Eropa Italia

Debut Ibrahimovic: Bagus, tapi Tetap Butuh Dukungan

Zlatan Ibrahimovic menjalani debut keduanya di AC Milan, tadi malam (6/1). Menghadapi Sampdoria di San Siro, Ibra bermain bagus, tapi tetap butuh dukungan dari rekan-rekannya agar bisa tampil maksimal.

Penyerang gaek berusia 38 tahun ini masuk sebagai pemain pengganti di menit 55. Stefano Pioli memasukkan Ibrahimovic bersamaan dengan Rafael Leao di lini depan. Sebagai gantinya, Krzysztof Piatek dan Giacomo Bonaventura yang ditarik keluar.

Dengan masuknya Leao berbarengan dengan Ibra, ada indikasi Pioli hendak membebaskan sang pemain bernomor 21 dari kepungan bek Sampdoria. Ini penting, lantaran usia Ibra yang tak lagi muda membuatnya tak selincah dulu, dan Leao punya kemampuan untuk menarik perhatian bek lawan.

Adanya Leao di kiri dan Ibra di tengah, sempat memberi dampak cukup bagus di lini serang Milan. Pemain yang mencetak 31 gol dari 31 pertandingan di musim terakhirnya bersama LA Galaxy ini memberi nuansa yang berbeda, baik dari sentuhan-sentuhannya maupun pergerakannya.

BACA JUGA: AC Milan Menyambut Zlatan, Tepat di Akhir Zaman

Ibrahimovic punya kapabilitas mengirim umpan pendek cepat dan umpan-umpan terobosan dengan akurasi bagus. Dua hal itu sempat ia lakukan dan tepat sasaran, tapi tidak berujung gol karena penyelesaian yang kurang bagus.

Pertama ketika Ibra mengirim umpan pantul ke Leao. Saat dirinya membelakangi gawang, terlihat Ibra sulit membalikkan badan untuk menembak. Dari sisi kanannya, Leao datang tanpa kawalan dan memberi opsi umpan. Sayangnya, Leao telat merespons dan bola disapu bek Sampdoria.

Kedua, umpan cungkil Ibra ke kotak penalti tim tamu. Situasi ini terjadi saat I Rossoneri melancarkan serangan balik. Namun, Rade Krunic yang menerima umpan sodoran Ibra tidak berada di posisi yang tepat untuk menembak. Tendangannya lemah, dan dapat diamankan Emil Audero Mulyadi.

Cuplikan peluang Krunic tersebut bisa Tribes lihat di menit 3:20 video ini.

Butuh dukungan

Segala kontribusi yang ditunjukkan Ibrahimovic tadi malam, menunjukkan bahwa kehadirannya bisa membawa dampak positif. Dengan catatan, pemain-pemain lain juga harus sigap mendukungnya, baik dengan memberi umpan berkualitas, membuka ruang, maupun menyelesaikan peluang yang dikreasikan Ibra.

Data dari WhoScored menunjukkan di laga giornata 18 tersebut, Ibrahimovic memenangkan empat duel udara. Artinya, opsi gol atau asis tidak hanya bisa hadir dari kedua kakinya saja, tapi juga dari kepalanya.

Lantas, kenapa di pertandingan semalam tidak ada satupun gol yang Milan ciptakan, dari 19 tembakan yang dilakukan? Jawabannya adalah, karena penyelesaian akhir yang buruk.

Krunic membuang satu peluang, Suso gagal menyelesaikan dua peluang, dan Leao tidak berhasil mencetak gol walau sudah berdiri tanpa kawalan. Padahal dari 19 tembakan, delapan di antaranya tepat sasaran.

BACA JUGA: 5 Mantan Terindah yang Kembali ke Pelukan AC Milan

Ibra pun tidak punya banyak peluang, karena minimnya suplai yang didapatnya. Hal ini juga dikeluhkan Pioli, dalam konferensi pers seusai pertandingan.

“Buat saya, Ibra memberikan dampak positif. Dia memberikan karakter di tim ini. Sepertinya Milan tak terbiasa memiliki pemain dengan kualitas fisik seperti Ibra miliki. Makanya, Milan tak terbiasa mengirimkan umpan silang, padahal Ibra sudah siap menerima servis dari sayap maupun tengah,” ucap Pioli.

“Sekarang tugas anak-anak adalah lebih sering melakukan umpan, bukan cuma sekadar umpan, melainkan umpan yang tepat,” lanjut mantan allenatore Lazio, Inter, dan Fiorentina tersebut.

Pendapat Pioli tepat. Kehadiran Ibra harus dibarengi dengan peningkatan kualitas permainan. Seorang pemain sekelas Ibrahimovic tidak bisa berjuang sendiri, dan tetap harus didukung rekan-rekannya.

Percuma punya Ibra, kalau level permainannya masih setara Bologna dan Hellas Verona.