Eropa Italia

Asa di Pundak Luciano Spalletti

Lewat akun Twitter resminya, salah satu kesebelasan asal Italia, Internazionale Milano, mengumumkan pelatih anyar mereka guna menyongsong musim kompetisi 2017/2018. Adalah eks pelatih AS Roma dan Zenit St. Petersburg, Luciano Spalletti, yang dipilih oleh pihak manajemen untuk menangani Mauro Icardi dan kawan-kawan jelang bergulirnya musim baru.

Pria berumur 58 tahun ini sendiri jadi pelatih kubu La Beneamata yang kedua belas dalam rentang 2010-2017. Sungguh statistik yang mencengangkan namun juga menyedihkan lantaran jadi bukti bahwa usai ditangani oleh Jose Mourinho, Inter justru terpuruk sehingga “rajin” bergonta-ganti pelatih.

Bahkan di musim 2016/2017 kemarin, Inter sampai melakukan lima kali pergantian pelatih. Dimulai dari Roberto Mancini, Frank De Boer, Stefano Vecchi (caretaker), Stefano Pioli lalu kembali ke Stefano Vecchi (caretaker). Bagi klub sekelas La Beneamata, hal ini adalah sebuah aib. Di sisi lain, kejadian ini sekaligus membuka mata semua pihak, khususnya tifosi mereka bahwa ada sesuatu yang salah dengan klub pujaannya.

Maka tak perlu heran juga apabila perjalanan Inter seusai meraih treble winners di musim 2009/2010 naik turun bak yoyo alias tidak konsisten. Tak ada stabilitas yang nampak dari tubuh klub yang berdiri pada 9 Maret 1908 ini. Padahal, stabilitas merupakan salah satu syarat guna merengkuh kesuksesan.

Penunjukan Spalletti yang punya segudang pengalaman di sepak bola Italia merupakan opsi aman yang ditempuh oleh pihak manajemen. Mereka tak ingin menjadi keledai yang gemar jatuh di lubang yang sama dengan mendapuk pelatih baru namun tak mengenal kultur sepak bola di Negeri Pizza.

Melihat banyaknya friksi yang terjadi di skuat Inter pada musim lalu, misi yang dibebankan pihak manajemen kepada Spalletti pun tak perlu muluk-muluk. Bisa membangun fondasi tim yang berguna untuk musim-musim selanjutnya dan membuat Inter punya performa konsisten selama musim depan saja sudah amat membahagiakan.

Scudetto adalah target yang cukup berlebihan saat ini, ada banyak hal yang belum dicapai Inter untuk benar-benar bisa bersaing ke arah sana. Interisti pun sepatutnya mengerti jika keadaan klub kesayangannya ini tengah limbung dan ada di periode krisis.

Bukan perkara finansial melainkan krisis identitas sehingga membuat Inter babak belur macam klub-klub semenjana yang dihajar oleh tim-tim raksasa. Celakanya, setiap kali permasalahan di dalam tubuh skuat kembali muncul ke permukaan, pihak-pihak yang punya kendali atas klub seakan enggan bertanggung jawab dan mencari-cari kesalahan orang lain. Jujur saja, itu adalah sebuah mentalitas yang buruk.

Bagaimana mungkin mau bersaing dengan para rival jika kondisi internal La Beneamata sendiri kacau balau? Menangani Inter adalah urusan yang amat pelik saat ini dan Spalletti justru berani mengambil tantangan itu. Terlepas dari besaran upah yang diterimanya sebagai pelatih La Beneamata, Spalletti pasti memahami dengan baik betapa buruknya kondisi internal tim ini. Dan dirinya pun mengemban tugas dan tanggung jawab buat membenahi hal tersebut.

Baca juga: Kasus Gabigol dan Bobroknya Manajemen Inter Milan

Kedatangan Spalletti ke Stadion Giuseppe Meazza juga melahirkan sejumlah rumor mengenai pemain-pemain yang siap dilego ataupun direkrut selama bursa transfer musim panas mendatang. Hal semacam itu lumrah terjadi di sepak bola karena pelatih manapun pasti akan mencari komposisi terbaik dari skuat yang dimilikinya.

Tapi Interisti tak sepatutnya tergopoh-gopoh dengan meminta manajemen memboyong penggawa berlabel bintang dengan harga mahal. Betapa sia-sianya membeli pemain bintang dengan harga mahal lantas di kemudian hari sama sekali tidak masuk ke dalam rencana Spalletti.

Kini, biarkan Spalletti bekerja dengan setenang-tenangnya, sebaik-baiknya. Jangan sedikitpun manajemen Inter yang selama ini kerap melakukan blunder, berpikir untuk mengusiknya. Biarkan sosok yang saya ketahui pertama kali saat masih meracik Sampdoria di musim 1998/1999 ini mengimplementasikan ide-idenya terlebih dahulu. Tugas Interisti adalah mendukung lelaki berkepala plontos ini dalam bekerja sekaligus mengupayakan pembenahan di tubuh La Benemata.

Siapa tahu, dengan meletakkan asa kita di pundaknya, Spalletti justru merasa semakin terpacu untuk all-out dan rela mencurahkan segenap waktu, pikiran dan tenaganya bagi Inter sekaligus membuktikan jika dirinya pantas didapuk sebagai pelatih baru.

Selamat bertugas, coach. Lakukan yang terbaik.

#NonMollareMai

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional