ini di Liga Primer Inggris.

Di lini tengah sendiri, United tak punya “masalah serius” kecuali absennya Paul Pogba. Kartu merah yang didapat Pogba ketika melawan Arsenal benar-benar merugikan United ketika mennjamu City. Oleh sebab itu, melihat pentingnya keberadaan Pogba, kerja Mourinho adalah memastikan gelandang asal Prancis tersebut bisa selalu bermain.

Mengapa? Karena siapa pun yang bermain menggantikan Pogba, artinya mengubah pendekatan United di atas lapangan. Baik Ander Herrera maupun Marouane Fellaini, bukan tipe gelandang yang bisa bermain di antara gelandang bertahan dan penyerang dengan baik. Inilah masalah rotasi, yaitu mempertahankan kualitas ketika pemain utama diistirahatkan.

Untuk lini depan, masalah United adalah memberi Romelu Lukaku kesempatan menghela napas. Zlatan Ibrahimovic sudah melakoni cameo singkat ketika United kalah dari City. Jika Zlatan bisa segera kembali ke kebugaran terbaik, Lukaku yang performanya terus menurun bisa mendapatkan kesempatan untuk mengisi baterai di bangku cadangan.

Pilihan lain yang bisa diambil United adalah memainkan Juan Mata atau Henrikh Mkhitaryan, sehingga Marcus Rahsford bisa digeser ke depan menggantikan Lukaku. Pada dasarnya, untuk lini depan United tak bermasalah serius.

 

Conte tak bahagia

Chelsea

Sejak musim panas yang lalu, Antonio Conte sudah mengeluhkan kedalaman skuat Chelsea. Usahanya untuk memboyong pemain lebih banyak terbentur dengan ketersediaan dana. Pun, di pengujung jendela transfer musim panas, The Blues justru melepas Nemanja Matic, salah satu penampil terbaik musim lalu, ke Manchester United.

Bahkan, sebelum berbicara soal rotasi, Conte harus menyelesaikan terlebih dahulu hubungannya dengan beberapa pemain yang tengah merenggang. David Luiz dan Michy Batshuayi tengah merajuk, keduanya bermasalah dengan Conte. Mengapa hubungan antara pelatih dan pemain ini menjadi penting?

Penting karena memainkan pemain yang tak bahagia bisa sangat berisiko. Apalagi, menggunakan mereka untuk keperluan rotasi. Satu hal yang jelas tergambar ketika menggantikan pemain utama untuk rotasi adalah status Anda sebagai “yang kedua”, pemain cadangan. Risiko yang membayang di depan mata Conte adalah pemain seperti David Luiz atau Batshuayi tak akan bermain dalam level yang memuaskan. Performa tim secara keseluruhan akan terancam.

Untungnya, ketika Conte “mengucilkan” David Luiz, Chelsea masih punya empat pemain yang bisa bermain sebagai bek tengah dalam sistem tiga bek. Situasi berbeda terjadi di lini depan. Ketika Alvaro Morata bermain buruk atau butuh istirahat, Batshuayi tak selalu bisa diandalkan. Apalagi, Conte sudah tidak bisa memainkan Diego Costa yang Januari nanti resmi bergabung dengan Atletico Madrid.

Bergeser ke lini tengah, Tiemoue Bakayoko dan Danny Drinkwater belum bisa menggantikan peran Matic. N’Golo Kante seperti bekerja sendiri di lini tengah. Untuk keperluan rotasi, Chelsea hanya bisa mengandalkan Cesc Fabregas. Di sisi sayap, Eden Hazard dan Pedro Rodriguez hanya punya satu pelapis dalam diri Willian.

Tipisnya skuat Chelsea, ditambah “bangku cadangan” yang tak bisa diharapkan menjadi pembeda, bisa menjadi masalah di bulan Desember ini. Cedera, akan sangat terasa. Penurunan performa, apalagi.

(bersambung…)

Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen