Cerita

Cerita di Balik Akuratnya Umpan Seorang Supardi Nasir

Bahkan ketika usianya kini berada di pertengahan tiga puluh, kualitas seorang Supardi Nasir tetap terjaga. Ia bukan saja tetap bersaing, tetapi permainan seorang Supardi Nasir tetap berada di tahapan terbaik bahkan hingga saat ini. Salah satu yang paling mencolok tentu adalah bagaimana kemampuannya melepaskan umpan.

Yang terbaru bisa dilihat di laga terakhir Supardi bersama klubnya saat ini, Persib Bandung. Adalah umpan dari Supardi yang kemudian berhasil dimanfaatkan oleh Ezechiel N’Douassel menjadi gol tunggal kemenangan Maung Bandung di pertandingan melawan PSIS Semarang, pada pekan pertandingan ke-14 Liga 1 2018.

Secara kasat mata, rasanya umpan yang dilepaskan Supardi terkesan biasa saja. Tapi yang menjadi spesial adalah bagaimana akurasi dari umpan yang dilepaskan oleh pemain kelahiran Bangka ini. Umpan yang dilepaskan Supardi membuat Ezechiel bisa dengan ‘mudah’ menanduknya. Selain akurasi, dari gol tersebut juga bisa dilihat bagaimana presisi pun merupakan aspek yang ada dalam umpan yang dilepaskan oleh Supardi.

Umpan-umpan yang dibuat Supardi bukan sesuatu yang muncul dalam sekejap. Bukan sesuatu yang muncul secara instan. Itu merupakan hasil kerja keras dan pengulangan teknik dasar yang dilakukan secara terus menerus. Semua bermula ketika ia masih memperkuat PSPS Pekanbaru (kini PSPS Riau) di mana sosok Rochi Putiray berperan besar membuat Supardi menjadi pengumpan yang luar biasa.

Dalam cerita yang diutarakan langsung Supardi kepada penulis, alkisah ketika masih di PSPS, ketika masih muda dan meledak-ledak, ia dan banyak pemain muda selalu dipaksa untuk “menambah” sesi latihan oleh Rochi Putiray. Beda pemain muda, beda juga drill yang dilakukan. Untuk Supardi seperti ini, ia mesti melompati penghalang terlebih dahulu lalu melepaskan umpan silang. Repetisi itulah yang kemudian banyak membantu Supardi hingga saat ini. Bahkan sesi tambahan dari Rochi itupun juga banyak membentuk jiwa kepemimpinan Supardi.

“Ketika masih di PSPS, sehabis latihan biasanya diajak lagi untuk terus nambah oleh Rochi. Biasanya saya disuruh lompatin entah itu cone atau cuma rompi latihan yang dibuat berjejer. Setelahnya saya mesti kasih umpan. Kalau belum gol atau menurut dia (Rochi) tidak enak, tidak akan berhenti. Bahkan azan Maghrib pun ditabrak.”

“Tetapi dari sesi latihan itu ada banyak hal yang saya dapatkan. Memang sebagai pesepak bola kita tidak bisa mengandalkan sesi latihan reguler dari klub. Untuk meningkatkan kemampuan ya mesti nambah sendiri, disesuaikan dengan kemampuan kita yang kurang apa. Sesi latihan di mana saat itu saya junior dan Rochi senior, mengajari saya kalau ya itulah cara terbaik untuk merangkul pemain muda. Bukan dengan ditekan atau dipelototi. Karena dengan dirangkul seperti itu rasa hormat yang muncul bukan sekadar rasa takut,” ungkap Supardi.

Kemampuan melepaskan umpan inilah yang kemudian membuat seorang Supardi Nasir menjadi spesial. Kemampuan yang membuat Supardi bisa meraih banyak kesuksesan dan terus bertahan di level teratas bahkan hingga usianya senja. Kemampuan yang akan membuat nama seorang Supardi Nasir terus harum dan melegenda.