Nostalgia Nasional

11 Bintang Sriwijaya FC 2011/12, di Mana Mereka Sekarang?

Indonesia Super League musim 2011/12 menjadi salah satu musim terindah Sriwijaya FC. Laskar Wong Kito yang dihuni banyak pemain bintang berhasil keluar menjadi juara. Menyajikan permainan yang cantik juga membuat langkah tim kebanggaan masyarakat Sumatra Selatan itu tak terbendung.

Sriwijaya FC tampil dominan sepanjang musim, mereka mampu menjadi tim yang paling produktif dan tim yang paling rapat pertahanannya. Dalam 34 pertandingan, mereka mampu mencetak 73 gol dan hanya kebobolan 31 gol yang menjadikan mereka terbaik di antara kontestan ISL 2011/12 yang lain.

Melihat torehan itu, wajar tentunya apabila tim yang dilatih Kas Hartadi itu keluar sebagai yang terbaik. Bersama mantan pelatih Kalteng Putra itu, para pemain bintang Sriwijaya FC menjelma menjadi tim dengan kekuatan yang tak dapat disamai, bahkan mereka berhasil mengasapi Persipura Jayapura yang finis di peringkat kedua dengan jarak 11 poin.

Lantas, di manakah para bintang Sriwijaya FC musim 2011/12 itu sekarang? Uniknya para alumnus tim yang kini berlaga di Liga 2 2020 tersebut sebagian besar sudah menjadi pelatih di berbagai level. Ada yang menekuni level grassroot hingga menjadi bagian staf timnas.

Siapa saja mereka?

BACA JUGA: Kandasnya Bahtera Sriwijaya FC

BACA JUGA: Bintang Pelita Jaya 2011/12, di Mana Mereka Sekarang?

Ferry Rotinsulu, Malaikat dari Palu

Menyebut nama Ferry Rontinsulu tentu saja para penggemar Sriwijaya FC akan setuju bahwa pemain 37 adalah salah satu legenda hidup Laskar Wong Kito. 10 tahun memperkuat Sriwijaya FC sejak 2003, Ferry adalah sosok tak tergantikan di bawah mistar gawang. Sempat bermain bersama Lampung Sakti, ia kembali ke stadion Jakabaring di musim 2019 saat Sriwijaya FC degradasi ke Liga 2 Indonesia sebagai pemain dan musim ini pensiun dan menjadi pelatih kiper.

Foto: Timlo.net

Benteng itu bernama Thierry Gathuessi

Menjadi pilihan utama di lini belakang Sriwijaya FC, pemain yang kini berusia 38 tahun tak butuh waktu lama menggaet pujian dari masyarakat Palembang. Legiun asing asal Kamerun ini menjadi sosok penting minimnya bola yang masuk ke gawang Ferry Rontinsulu kala itu. Sempat kembali membela SFC di 2015/16, kini, sosok jangkung dan kekar itu telah gantung sepatu dari lapangan hijau setelah sebelumnya bermain untuk Arema Cronus, Persiram Raja Ampat dan Barito Pyera.

Foto: Jawapos.com

Kilau Nova Arianto yang belum pudar

Pemain yang terkenal dengan selebrasi ala suster ngesot ini memperkuat Sriwijaya di usia yang cukup senior. Menghabiskan karier di Persib Bandung, Nova hanya menjadi pilihan ketiga di lini belakang Laskar Wong Kito. Namun pengalamannya sangat berguna membantu Sriwijaya FC meraih gelar juara kala itu. Kini, diusia 41 tahun Nova telah gantung sepatu dan menjadi salah satu staf pelatih di timnas Indonesia setelah terakhir bermain di Pelita Bandung Raya pada 2015.

Foto: Kompas Bola

Bolak-Balik Bandung-Palembang dalam karier Supardi Nasir

Bek kanan 37 tahun ini adalah andalan Sriwijaya Fc kala itu. Menjadi sosok tak tergantikan, wajar apabila Supardi mendapat banyak tawaran dari klub lain. Selepas mengantarkan Sriwijaya Fc juara, pemain kelahiran Bangka ini bergabung ke Persib Bandung. Sempat kembali ke Sriwijaya FC pada 2016, pemain berkepala plontos ini kembali memperkuat Persib Bandung sekaligus menjadi kapten tim hingga kini.

