Eropa Italia

Petuah Mbah Budi tentang Dalbert Henrique, Bek Kiri Incaran Internazionale Milano

Jujur saja, ketika pertama kali mendengar nama Dalbert Henrique, saya mengernyitkan dahi. Saya tak tahu dirinya bermain untuk klub apa dan berasal dari negara mana. Pikiran saya benar-benar blank tentangnya. Akan tetapi, kabar yang santer mengaitkannya dengan Internazionale Milano memaksa saya untuk mencari tahu.

Percaya tak percaya, pada saat googling sembari mengetik kombinasi nama Dalbert-Inter untuk sekadar memastikan kabar ini, baik yang berbahasa Indonesia maupun bahasa lain, ada begitu banyak link berita yang muncul di laman pencarian.

Berusia 23 tahun dan berkewarganegaraan Brasil adalah dua hal pertama yang saya ketahui dari sosoknya via laman Wikipedia. Di situ, tertulis juga bahwa Dalbert adalah seorang bek kiri. Ya, bek kiri! Posisi yang selama ini kerap digunjingkan Interisti, pendukung setia Inter, lantaran La Beneamata cuma punya Cristian Ansaldi dan sang legenda pujaan Interisti, Yuto Nagatomo, di posisi itu.

Bagi manajemen Inter dan juga pelatih Luciano Spalletti, figur Dalbert begitu pas untuk meningkatkan performa sektor yang dianggap paling lemah tersebut ketimbang terus mengandalkan Ansaldi yang rentan cedera atau Lord Nagatomo yang angin-anginan. Dalbert adalah solusi pasti, kurang lebih seperti itu.

Berdasarkan Transfermarkt, nilai jual Dalbert hanya berada pada kisaran 5 juta euro. Namun dirinya dibanderol dengan harga tak kurang dari 20 juta euro oleh klub yang memilikinya, OGC Nice, sehingga proses tarik-ulur yang terjadi di antara Les Aiglons, julukan Nice, dengan Inter, terasa begitu alot dan rumit.

Inter sempat menawar Dalbert dengan harga 15 juta euro plus sejumlah bonus kepada Nice namun ditolak. Bahkan pada saat La Beneamata dikabarkan menyetujui nominal 20 juta euro berikut bonus, proses transfer pun urung terjadi karena pihak Nice masih ingin mempertahankan sang pemain demi melakoni babak kualifikasi Liga Champions melawan wakil Belanda, Ajax Amsterdam.

Anak asuh Lucien Favre pada akhirnya lolos dengan agregat 3-3 (unggul agresivitas gol di kandang lawan). Tapi di sepasang laga melawan De Amsterdammers itu, Dalbert tak sekalipun diturunkan oleh sang pelatih.

Terasa wajar apabila Interisti menyebut ihwal seretnya proses transfer Dalbert hanya akal-akalan pihak Nice supaya Inter bersedia meningkatkan nominal tawarannya. Tak menutup kemungkinan juga bahwa agen Dalbert ikut bermain dalam situasi ini. Setelah kasus Gabriel Barbosa di musim lalu, harus diakui memang jika ada banyak Interisti yang menaruh rasa khawatir dan curiga kepada para agen pemain sepak bola.

Terlepas dari segala macam permasalahan dan kerumitan mengenai transfernya, ada baiknya jika kita mengintip sedikit dari kemampuan Dalbert guna mengetahui apakah dirinya cocok atau tidak sebagai penambal kebocoran dan kelemahan area fullback kiri Inter.

Previous
Page 1 / 3