Setidaknya untuk tiga hari ini, kabar Manchester City hendak mewujudkan hasrat lawas mereka untuk memboyong Alexis Sanchez semakin menggebu. Bahkan, sudah ada nilai transfer yang terbuka untuk publik, yaitu 35 juta paun saja. Lantas, bagaimana seharusnya Arsenal merespons?
Cederanya Gabriel Jesus mengubah suasana bursa transfer City. Sebelumnya, skuat City seperti tak membutuhkan suntikan tenaga baru, terutama di lini depan. Komposisi yang mereka miliki sudah sangat cukup untuk mengarungi Liga Primer Inggris 2017/2018. Betul, cedera, musibah yang tak ingin dirasakan pemain, yang memaksa City kembali menyiapkan sejumlah dana.
Dahsyatnya lini depan City seperti ingin berbicara bahwa mereka tak membutuhkan tenaga Alexis Sanchez. Pemain asal Cile ini menjadi buruan utama The Citizens di musim panas 2017. Tawaran hingga 60 juta paun sempat diajukan kepada manajemen Arsenal, sebelum Arsene Wenger membendung semua potensi transfer.
Sampai jendela transfer musim panas ditutup, City gagal memboyong Alexis. Situasi berubah, seperti yang disebutkan di atas. Bermain di banyak kompetisi membuat City harus memikirkan dengan masak tentang kedalaman skuat mereka. Untuk lini depan, Sergio Aguero jelas membutuhkan teman untuk keperluan rotasi, atau siapa tahu, bisa bermain bersama.
Baca juga: Saga Alexis Sanchez, Ketika Manchester City Dipaksa Berbelanja
Maka munculah nilai tawaran 35 juta paun. Sebuah nilai yang tentunya begitu rendah untuk menilai seorang Alexis. Namun, nilai tersebut harus dimaklumi karena dua hal. Pertama, tentu soal kontrak Alexis yang akan kedeluwarsa di bulan Juni 2018. Kedua, mantan pemain Barcelona tersebut memang sudah ingin hengkang. Seperti transfer Philippe Coutinho dari Liverpool ke Barcelona, yang terjadi karena si pemain memang sudah menyatakan ingin pergi.
Lini masa menjadi riuh rendah. Begitu banyak Gooners yang ingin Arsenal segera membeli pemain. Intinya adalah banyak suporter yang ingin manajemen bekerja cepat untuk memastikan satu pembelian penyerang sayap pengganti Alexis. Sebuah sikap yang, sebetulnya, bisa dimaklumi karena perubahan situasi di jendela transfer.
Situasi di jendela transfer berubah secara mendadak ketika Coutinho resmi dibeli Barcelona dengan dana hingga 142 juta paun. Dengan melepas Coutinho, maka Liverpool punya dana yang cukup untuk membeli pemain baru. Inilah yang membuat Gooners cemas, ketika calon pemain baru yang diincar The Reds adalah pemain-pemain yang diidamkan banyak pendukung Arsenal sebagai pengganti Alexis.
Dua pemain yang dimaksud adalah Thomas Lemar dan Riyad Mahrez. Nama pertama, yang berbanderol hingga 70 juta paun, bisa digapai dengan mudah oleh Liverpool. Nama kedua, bahkan sudah diisukan sudah menjalani tes medis bersama Liverpool dengan melibatkan dana transfer hingga 55 juta paun.
Suporter Arsenal, sebenarnya, tak perlu terlalu khawatir. Masih banyak penyerang sayap berkualitas di luar sana yang bisa diboyong di bulan Januari ini. Mulai dari Nabil Fekir, Cristian Pavon, Julian Draxler, hingga Malcom. Dan tahukah Anda, ada variasi solusi di mana Arsenal tak perlu membeli.
Begini. Membeli pemain di jendela transfer bulan Januari bukan urusan mudah. Pada dasarnya, klub besar tak ingin pemain andalannya hengkang di pertengahan musim.
