Eropa Italia

Joao Cancelo dan Kepak Sayap Internazionale Milano

Usai menjadi saga dalam kurun dua pekan terakhir di bursa transfer, salah satu kesebelasan raksasa di tanah Italia, Internazionale Milano, berhasil merampungkan proses transfer sosok asal Portugal, Joao Cancelo. Pemain berumur 23 tahun ini didatangkan dari tim asal Spanyol, Valencia, dengan status pinjaman dan opsi penebusan di pengujung musim.

Kabar yang dikonfirmasi oleh akun Twitter resmi Il Biscione ini lantas menjadi perbincangan yang cukup hangat di kalangan Interisti. Pertanyaan-pertanyaan pun mengemuka dari mereka. Mulai dari kapabilitas Cancelo, perannya di Inter nanti, sampai menerka pemain mana yang bakal dijadikan tumbal kedatangan lelaki kelahiran Barriero tersebut.

Mempunyai posisi natural sebagai bek kanan dan winger kanan, kehadiran Cancelo tentu bisa menjadi ancaman tersendiri bagi Danilo D’Ambrosio dan Antonio Candreva, duet Italiano yang nyaman jadi pilihan utama di pos fullback kanan dan winger kanan pada musim kompetisi 2016/2017 kemarin.

Padahal, Interisti sudah berulang-ulang menyebut apabila duo tersebut tak benar-benar membuat sayap kanan Inter mengepak tinggi alias punya kemampuan untuk menjadi tumpuan dalam mengkreasikan peluang sekaligus kokoh dan sulit ditembus oleh serangan-serangan lawan.

Berkaca pada strategi Inter di musim kemarin, duet D’Ambrosio dan Candreva memang lebih sering dimainkan dengan gaya ortodoks. Keduanya lebih sering beroperasi di area sayap dan hanya sesekali masuk ke wilayah halfspace untuk kemudian melepas umpan silang ke kotak penalti. Sayangnya, kualitas crossing yang dikirim keduanya tak selalu prima dan bisa dimanfaatkan penyerang atau pemain lain, misalnya para gelandang, yang datang dari area belakang.

Baca juga: Ketika Mbah Budi Bersabda Performa Internazionale Milano di Pramusim

Cara main seperti inilah yang melahirkan kritikan pedas dari Interisti lantaran begitu mudah ditebak dan dipatahkan lawan. Baik Frank de Boer, Stefano Pioli,  dan Stefano Vecchi, seakan tak mampu mengeksploitasi kemampuan dari kedua nama tersebut secara lebih maksimal sehingga punya manfaat yang lebih untuk tim.

Banyak dari Interisti yang berharap apabila D’Ambrosio bisa lebih sering melakukan overlapping ke depan, baik menyisir area sayap maupun halfspace, untuk menyediakan opsi tambahan dalam fase menyerang Il Biscione. Tak hanya melepas umpan silang, tapi juga bola-bola daerah. Namun sebagai fullback, dirinya juga dituntut agar tidak keteteran dan terlambat turun ketika melakukan transisi dari menyerang ke bertahan supaya lini belakang tak mudah ditembus.

Setali tiga uang, Interisti juga ingin melihat Candreva tak lagi bermain layaknya winger klasik yang tugasnya melulu menyisir sektor sayap kiri lawan lalu mengirim umpan silang. Sebagai pemain berpengalaman dan punya kualitas, cukup wajar apabila Interisti menuntut Candreva untuk lebih variatif dalam bermain. Misalnya saja melakukan cut inside, melakukan umpan satu-dua dengan rekannya guna membuka ruang, dan melakukan tusukan serta berani melepas sepakan jarak jauh.

Namun menyalahkan keduanya tentang cara main seperti itu juga tak bisa dibenarkan seutuhnya. Karena bagaimanapun juga, D’Ambrosio dan Candreva pasti mendapat instruksi tersendiri dari pelatih yang telah mengantongi kelebihan keduanya dan berusaha memanfaatkan hal tersebut.

Apalagi dengan cara main seperti itu, kontribusi D’Ambrosio dan Candreva, utamanya dalam hal menciptakan asis seringkali dipandang sebelah mata Interisti. Padahal, jumlah asis yang berhasil keduanya cetak musim lalu terbilang cukup impresif yakni 13 buah. Candreva bahkan tercatat sebagai pemain dengan asis terbanyak di Serie A musim 2016/2017.

Kedatangan Luciano Spalletti sebagai pelatih anyar Inter tentu memberi asa yang baru. Tak hanya untuk membangkitkan performa klub, tapi juga mengubah pola permainan yang monoton itu. Apalagi, pria berkepala plontos ini begitu mahsyur sebagai allenatore yang sangat mengandalkan lebar lapangan dalam kamus strateginya. Lalu, akankah Joao Cancelo menjadi upgrade yang sempurna bagi sayap kanan Inter besutan Spalletti?

Previous
Page 1 / 2