Foto: Kompas Bola

Mahyadi Panggabean yang menolak tua

Mantan pemain PSMS Medan terus eksis di kancah sepak bola nasional. Setelah hijrah dari Sriwijaya FC di 2013, beberapa tim seperti Gresik United, Persik Kediri hingga Kalteng Putra di Liga 2 tahun 2018 masih menikmati servisnya di sisi kini. Mahyadi mulai fokus mengembangkan bibit-bibit muda SSB Garda Soccer School Palembang Sumatra Selatan dan terbaru sosok yang sempat menjadi mengabdi menjadi pemandu bakat Sriwijaya FC ini kini menangani klub Liga 3, PS Musi Banyuasin.

Foto: bolahita.id

Si nyentrik Lim Joon-sik yang tak terlupakan

Legiun asing asal Korea Selatan yang identik dengan rambut kuningnya ini adalah sosok kunci di lini tengah Sriwijaya FC kala itu. Didatangkan dari Ulsan Hyundai Mipo ia selalu menjadi pemutus pertama serangan lawan. Tampil enerjik dengan tekel-tekelnya, pemain yang sempat memperkuat Persipura Jayapura dan Barito Putera tersebut telah pensiun dari lapangan hijau sejak 2016 lalu.

Foto: Palembang Ekspres

Jalan berbeda ditekuni Ponaryo Astaman

Popon, sapaan akrabnya, menjabai sebagai kapten Sriwijaya FC kala itu. Memimpin rekan-rekannya mengangkat trofi juara, ia pun kerap menjadi langganan timnas Indonesia. Tak sulit bagi sosok yang kini berusia 40 tahun tersebut untuk mengunci satu tempat di pilihan utama Kas Hartadi kala itu. Kini ia aktif menjadi komentator sepak bola, setelah sebelumnya mencoba melatih tim reserve Borneo FC pada 2018 lalu.

Foto: Akurat.co

Gelandang serang ikonik Indonesia, Firman Utina

Sama seperti Ponaryo, Firman Utina adalah pemain timnas Indonesia yang merapat ke SFC. Gelandang serang ini selalu jadi pilihan utama Kas Hartadi. Sempat hijarah ke Persib Bandung dan kembali ke Palembang di musim 2016, Firman yang hijau dan sibuk dengan SSB yang ia bentuk mengakhiri karier bersama Kalteng Putra di Liga 2 2018. Di samping itu, Firman juga sempat menjadi pelatih Timnas Pelajar U-15 Indonesia.

Foto: Detik Sport

Muhammad Ridwan dan pengabdian pada kampung halaman

Ridwan adalah pilihan utama Sriwijaya FC untuk menyisir sisi kiri pertahanan lawan kala itu, tak hanya itu ia pun piawai menjadi bek sayap kanan. Sama seperti Firman Utina ia sempat membela Persib selepas musim 2013 dan kembali ke Sriwijaya tiga tahun setelahnya sebelum menutup karier di tim kampung halamannya, PSIS Semarang. Kini ia tercatat pelatih tim PSIS U-19.

Foto: skor.id

Cinta abadi Sriwijaya dalam diri Hilton Moreira

Kala itu, Hilton adalah salah satu legiun asing terbaik di Liga Indonesia. Winger Brasil ini tampil dengan gocekan-gocekan maut khas pemain Brasil. Setelah menjadi bagian juara Laskar Wong Kito di 2012, pemain 39 tahun melanglang buana ke tim-tim lain sebelum akhirnya kembali ke stadion Jakabaring pada 2018 lalu. Hilton bersama eks pemain SFC asal Brasil lainnya, Mauricio Leal, kerap terlihat mengikuti latihan tim SFC hingga bermain tarkam.

Keith Kayamba Gumbs, Legenda Sriwijaya FC dan Saint Kitts and Nevis

Kayamba Gumbs adalah legenda bagi tim kebanggaan masyarakat Sumatra Selatan, setelah Sriwijaya FC ia membela Arema Cronus di 2013 sebelum memutuskan pensiun. Pemain kelahiran 1972 ini, kini menetap di Australia dan masih aktif bermain untuk Southern Ettalong United sekaligus direktur teknik dan pelatih tim mudanya. Ia pun sempat menjadi pelatih fisik Laskar Wong Kito ketika merangkap sebagai pemain SFC di 2011/12.

Foto: skor.id