Eropa Italia

Mensyukuri Perpanjangan Kontrak Ivan Perisic

Halo kawanku Interisti, saya percaya, banyak dari Anda yang sedang sumringah hari ini. Penyebabnya tentu banyak, tapi mungkin salah satu di antaranya adalah kabar bahwa winger lincah asal Kroasia, Ivan Perisic, baru saja meneken perpanjangan kontrak dengan Internazionale Milano.

Dalam perjanjian barunya, Perisic sepakat untuk mengabdi di Stadion Giuseppe Meazza sampai tahun 2022 mendatang. Tak sampai di situ, sosok kelahiran Split tersebut juga bakal menerima kenaikan upah menjadi 4 juta euro per musim.

Menariknya lagi, ada sejumlah poin khusus yang tertuang di dalam kontrak baru Perisic tersebut. Pertama, Inter membentengi sang winger dengan klausul pelepasan sebesar 70 juta euro. Kedua, dan mungkin ini yang cukup unik, Inter menyisipkan klausul anti-Manchester United, kesebelasan raksasa dari Inggris, dalam kontrak tersebut.

Pada bursa transfer kemarin, gosip yang amat santer dihembuskan media memang terkait keinginan Manchester United membajak Perisic ke Stadion Old Trafford. Pelatih United, Jose Mourinho, disebut-sebut sebagai aktor intelektual dibalik ketertarikan klub yang musim lalu mencaplok gelar double winners (Piala Liga dan Liga Europa) tersebut.

Konon, mahar sebesar 35 juta paun siap digelontorkan The Red Devils bagi pemain berumur 28 tahun itu. Akan tetapi, kubu Inter bergeming dengan tawaran itu lantaran banderol yang mereka tetapkan untuk eks winger Borussia Dortmund dan Wolfsburg tersebut mencapai 45 juta paun.

Diakui atau tidak, sikap Interisti pun sempat terbelah dengan saga transfer Perisic di bursa transfer kemarin. Sebagian Interisti berharap kubu I Nerazzurri berjuang mati-matian untuk mempertahankan Perisic. Sementara yang lain ikhlas andai Perisic dilepas. Terlebih, di saat yang hampir bersamaan, rumor tentang ketertarikan Inter kepada winger Paris Saint-Germain asal Argentina, Angel Di Maria, juga sedang menyeruak.

Bagi saya pribadi, mempertahankan Perisic di Stadion Giuseppe Meazza adalah suatu hal yang wajib dilakukan Inter ketimbang melepasnya, meraup dana segar untuk diinvestasikan kepada pemain lain, misalnya saja Di Maria.

Memang benar jika profil dari winger asal Argentina berusia 29 tahun itu sangat apik. Kemampuan dan kualitas Di Maria bahkan jadi salah satu yang terbaik di dunia. Satu-satunya cela di dalam karier pemain berkaki kidal itu barangkali hanya saat dirinya mengabdi untuk Manchester United di musim 2015/2016 silam. Selain itu, karier Di Maria penuh dengan kisah gemilang.

Namun sekali lagi, saya tetap bersikukuh dan menyebut bahwa nilai Perisic ada di atas Di Maria. Karena bagaimanapun juga, Perisic adalah komponen esensial bagi Inter sejak kedatangannya di musim 2015/2016 yang lalu. Apalagi, pelatih I Nerazzurri yang baru, Luciano Spalletti, begitu kondang sebagai allenatore yang sangat menggemari strategi yang memanfaatkan lebar lapangan.

Meski Di Maria punya kemampuan hebat dalam menyisir tepi lapangan dan berpotensi menjadikan lini serang Inter lebih tajam, namun Perisic jelas mempunyai nilai tambah yang lebih dibutuhkan Spalletti dalam periode membesut Inter.

Seperti yang diungkapkan Yamadipati Seno, Perisic adalah pemain yang punya gaya permainan sederhana tapi komplet. Tak hanya jago menyisir area sayap, merangsek ke halfspace, memberi umpan lambung atau mendatar kepada penyerang dengan akurasi tinggi serta mengeksekusi peluang menjadi gol, Perisic juga punya atribut defensif yang cukup prima.

Interisti tentu masih ingat laga antara Inter yang ketika itu diasuh Stefano Pioli melawan AS Roma yang masih dibesut Spalletti pada musim 2016/2017 kemarin. Kala itu, Pioli menginstruksikan kepada Perisic agar bermain sedikit lebih ke belakang di sektor sayap kiri I Nerazzurri sebagai langkah antisipasi terhadap pergerakan dan kecepatan eksplosif Mohamed Salah di sayap kanan I Giallorossi.

Atribut defensif Perisic yang lumayan baik inilah alasan utama mengapa Pioli berani berjudi dengan pendekatan seperti itu meski serangan Inter dari sayap kiri di laga tersebut menjadi tumpul dan tidak efektif. Dan hal ini tidak dimiliki oleh Di Maria.

Lebih lanjut, kontribusi Perisic bagi Inter dalam dua musim pengabdiannya pun sungguh amat ciamik. Berdasarkan statistik yang dihimpun via Transfermarkt, Perisic sudah turun di 79 laga pada seluruh ajang yang diikuti I Nerazzurri, sanggup menyumbang 20 gol dan 18 asis. Dilihat dengan kacamata model apapun, torehan ini jelas krusial, bukan?

Bukti jikalau Perisic adalah winger kelas dunia pun bisa kita sama-sama lihat di musim 2017/2018 kali ini. Dari sepasang laga Serie A di bawah bimbingan Spalletti, kemampuan hebat Perisic pun terlihat dengan sumbangan 1 gol dan 3 asis. Jumlah ini tentu saja masih akan terus bertambah mengingat musim ini masih begitu panjang.

Maka tak ada hal lain yang patut dilakukan Interisti saat ini selain mensyukuri perpanjangan kontrak yang ditandatangani Perisic. Tak kehilangan salah satu elemen tim ketika berusaha bangkit dari keterpurukan adalah salah satu kunci keberhasilan.

Apalagi Interisti pun tahu betul jika Perisic, bersama Mauro Icardi, adalah pilar utama I Nerazzurri di sektor depan. Duo tersebut selalu menjadi pilihan utama baik saat Inter dilatih Roberto Mancini, Frank de Boer, Pioli sampai kini diasuh Spalletti.

Kehilangan satu atau keduanya tentu bisa berakibat fatal. Terlebih jika pengganti yang sepadan tak mampu didapatkan Inter. Percayalah, bertahannya Perisic di Stadion Giuseppe Meazza adalah modal yang sangat tepat untuk Spalletti demi mencapai target-target yang dibebankan manajemen klub.

Ya, #InterIsComing!

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional