Cerita

Dosa Maurizio Sarri Kepada Juventus

Gugurnya Juventus di Liga Champions beberapa waktu lalu menjadi penyebab dipecatnya Maurizio Sarri dari kursi kepelatihan Juventus. Dosa yang dibuat pelatih berusia 61 tahun tersebut membuat para petinggi klub melakukan pertemuan guna mengevaluasi performa tim.

Juventus akhirnya mengumumkan pembebastugasan Sarri melalui laman resmi klub pada Sabtu (8/8) namun pemecatan mantan pelatih Napoli ini sebenarnya sudah diduga jauh-jauh hari.

Karena secara kasat mata, performa Le Zebre sebenarnya tak bagus-bagus amat selama ditukangi sosok yang juga mantan bankir tersebut. Bahkan beberapa media lokal Italia melalui sejumlah artikel yang mereka terbitkan telah memprediksi lengsernya Sarri dari jabatannya jauh hari.

La Gazetta Dello Sport, media ternama Italia menyatakan bahwa posisi Maurizio Sarri cukup dekat dengan pemecatan, dan Zinedine Zidane serta pelatih Lazio, Simone Inzhagi, dicalonkan sebagai pengganti pelatih yang gemar merokok tersebut.

Walau setelahnya Si Nyonya Tua secara mengejutkan justru meresmikan Andrea Pirlo sebagai allenatore baru Le Zebre untuk dua tahun ke depan.

BACA JUGA: Menyambut Andrea Pirlo Sebagai Pelatih Anyar Juventus

Performa Juventus musim ini memang menjadi sorotan publik karena acap kali mengalami kebuntuan dan sangat monoton, lebih-lebih mereka justru terkesan angin-anginan.

Meski mereka tampil sebagai juara Serie A untuk kesembilan kalinya secara beruntun, namun sudah dari kapan tahun bahwa tujuan utama Juventus bukan lagi juara Serie A, melainkan merajai Eropa.

Beberapa musim terakhir, Juventus sedang gencar-gencarnya memperkuat skuad mereka untuk memenangkan Liga Champions. Bintang-bintang silih berganti datang setiap tahunnya termasuk Cristiano Ronaldo pada 2018 lalu guna mewujudkan mimpi La Vecchia Signora menjadi raja Eropa.

Sayang, di bawah asuhan Sarri Juventus seolah tambah jauh dari Si Kuping Besar. Saat masih dilatih Antonio Conte maupun Max Allegri, permainan Juventus memang tak semengerikan itu namun keduanya menawarkan satu hal: efektivitas, sebuah hal yang tak didapat bersama Sarri.

 

Lantas, apa yang salah dengan Sarri?

Sebenarnya hanya ada satu dosa Maurizio Sarri kepada Juventus. Namun, dosa itu merembet ke berbagai dosa lainnya. Sarri sangatlah keras kepala.

Terkenal dengan permainan Sarriball-nya, mantan pelatih Empoli ini justru gagal total menerapkannya di Allianz Stadium. Sarri seolah tutup mata melihat para pemainnya yang tak mampu bermain sesuai intruksinya.

Padahal secara komposisi pemain, skuat Juventus adalah yang paling mewah dibanding kontestan lain di Serie A dan salah satu yang terbaik di Eropa.

BACA JUGA: Buanglah Sarri(ball) Pada Tempatnya

Tentu alasan bahwa Sarriball tak bekerja karena pemain tak sanggup melakukannya perlu dipertanyakan. Entah Sarri yang seolah tak memiliki strategi lain selain Sarriball atau memang karena sifat keras kepalanya memaksakan para pemain Juventus bermain seperti strategi yang sudah jelas tak berjalan itu.

Di samping gagalnya penerapan Sarriball, dosa Sarri kepada Juventus yang lain adalah ia cukup sering menyalahkan keadaan dan para pemain.

Dalam wawancaranya kepada media Italia, kegagalan Juventus juga didukung oleh kutukan bahwa Juventus tak akan pernah memenangkan Liga Champions. Sebuah jawaban yang semestinya tak keluar dari mulut sosok yang dihormati di ruang ganti.

Tak hanya di Juventus, kala melatih Chelsea pun, pelatih berkacamata ini tak sekali dua kali menyalahkan para pemain Chelsea atas hasil negatif yang diraih The Blues dalam beberapa pertandingan.

Inilah dosa Sarri kepada Juventus, sifat keras kepala itu nyatanya hanya untuk memenangkan egonya sendiri. Sarriball tak berjalan bukan karena strategi yang salah, tetapi karena para pemain yang tak mampu menjalankannya.

Begitu juga dengan sejumlah kekalahan yang dialami Juventus, bukan karena buruknya strategi namun karena keadaan yang tak mendukung plus performa pemain yang tak sesuai keinginannya.

Di sisi lain, sifat keras kepala Sarri justru mengantarkannya pada pintu keluar Juventus sebagaimana yang dikatakan pemimpin Juventus, Andrea Agnelli yang melakukan evaluasi habis-habisan dengan hasil pelengseran Sarri dari kursi pelatih Juventus.

Sepertinya Sarri harus sedikit melonggarkan egonya setelah ini dan tak mengulangi dosa yang ia lakukan kepada Juventus supaya karier kepelatihannya lebih terselamatkan di kemudian hari.