Nasional Bola

Kembalinya Sepak Bola Gembira Ala Persipura Jayapura

Beberapa tahun belakangan, sepak bola Indonesia punya ujar-ujar unik, salah satunya berbunyi siapapun yang terdepan di awal musim kompetisi, ujung-ujungnya yang juara atau setidaknya bersinar adalah Persipura Jayapura.

Hal tersebut berbuah kenyataan pada ajang Torabika Soccer Championship (TSC) 2016. Tim berjuluk Mutiara Hitam akhirnya jadi juara setelah sepanjang kompetisi, Arema FC dan Madura United terus bersaing ketat di puncak klasemen.

Pada Go-Jek Traveloka Liga 1 2017, ujar-ujar tersebut kembali terbukti. Sempat terseok di awal musim, Boaz Solossa dan kawan-kawan sejauh ini sukses memimpin klasemen dengan 37 poin atau selisih dua angka dari tiga tim di bawahnya, Bali United FC, Madura United, dan PSM Makassar, dari 20 pertandingan yang sudah dijalani.

Teranyar, meski bermain dengan 10 orang, Persipura masih bisa menang atas tuan rumah Persegres Gresik United, awal pekan lalu (14/8). Tak tanggung-tanggung, Prisca Womsiwor dan kolega menang telak empat gol tanpa balas! Lantas, apa yang membuat Mutiara Hitam bisa langsung tampil trengginas meski sempat terlempar dari posisi 10 besar klasemen?

Jawabannya adalah kembalinya sepak bola gembira ala tim kebanggaan masyarakat Papua ini.

Kehadiran pelatih Wanderley Junior menggantikan Liestiadi cukup memberikan perubahan dalam pola permainan Mutiara Hitam. Sejak ditangani juru taktik asal Brasil itu, Persipura tak pernah terkalahkan dalam delapan laga terakhir. Saat ditanya kunci sukses permainan anak asuhnya, Wanderley menjawab dengan santai, “Itu telah menjadi karakter pemain Papua, yang penting kami bermain dengan gembira. Jadi, saya hanya kasih sedikit taktik dan strategi,” ungkapnya seperti dilansir Indosport. Ya, kegembiraan mulai kembali terpancar seantero Stadion Mandala.

Kredit: Liga 1

Kebangkitan yang heroik

Seperti dituliskan Mbah Budi lewat artikelnya berjudul Pesona Persipura Jayapura, Mutiara Hitam sejatinya memulai Liga 1 2017 dengan sedikit limbung dibanding persiapan pada liga sebelumnya atau jika dikomparasi oleh para pesaingnya. Ketiadaan PT. Freeport yang dahulu akrab sebagai sponsor utama, disinyalir cukup memengaruhi kondisi finansial klub. Jika tim lain berbondong merekrut marquee player, tak demikian dengan Persipura.

Mutiara Hitam memilih jadi satu dari hanya tiga klub yang tak memanfaatkan jasa pemain asing ‘istimewa’ itu. Bahkan manajemen tim sejak awal terkesan lebih ingin mengedepankan bakat asli tanah Papua. Meski tetap diperkuat pemain asing, Yoo Jae-hoon, Ricardo Silva da Almeida atau Ricardinho, dan Addison Alves, perannya tak lebih penting dari penggawa lokal. Di pekan-pekan awal, hanya Jae-hoon yang konsisten tampil mengingat posisinya di bawah mistar masih belum tergantikan dalam beberapa tahun terakhir.

Atas alasan finansial jua, Persipura mulai dipinggirkan dalam bursa perburuan gelar juara liga. Hal ini bukannya tanpa alasan. Kekalahan dari Semen Padang dan Persib Bandung di lima pekan perdana, hingga paling menonjol dua hasil buruk beruntun yang didapat saat melawat ke markas PSM dan Madura United, membuat posisi Mutiara Hitam di klasemen tak menunjukkan kedigdayaannya dalam beberapa edisi terakhir liga. Terutama kekalahan telak 1-5 di kandang PSM, akhirnya berujung pada pengunduran diri Liestiadi.

Sempat dikaitkan dengan beberapa nama top, salah satunya Pieter Huistra, Persipura akhirnya memilih Wanderley sebagai pengganti Liestiadi. Tak butuh waktu lama bagi eks pelatih Perseman Manokwari itu untuk akhirnya membawa Mutiara Hitam bangkit ke habitatnya sebagai pesaing kuat juara. Memulai debut saat menjamu Mitra Kukar, awal Juli lalu, Persipura dibawanya menang telak enam gol tanpa balas. Meski sempat imbang di dua laga selanjutnya, tim asuhan Wanderley itu berhasil belum pernah terkalahkan dalam sembilan laga terakhir.

Tren positif itu yang akhirnya membawa Mutiara Hitam sejauh ini memimpin klasemen Liga 1 2017 lewat kebangkitan heroik meski tak diisi skuat sementereng lawan-lawannya. Hal tersebut yang akhirnya jadi berkah tersendiri, dengan termaksimalkannya potensi para pemain muda di tangan Wanderley. Kini Osvaldo Ardiles Haay dan kawan-kawan bisa bermain dengan gembira, lewat keleluasaan yang diberikan sang pelatih.

Previous
Page 1 / 2