Kolom

Tanda Tanya Sektor Penjaga Gawang Juku Eja

PSM Makassar sedang menjadi buah bibir di Go-Jek Traveloka Liga 1. Penampilan impresif dipertontonkan anak-anak asuhan Robert Rene Alberts pada dua pertandingan pertama. Empat gol dari dua pertandingan adalah bukti eksplosifnya penampilan Pasukan Ramang. Namun, mereka masih memiliki pekerjaan rumah krusial pada posisi penjaga gawang.

Penampilan penjaga gawang yang saat ini dijadikan pilihan utama, Rivky Mokodompit, masih belum memberikan rasa aman bagi Hamka Hamzah dan kawan-kawan. Dalam dua pertandingan, Rivky kebobolan 2 gol oleh Persela Lamongan dan Mitra Kukar. Gol terakhir merupakan eksekusi penalti Mitra Kukar yang gagal dibendung penjaga gawang asal Boang Mongondoow ini.

Meski tak bisa dibilang dua gol tersebut merupakan buah kesalahan Rivky, permasalahan ini masih merupakan kelanjutan dari musim lalu dan wajib diseriusi jajaran pelatih PSM. Terhitung sejak Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 lalu, PSM nyaris tak memiliki nama tetap untuk mengisi posisi penjaga gawang.

TSC 2016 dimulai dengan posisi tersebut dipercayakan kepada Dimas Galih. Namun, sejak Robert mengambil alih kendali kepelatihan PSM dari Luciano Leandro, posisi Dimas akhirnya terpinggirkan. Sang penjaga gawang pun akhirnya hijrah ke Persegres sampai akhirnya sekarang berlabuh di Persebaya.

Selepas Dimas, Robert kelihatannya masih pusing menentukan pilihan utama. Nama David Aryanto sempat dipasang beberapa kali di tim utama, tapi hasilnya jauh dari memuaskan.

Untuk putaran kedua TSC 2016, Robert pun memutuskan untuk merekrut kembali penjaga gawang senior, Deny Marcel. Kiprah Deny sempat menjanjikan, terutama ketika sukses menepis tendangan penalti pemain PS TNI pada bulan Oktober 2016.

Sayang, penjaga gawang utama PSM di sepanjang putaran kedua TSC ini gagal menjaga konsistensi penampilan. Sejak kebobolan empat gol ketika PSM dibantai Pusamania Borneo FC dengan skor 1-4, Deny pun kehilangan posisi utama.

Robert sempat mendapatkan solusi pada diri Syaiful. Anak muda kelahiran Takalar ini tadinya hanya merupakan pemain berstatus amatir. Namanya kemudian mencuat di PSM, dan akhirnya bersinar ketika ia juga tergabung dalam skuat Sulawesi Selatan untuk Pekan Olahraga Nasional (PON)  ke-19 di Jawa Barat pada pertengahan 2016 lalu.

Penampilan Syaiful terbilang menjanjikan. Postur tubuhnya yang kurang meyakinkan tertutupi dengan penampilan lincahnya di bawah mistar gawang. Meski kadang masih terlihat canggung, Syaiful terlihat fasih mengendalikan area kotak penalti. Dalam waktu singkat, pendukung PSM langsung jatuh cinta pada pemain ini.

Kelincahannya menjaga gawang juga membuat pendukung PSM memberinya julukan yang sedikit agak terdengar dipaksakan, yaitu ‘Syaifulderman’. Lompatan demi lompatan Syaiful memang langsung dibandingkan dengan superhero Marvel pujaan segala usia tersebut.

Meski demikian, Robert dan jajaran pelatih PSM sepertinya memiliki rencana lain untuk Go-Jek Traveloka LIga 1 musim 2017. Syaiful sepertinya hanya disiapkan menjadi penjaga gawang pelapis bersama Deny. Rivky sepertinya tetap akan menjadi pilihan utama

Seperti yang sebelumya sempat dibahas, meski dua gol yang bersarang di gawang PSM bukan kesalahan Rivky, posisi penjaga gawang sepertinya memang masih harus dievaluasi. Yang cukup membuat para pendukung PSM ketar-ketir adalah catatan buruk Rivky yang membuat dua blunder cukup fatal ketika PSM beruji coba melawan Persipura sebelum liga bergulir.

Masih ada kesempatan memang bagi Rivky untuk membenahi penampilannya. Namun, jika problematika penjaga gawang masih berlangsung seperti musim lalu, ini akan menjadi kerikil dalam ambisi PSM menjadi tim papan atas musim ini. Bagaimanapun pertahanan yang baik adalah penyerangan terbaik, dan semuanya dimulai dari bawah mistar gawang.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.