Akibatnya, klub-klub tersebut akan dengan tegas menolak berbagai pendekatan. Cara kedua, dan paling mudah, adalah menaikkan harga. Kebetulan, nama-nama yang diinginkan Arsenal untuk menggantikan Alexis adalah pemain-pemain dengan status “dibutuhkan” di klub masing-masing. Kecuali mungkin untuk Draxler.
Masalah kedua adalah Arsenal sendiri juga tengah disibukkan dengan masalah kepindahan pemain-pemain seperti Theo Walcott dan Olivier Giroud (meskipun tengah cedera). Menjual pemain bisa sangat sulit karena mempertimbangkan beberapa hal seperti permintaan gaji pemain yang akan menyulitkan klub peminat, keberadaan klub peminat itu sendiri, sentiment pelatih, dan kemauan pemain itu sendiri.
Oleh sebab itu, solusi bagi Arsenal yang paling masuk akal adalah memulangkan pemain yang mereka pinjamkan. Satu nama sudah menyeruak, yaitu Lucas Perez.
Mengapa masuk akal? Bukankah Wenger tak pernah menaruh apresiasi selayaknya untuk pemain yang tengah dipinjamkan ke Deportivo La Coruna tersebut?
Musim lalu, Lucas tak mendapatkan menit bermain yang layak karena keberadaan Alexis Sanchez. Wenger sendiri, mau tak mau, harus memainkan Alexis karena tengah berupa memperpanjang kontraknya. Memberikan menit bermain yang melimpah adalah usaha minimal pelatih untuk menyenangkan hati si pemain. Pun, Alexis (bersama Mesut Özil) adalah pemain terbaik Arsenal.
Ketika Alexis hengkang, lalu disusul Theo Walcott, bisa “memaksa” Wenger untuk memberi kepercayaan yang lebih besar kepada Lucas. Toh, Lucas bukan pemain yang tak tahu terima kasih. Setiap kesempatan merumput dirayakan Lucas dengan pertunjukkan gol maupun asis. Bahkan, jika mau jujur, musim lalu, Lucas selalu tampil lebih baik ketimbang Danny Welbeck, Walcott, dan Alex Oxlade-Chamberlain (yang sudah hengkang ke Liverpool).
Lucas sudah mengenal sebagaian besar pemain Arsenal. Proses adaptasi akan jauh lebih cepat dibandingkan ketika membeli pemain baru. Kemampuan Lucas untuk bermain sebagai penyerang tengah, penyerang sayap sebelah kiri, dan penyerang sayap sebelah kanan adalah kelebihan lain yang bisa dimasimalkan.
Dengan memulangkan Lucas, Wenger bisa memainkan skema empat bek. Mengapa empat bek? Inilah variasi kedua.
Dengan empat bek, Nacho Monreal bisa digeser ke bek kiri lagi, menemani Sead Kolasinac. Sementara itu, Ainsley Maitland-Niles bisa dimainkan di lapangan tengah, posisi idealnya, atau menjadi pesaing Hector Bellerin sebagai bek kanan. Dengan bermain empat bek, Wenger bisa mengurangi keberadaan penyerang sayap.
Lucas sendiri bisa digeser sebagai teman duet Alexandre Lacazette. Dengan bermain menggunakan dua penyerang, Arsenal punya kedalaman skuat yang lebih baik di lini depan. Mengapa? Karena Welbeck pun tak perlu bermain sebagai penyerang sayap lagi. Posisi utamanya adalah penyerang tengah, dengan peran sebagai second striker atau defensive forward.
Masuk akal, bukan? Tiga pemain, Lucas, Lacazette, dan Welbeck, sudah cukup untuk mengisi lini depan. Ini dengan asumsi bahwa Alexis, Walcott, dan Giroud hengkang. Satu catatan manis lagi. Eddie N’Ketiah bisa lebih sering dibawa sebagai “penyerang keempat” di bangku cadangan, di mana biasanya diisi pemain muda.
Tawaran solusi ini tentu tak mungkin tak terpikirkan oleh Wenger sendiri. Bola ada di kakinya. Apakah Wenger bisa menyingkirkan sentimen kepada beberapa pemain dan melepas mereka dengan ikhlas? Bagi penulis, justru inilah kunci perbaikan skuat di bulan Januari ini.
Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen