Eropa Inggris

Nasib Buruk Newcastle United di Awal Musim

Memiliki sosok pelatih sekelas Rafael Benitez yang punya otak genius dan segudang prestasi, tentu membuat ekspektasi pendukung Newcastle United lumayan tinggi. Terlebih, pada musim lalu Benitez sanggup mengantar The Toon Army mencuri satu tiket promosi otomatis ke Liga Primer Inggris setelah finis sebagai kampiun Divisi Championship.

Sekembalinya ke kasta teratas, sejumlah target pun ditetapkan oleh pihak klub. Menyasar gelar Liga Primer Inggris jelas muluk bagi ‘anak baru’ seperti mereka. Namun untuk sekadar bertahan, Newcastle tentu punya modal yang cukup.

“Pada musim ini, kami memasang target realistis. Pertama, finis di papan tengah Liga Primer Inggris. Kedua, tampil serius di ajang piala (baik Piala FA maupun Piala Liga)”, papar Mike Ashley, pemilik Newcastle United seperti dilansir chroniclelive.

Dan untuk memenuhi ambisi tersebut, manajemen The Toon Army mendatangkan beberapa tenaga baru semisal Christian Atsu, Joselu, dan Florian Lejeune. Kocek yang mesti digelontorkan buat menggaet mereka pun tak bisa dibilang sedikit, mencapai 20 juta paun.

Ketika suporter Newcastle mulai berekspektasi bahwa Karl Darlow dan kolega akan tampil ciamik, ada bencana yang datang menghampiri klub kesayangan mereka. Tragisnya lagi, hal itu datang secara bertubi-tubi. Tampil brilian di pramusim dengan memetik empat kemenangan dari enam pertandingan, Newcastle justru gagal melakoni start yang oke di ajang Liga Primer Inggris.

Dari dua pertandingan yang telah dijalani Darlow dan kawan-kawan, mereka tak sekalipun mampu mencuri angka alias selalu menelan pil pahit kekalahan. Masing-masing melawan Tottenham Hotspur (13/8) dan Huddersfield Town (20/8). Lebih nahasnya lagi, di dua partai tersebut lini depan mereka mandul karena gagal menciptakan gol.

Alhasil, Newcastle saat ini harus puas menempati posisi ke-17 klasemen sementara. Beriringan dengan klub-klub seperti Bournemouth, Brighton and Hove Albion, Crystal Palace serta West Ham United, yang sama-sama belum mengoleksi poin akibat selalu tumbang.

Upaya The Toon Army buat membenahi performa coba mereka implementasikan di ajang Piala Liga atau kini populer disebut Carabao Cup. Terlebih, anak asuh Benitez ‘hanya’ akan berjumpa klub dari divisi Championship, Nottingham Forest.

Tapi sial, harapan tinggal harapan. Tanpa diduga, Newcastle kembali harus menerima kekalahan dengan skor 2-3 dari Forest walau berlaga di kandang sendiri, Stadion St James’ Park. Dwigol dari Aleksandar Mitrovic dan Rolando Aarons berhasil dibalas dengan brilian oleh Jason Cummings (dua gol) dan Tyler Walker. Kekalahan ini membuat Newcastle gugur dari kompetisi yang sudah dihelat sejak 1960/1961 tersebut.

Peristiwa ini mengulangi tren negatif serupa di musim kompetisi 1999/2000 lalu. Pada saat itu, The Toon Army yang ditukangi oleh Ruud Gullit mengalami tiga kekalahan beruntun di seluruh kompetisi yang mereka ikuti. Keadaan itu juga yang kemudian memaksa Gullit mengundurkan diri lebih dini.

Meski kompetisi baru dimulai, terasa wajar jikalau pendukung setia Newcastle United geram dengan performa tim kesayangannya. Salah satu hal yang kerap menjadi sasaran caci maki adalah kebiasaan pihak manajemen menghambur-hamburkan uang demi mendatangkan penggawa medioker.

Tak peduli bahwa musim ini masih cukup panjang namun bermodal skuat medioker, upaya Benitez untuk mengangkat performa klub ini agar lebih baik jelas tidak mudah. Padahal, Liga Primer Inggris juga bukan kompetisi yang enteng bagi klub-klub promosi. Mereka yang lemah sudah pasti akan tersingkir lebih cepat. Apakah Newcastle United salah satunya?

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional