Pada hari Kamis, 26 Oktober 2017, PSSI secara resmi mengumumkan hasil verifikasi tingkat AFC untuk beberapa klub Liga Indonesia. Beragam reaksi pun muncul dari klub-klub yang terlibat.
Setelah kompetisi sepak bola Indonesia kembali diakui oleh FIFA, hak klub-klub Indonesia untuk berkompetisi di ajang antarklub Asia pun dikembalikan. Sambil menunggu Go-Jek Traveloka Liga 1 berakhir, PSSI bersama AFC telah melakukan verifikasi klub-klub peserta. Hasilnya, lima klub dianggap lolos verifikasi. Dua klub termasuk ke Kategori A dan tiga lainnya masuk Kategori B.
Kategori A yang dianggap sudah mengantungi lisensi AFC tanpa harus ditinjau ulang lagi adalah Arema FC dan Persib Bandung. Sedangkan kategori B berisikan Bali United, Madura United, dan Persija Jakarta. Klub-klub yang termasuk ke Kategori B ini belum seratus persen aman. Mereka harus melengkapi beberapa kriteria lain dalam waktu tiga bulan (sampai Januari 2018) agar bisa dinyatakan lolos verifikasi. Jika tidak, lisensi yang telah diperoleh terpaksa harus dicabut kembali.
Hasil ini juga merupakan gambaran kasar bahwa tiga klub calon penghuni tiga besar, yaitu PSM Makassar, Bhayangkara FC, dan Persipura Jayapura, tak berhak mewakili Indonesia di kompetisi antarklub AFC musim depan. Jika salah satu dari ketiganya finis di posisi tiga besar, jatah akan dialihkan ke penghuni posisi klasemen di bawah mereka.
“Komite lisensi klub PSSI sudah menyelesaikan verifikasi. Kepada klub-klub lain yang belum dinyatakan lolos dalam proses ini kami berikan waktu untuk mengajukan banding dalam waktu dua hari ke depan,” kata Sekretaris Jenderal PSSI, Ratu Tisha Destria, seperti dilansir dari Detik. “Kami berharap semua klub bisa memenuhi standar yang telah ditetapkan, sehingga mereka bisa mendapatkan lisensi dan berpeluang berpartisipasi di kompetisi level Asia.”
Keluarnya hasil verifikasi tersebut disambut berbeda oleh masing-masing klub, tak terkecuali tiga klub yang masuk Kategori B. Di samping Persija yang masuk kategori tersebut, dua klub lain yang notabene terbilang masih berusia sangat muda, yaitu Bali United dan Madura United, juga bersuka cita.
Hal ini dapat dimaklumi, karena sebelum hasil verifikasi diumumkan, rumor berembus kencang mengatakan bahwa berat bagi dua klub pendatang baru tersebut untuk lolos verifikasi. Nyatanya, usia tak berpengaruh karena Bali United adalah modifikasi klub yang sebelumnya bernama Persisam Putra Samarinda, yang berganti kepemilikan dan pindah ke Bali dalam beberapa tahun terakhir. Begitu pula dengan Madura United yang sebelumnya adalah Pelita Bandung Raya.
Dalam mendapatkan lisensi, AFC telah menetapkan lima aspek penilaian yang harus dipenuhi klub. Kelima aspek tersebut, yakni adalah legalitas, finansial, infrastruktur, sumber daya manusia dan administrasi, serta sporting (pembinaan usia dini). Berdasarkan semua indikator tersebut, kelima klub di atas sudah dinyatakan paling layak.
Sementara itu, dalam kesempatan terpisah, Munafri Arifuddin selaku CEO PSM Makassar, menyayangkan kegagalan klubnya dalam verifikasi tersebut.
“Tentu saja kami kecewa, mengingat kami sedang memimpin klasemen,” tutur Munafri kepada Detik. “Namun, jika masih ada kesempatan untuk melakukan perbaikan, kami akan perbaiki. Toh hasil ini bukan harga mati sebelum ada keputusan AFC.”
Sementara itu pihak Bhayangkara FC juga tak bisa menyembunyikan kekecewaan mereka. Melalui pelatih asal Skotlandia, Simon McMenemy, pihak Bhayangkara akan berupaya memenuhi semua syarat yang dibutuhkan untuk mencapai lisensi.
“Saya sudah berdiskusi kepada klub di awal musim agar kami berusaha keras menyelesaikan masalah lisensi ini,” kata McMenemy seperti dilansir Bolasport. “Saya pernah mengalami hal serupa saat melatih Loyola FC di Liga Filipina. Kalau Bhayangkara tak bisa berkompetisi di Asia, akan sangat mengecewakan.”
Baik manajemen PSM dan Bhayangkara FC kini tengah menempuh langkah banding. Sedangkan belum ada tanggapan pihak Persipura terhadap keputusan ini. Klub-klub yang dinyatakan tidak lolos masih berhak mengajukan banding hingga 31 Oktober 2017 ini.
Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.