Berstatus salah satu pemain terbaik PSM Makassar di Torabika Soccer Championship (TSC) 2016, Ferdinand Sinaga digadang-gadang bakal jadi bintang oleh pelatih Robert Rene Albert pada ajang Go-Jek Traveloka Liga 1 2017. Namun apa daya, baru pekan perdana saja, striker yang dikenal bengal itu langsung jadi pesakitan. Bogem mentah yang dilepaskannya ke kepala pemain Persela Lamongan, Ivan Carlos, berbuah kartu merah dan hukuman larangan empat pertandingan.
Lagi-lagi Ferdinand tak mampu melakukan kontrol atas emosinya dan kritikan dari segala penjuru kembali menghujaninya. Bahkan Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, secara khusus menyoroti kasus yang dilakukan eks striker Persib Bandung itu. Menurutnya Ferdinand masih belum dewasa dalam bersikap dan menuntut hukuman yang membuat pelaku jera.
Di tengah pusaran tekanan, ada satu orang yang mengutarakan hal berbeda. “Ferdinand harus membangkitkan kepercayaan tim dan suporter,” ucap Rene Albert jelang laga perdana setelah pemain berjuluk The Dragon itu lepas dari sanksi. Alih-alih turut membombardir dengan kritikan, dia memilih untuk mengembalikan semangat pantang menyerah ala Ferdinand di atas lapangan.
Apa yang dilakukan Ferdinand Sinaga? Dia memilih lebih banyak diam sambil terus berharap. “Saya hanya berusaha semaksimal mungkin untuk menunjukkan ke pelatih kalau saya punya kemampuan. Bersabar saja soal datangnya gol karena kalau Tuhan mengizinkan, bagaimanapun caranya akan terjadi,” ujar Ferdinand kala itu. Kekuatan doa dan usaha akhirnya berbuah manis.
Bangkit dengan Kontrol yang Baik
Dua bulan terakhir ini, hasilnya amat terasa. Ferdinand Sinaga yang beberapa kali tampil sebagai starter, mulai menunjukkan kebangkitan lewat gol-golnya. Tak hanya itu, perangainya di lapangan juga mulai bisa dikontrol dengan baik. Dari 16 kali penampilan baik diturunkan sebagai pemain inti maupun masuk dari bangku cadangan, penyerang kelahiran Bengkulu itu baru mencatatkan dua kartu kuning, catatan yang jauh lebih baik ketimbang koleksi masing-masing lima oleh Rizky Pellu dan Willem Jan Pluim, atau enam peringatan yang didapat Zulkifli Syukur dan Marc Anthony Klok.
Pemain bernomor punggung tiga ini mulai memberikan dampak positif bagi perjuangan PSM merangsek ke puncak klasemen sementara Liga 1 2017. Pada laga pekan ke-21 tengah pekan lalu (23/8) melawan Perseru Serui, Ferdinand membuka keunggulan lewat golnya di pertengahan babak kedua sebelum disusul lesakkan kapten Hamka Hamzah jelang bubaran. Tripoin di Stadion Andi Mattalatta membuat Juku Eja menyamai pencapaian Bali United dan Persipura Jayapura di puncak meski unggul jumlah pertandingan.
Bulan lalu, Ferdinand bahkan dinobatkan sebagai pemain terbaik PSM periode Juli 2017 versi suporter. Pada voting yang dilakukan PSM Stats, pemain berusia 28 tahun itu unggul telak dari dua kandidat lainnya, Syamsul Haeruddin dan Zulkifli. Bukan tanpa alasan Ferdinand dianugerahi gelar tersebut. Grafik kebangkitannya terlihat jelas sepanjang Juli.
Pada pertengahan Juli, Ferdinand membuka keran golnya di Liga 1 lewat aksi ke gawang Barito Putera meski PSM akhirnya dipaksa bermain imbang. Gol tersebut membuat publik seakan melihat ciri khas sang pemain lewat ketenangan dan juga kecepatannya. Selanjutnya kembali tim asal pulau Kalimantan yang merasakan ketajamannya. Gol tunggalnya ke gawang Mitra Kukar memastikan kemenangan PSM di awal Agustus ini.
“Ferdinand telah kembali! Dia bekerja dengan baik bersama rekan setimnya. Saya harap dia sudah mulai kembali ke permukaan sebagai penyerang andal,” puji Rene Albert. Ferdinand Sinaga menunjukkan bagaimana kontrol emosi yang baik dapat dikonversinya menjadi gol yang memberikan dampak positif bagi PSM Makassar.
Author: Perdana Nugroho
Penulis bisa ditemui di akun Twitter @harnugroho