Sejak diangkat menjadi pelatih baru Internazionale Milano pada 9 Juni 2017 silam, ada banyak pengharapan yang disematkan Interisti terhadap sosok Luciano Spalletti. Sebagai sosok yang andal meracik strategi dan memahami seluk-beluk Serie A, Interisti meyakini bahwa Spalletti merupakan figur yang pas untuk membenahi kebobrokan klub kesayangan mereka dalam kurun beberapa musim terakhir.
Kesemenjanaan yang begitu lekat dengan Inter sudah waktunya untuk ditanggalkan jauh-jauh. Mengembalikan martabat sebagai salah satu klub raksasa yang saban musim bersaing memperebutkan trofi juara adalah satu di antara target-target lain yang diamanahkan kepada lelaki berkepala plontos ini.
Dibekali sejumlah nama-nama baru guna memperkuat tim seperti Joao Cancelo, Dalbert Henrique, Yann Karamoh, Daniele Padelli, Milan Skriniar, Borja Valero, dan Matias Vecino, sejauh ini Spalletti tidak kesulitan dalam meracik strategi. Nama-nama tersebut juga tampak menyatu dengan nama-nama lawas seperti Roberto Gagliardini, Mauro Icardi, Joao Miranda, dan Ivan Perisic.
Dalam tiga giornata awal di Serie A 2017/2018, secara meyakinkan La Benemata selalu dibawa Spalletti merengkuh poin sempurna. Padahal, dua dari tiga lawan yang dihadapi Inter bukanlah tim sembarangan yakni Fiorentina di pekan pertama dan bekas tim asuhan Spalletti, AS Roma, di laga kedua. Satu lawan tersisa adalah klub yang baru saja naik kasta, SPAL.
Berkat kemenangan-kemenangan tersebut, Inter nyaman menghuni papan atas klasemen bareng Juventus dan juga Napoli yang sama-sama memenangi tiga pertandingan perdana mereka musim ini.
Akan tetapi, catatan gemilang itu seolah tak ingin disudahi Spalletti cepat-cepat karena di laga semalam (16/9), anak asuhnya kembali sukses mengemas angka penuh. Lawan yang berhasil ditaklukkan Icardi dan kolega adalah Crotone.
Sempat kesulitan di awal laga, Inter akhirnya berhasil membobol gawang Crotone yang dikawal Alex Cordaz pada dua kesempatan berbeda. Di menit ke-82, Skriniar berhasil memanfaatkan kemelut di kotak penalti Crotone sebelum melepas sepakan mendatar. Berselang sepuluh menit kemudian, giliran Perisic yang mencatatkan namanya di papan skor. Kedudukan 2-0 pun bertahan sampai wasit Luca Banti meniup peluit panjang.
Rentetan hasil positif semacam ini tentu membuat atmosfer di dalam skuat Inter juga semakin baik. Kepercayaan diri mereka melambung dan semakin solid. Di sisi lain, Interisti pun makin sumringah melihat catatan apik yang dibukukan tim kesayangan mereka.
Namun khusus bagi Spalletti, keberhasilan ini membuat dirinya mengukir sebuah rekor pribadi. Untuk kali pertama dalam karier kepelatihannya, Spalletti sanggup membawa tim asuhannya memenangi empat laga awal beruntun di Serie A.
Sebelumnya, baik saat menukangi Empoli, Sampdoria, Venezia, Udinese dan dua periode bersama Roma, Spalletti tak pernah berhasil mencatat start gemilang dengan meraup empat kemenangan berturut-turut di kompetisi Serie A. Kenyataan ini bisa saja semakin memotivasi Spalletti dalam menjalani petualangan di Stadion Giuseppe Meazza bersama La Beneamata. Harapan Interisti perihal tangan dingin lelaki kelahiran Certaldo ini pun bakal semakin membubung tinggi.
Di laga-laga La Beneamata selanjutnya, Interisti pasti ingin melihat Spalletti bisa memperpanjang sekaligus mempertajam rekor pribadinya ini agar laju Inter di papan klasemen juga berjalan mulus. Terlebih, lawan-lawan yang menanti Inter di tiga partai selanjutnya ‘hanya’ Bologna, Genoa, dan Benevento.
Akankah hal itu terwujud atau malah terpatahkan?
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional