Nasional

Edson Tavares, Sang Penyelamat yang Tersingkir

Meski belum lama menginjakkan kaki di Nusantara, Edson Tavares telah mencatat banyak cerita. Sujud syukur kemenangan, salam yang khas, keberhasilan menyelamatkan Persija Jakarta, hingga perpisahan yang kabarnya tidak baik-baik saja.

Bekerja kurang lebih tiga bulan di ibu kota, pelatih asal Brasil ini sukses menjelma jadi dokter yang menyembuhkan Macan Kemayoran yang terluka.

Di awal kedatangannya, Persija terdampar lunglai di zona merah. Tavares kemudian membawa racikan yang pas, hingga akhirnya berhasil menyelamatkan Persija dan berhasil membawanya finis di peringkat ke-10 di akhir musim.

Tujuh kemenangan berhasil dikemas dari 15 kesempatan yang dipunya. Tujuh kemenangan yang selalu ditutup dengan sujud syukur usai laga. Sisanya, Persija menelan lima kekalahan dan tiga hasil imbang. Poin yang sangat berharga untuk Persija tentunya.

Akan tetapi, meski sukses menjadi juru selamat, kontrak pelatih yang selalu mengawali sesi jumpa media dengan assalamu’alaikum bernada khas ini, tidak diperpanjang, Hanya 93 hari masa bakti, sebelum akhirnya ia harus pergi, bahkan dengan kesan tidak baik-baik saja.

BACA JUGA: Tantangan Besar Alfath Faathier di Pos Bek Sayap Persija

Mengutip bola.com, pelatih berusia 63 tahun ini menerima keputusan tidak diperpanjang kontrak melalui aplikasi pesan elektronik, WhatsApp. Lebih lanjut mantan pelatih Yokohama FC juga mengaku bingung dengan keputusan manajemen klub.

Selain 24 poin yang didapat, dan itu hasil yang lebih baik dari pelatih sebelumnya, hubungannya dengan pemain juga baik.

“Saya tidak tahu apa yang terjadi, hubungan saya dengan pemain bagus, hasilnya juga bagus, saya menyelamatkan Persija, lebih bagus daripada pelatih-pelatih sebelumnya. Selama 2,5 bulan saya bekerja, sebanyak 24 poin saya dapatkan,” ucap Tavares.

Masih mengutip laman yang sama, Edson Tavares bahkan berani beropini bila ada bisnis terselubung di Persija Jakarta. Katanya, ada cara-cara licik oknum agar mendapatkan uang dari sepak bola, khususnya urusan transfer pemain atau pelatih.

“Saya tidak percaya 100 persen. Ada bisnis di Persija. Saat proses transfer pemain, pelatih, ada pihak yang diuntungkan karena adanya peredaran uang di sana. Mereka akan mendapatkan komisi uang. Saya benci hal seperti ini.”

BACA JUGA: Tagar #AliansiBobotohJakarta dan Perdamaian yang Selalu Temukan Jalan

Segala tudingan Edson Tavares tentu saja membuat gerah Persija dan membingungkan Jakmania. Untuk itu, Fery Paulus selaku presiden klub buru-buru memberikan klarifikasinya. Selang sehari setelah berita tersebut ramai pada 3 Januari, FP menjelaskan bila pihak manajemen telah menjalankan prosedur dengan tepat.

Persija telah mengirimkan surat resmi yang menyatakan kontrak Edson tidak diperpanjang. Kemudian perihal pesan singkat yang dibicarakan Edson, FP menyebut itu dilakukan sebagai bentuk pertemanan dan komunikasi non-formal.

“Pastinya kami telah mengirim surat kepada Edson Tavares. Perihal pesan singkat (WA), itu dilakukan sebagai bentuk pertemanan dan komunikasi non-formal. Selama ini kami dan Edson memang rutin berkomunikasi lewat pesan singkat,” tutur FP mengutip laman persija.id.

Sang presiden klub juga menyebut, keputusan tidak memperpanjang kontrak Edson Tavares telah melalui berbagai tahapan dan pertimbangan yang matang. Posisi pelatih memang menjadi salah satu aspek yang dipertimbangkan, karena Persija memiliki target juara di musim mendatang.

Bagaimanapun juga, cerita Edson Tavares di Indonesia masih akan berlanjut. Kisah singkatnya bersama Persija hanyalah awal, karena musim mendatang secara resmi ia telah diperkenalkan sebagai pelatih kepala Borneo FC.