Bukan lagi klub tradisional dengan kesan kaku. Kini Persija hadir dengan wajah baru. Wajah yang merangkum panjangnya sejarah, panjangnya cerita kejayaan, berpadu dengan modernitas khas Jakarta.
Malam itu sesuatu yang baru dipertontonkan. Tata cahaya juga tata suara menghiasi Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Padahal jadwal yang berlangsung adalah pertandingan Macan Kemayoran. Namun seolah konser musik yang sedang dilaksanakan.
Seisi stadion rasanya terpukau. Permainan tata cahaya adalah awal diperkenalkannya skuat tim ibu kota lengkap dengan seluruh ofisial untuk mengarungi musim ini.
Di saat bersamaan diperkenalkan pula apparel baru yang akan dikenakan Andritany Ardhiyasa dan kawan-kawan saat berusaha merebut gelar ke-12 singgah kembali ke Jakarta.
Video diputar sebelum kemudian satu-persatu dipanggil hadir masuk lapangan. Lengkap dengan baju baru yang dikenakan.
Jersi bertitel “Juara” melengkapi tagline #BeliveIn12 yang diusung untuk musim ini. Semangat yang jelas mengandung ambisi untuk Persija juara lagi.
Wajah baru Persija juga terangkum dalam jersi tersebut. Jersi yang mencerminkan komitmen Persija sebagai klub profesional kebangaan Jakarta yang terus berkembang, bertransformasi, dan berinovasi untuk menjadi klub sepak bola yang terbaik di Indonesia.
Mengutip akun ofisial klub, jersi baru yang mulai dijual seharga Rp799.000 ini terinspirasi dari peta transportasi angkutan umum kota Jakarta yang selalu bergerak maju dan bertranformasi, serta menghubungkan wilayah ibu kota, desain garis geometri modern yang saling terhubung pada setiap titiknya, digunakan.
Metafora tersebut melambangkan sinergi penting antara Persija, pendukung, dan kota Jakarta sebagai satu kesatuan yang terus bergerak maju dan berkembang.
Malam itu, tidak kurang 45 menit Jakmania yang hadir begitu dimanjakan. Pertunjukan kelas dunia disajikan. Pertunjukan yang rasanya juga peluncuran tim termegah yang pernah dilakukan klub Indonesia. Setelahnya dilanjutkan laga uji coba dengan klub Singapura, Geylang FA.
Dengan wajah barunya, Macan Kemayoran diharapkan bisa mewujudkan target juara di tahun ini. Bukan hanya gimik jualan tapi tidak diiringi prestasi di lapangan.]
Bagaimana pun juga, prestasilah yang dinanti. Bukan sekadar kebanggaan akan kesan modern terlebih sekadar pamer pertunjukan.
Kehadiran Bambang Pamungkas yang juga baru
Aneh rasanya ketika namanya diperkenalkan namun ia tidak lagi mengenakan jersi yang sama dengan sahabatnya, Ismed Sofyan.
Tidak ada lagi nomor punggung 20 ciri khasnya. Malam itu ia hadir mengenakan setelan jas kasual hitam lengkap dengan sepatu kulit sewarna.
Malam itu, Bambang Pamungkas diperkenalkan dengan peran barunya. Bukan lagi sebagai orang yang diharapkan memecah kebuntuan di lini penyerangan, tapi sebagai orang yang diharap mampu mengondisikan tim di dalam maupun di luar lapangan.
Malam itu, Bepe hadir sebagai manajer tim Persija Jakarta.
Sebagai orang lama dalam tim dan jelas mengenal betul filosofi tim, tugas pertamanya kini adalah mengenalkan kepada pelatih baru bagaimana tim bermain, hingga budaya dalam tim, agar lebih cepat menghasilkan apa yang diinginkan bersama.
Selain itu, sebagai sosok penuh pengalaman sebagai pemain, tentu saja ia adalah sosok yang tepat menjadi teladan pemain muda Persija.
Begitu juga untuk Jakmania. Kedekatannya sudak terbukti beberapa kali membuatnya begitu didengar pendukung Macan Kemayoran.
Meski klub telah memastikan Bambang Pamungkas tidak akan jauh dari Persija dan Jakmania, namun dengan sosoknya kini, gol-gol dan aksi yang belasan tahun dipertontonkan pastilah tetap menjadi sesuatu yang dirindukan.
BACA JUGA: Cerita dan Doa Iringi Ulang Tahun Jakmania
BACA JUGA: Bambang Pamungkas Menutup Sebuah Era