Suara Pembaca

Tentang Beragam Kampanye Jakmania

Setelah diakui sebagai yang pertama menggagas dan mengampanyekan Tribun Tanpa Asap, kini Jakmania menawarkan kampanye berikutnya.

No More Sexism mulai disuarakan Pengurus Pusat Jakmania demi menciptakan suasana nyaman dan aman di stadion bagi semua kalangan.

Tentu saja ini dilatarbelakangi kejadian-kejadian seksis yang terjadi belakangan. Seksisme sendiri adalah sebuah kepercayaan bahwa suatu jenis kelamin lebih superior dibanding jenis kelamin lainnya.

Seperti yang disampaikan akun resmi Pengurus Pusat Jakmania, contoh perbuatan seksis yang sering kali kita temui di dunia sepak bola, khususnya dunia suporter adalah menganggap tribun stadion bukanlah tempat untuk perempuan.

Kehadiran supporter perempuan di stadion Indonesia masih dianggap hanya sebagai pemanis tribun dan dijadikan objek semata.

BACA JUGA: Tentang Keamanan dan Kenyamanan Perempuan di Tempat Nobar

Masih mengutip akun yang sama, selain kehadirannya yang masih dianggap sebelah mata, kehadiran suporter perempuan juga sering diiringi kejadian catcalling yang bahkan menuju pelecehan.

Harus diakui memang, teriakan, komentar tentang penampilan, bahkan godaan, masih sering diarahkan kepada suporter perempuan.

Hal yang tentu saja membuat para kaum hawa merasa kurang nyaman bahkan tidak aman.

Hal tersebut juga tentu saja bertolak belakang dengan keinginan kita semua untuk menjadikan stadion tempat yang nyaman dan aman untuk semua kalangan.

BACA JUGA: Mewujudkan Kesetaraan Gender dalam Sepak Bola

Sebenarnya yang menarik dinanti adalah bagaimana kelanjutan dan aksi nyata dari kampanye ini. karena bila melihat kasus sebelumnya, ketika seorang pendukung Persija mengalami hal tidak menyenangkan di dunia maya saja, masih terdapat beda pendapat di sana.

Tidak sedikit yang masih menyalahkan si korban. Dengan pemikirannya, ada saja alasan pembenaran perilaku seksis mereka.

Berbanding terbalik dengan sebagian lain yang jelas-jelas mengutuk keras sekecil apa pun perilaku seksis dalam sepak bola.

Tentu saja perbedaan pendapat tersebut sangat berpotensi menimbulkan konflik bila tidak ditangani dengan semestinya.

Belajar dari kampanye Tribun Tanpa Asap, konflik antara mereka yang menghendaki merokok di tribun dengan mereka yang berharap tribun dapat bersih dari asap masih jelas terlihat.

BACA JUGA: Tribun Tanpa Asap Rokok, Aksi Keren Baru di Stadion

Sama seperti No More Sexism, di awal kampanye Tribun Tanpa Asap juga bertujuan memberi kenyamanan untuk semua. Melihat banyaknya anak-anak, perempuan, hingga ibu hamil, asap rokok yang dapat mengganggu mereka diharap dapat pergi jauh.

Sayangnya di sisi lain para perokok masih saja beranggapan merokok adalah haknya, termasuk di tribun.

Kampanye-kampanye yang dilakukan seolah angin lalu. Pemeriksaan-pemeriksaan petugas keamanan di pintu masuk masih saja terus kecolongan.

Meski di beberapa sudut tribun asap rokok sudah tidak lagi ditemukan, namun di banyak sudut lainnya kampanye seolah tidak berdaya.

Namun dari pihak Jakmania yang menggagas kampanye ini seolah berdiam diri. Temmy Meliana sebagai orang yang paling vokal dalam kampanye tersebut seolah berjuang sendirian.

BACA JUGA: Bunda Temmy, Tentang Tribun Tanpa Asap di Jakarta

Padahal hal-hal tidak menyenangkan seperti yang diceritakan pada Football Tribe Indonesia di awal kampanye ini digalakan masih saja terus terjadi.

Perlawanan, ancaman, bahkan sesuatu membahayakan masih hadir dari mereka yang menentangnya.

Meski telah diakui sebagai yang pertama mengampanyekan Tribun Tanpa Asap, rasanya Jakmania belum menjadi yang pertama berhasil terlebih tanpa aksi nyata.

Jangan sampai kampanye No More Sexism bernasib sama.

BACA JUGA: Kulihat Garuda Pertiwi, Sedang Bersusah Hati…

BACA JUGA: Bagaimanapun, Liga 1 Putri 2019 adalah Sejarah

BACA JUGA: Tentang Cara Memperlakukan Pesepak Bola Wanita