Rokok dan olahraga adalah dua hal yang bertentangan, tapi itu tidak berlaku untuk Maurizio Sarri. Pria Italia yang kini menukangi Chelsea itu mengatakan ia tidak bisa berhenti merokok, sekalipun profesinya saat ini di bidang olahraga sebagai pelatih klub sepak bola.
Sarri menceritakan bahwa ia sudah berkali-kali diminta ayahnya untuk berhenti merokok. Eks allenatore Napoli itu sempat menurutinya, tapi tak pernah bisa sepenuhnya berhenti merokok.
“Selama 20 tahun terakhir ayahku selalu memintaku berhenti merokok. Aku bisa melakukannya selama satu… dua tahun, tapi tak bisa lebih. Dan kemudian aku kembali merokok,” tuturnya pada Inquirer.
Ketidaksanggupan Sarri melepaskan diri dari tembakau kemudian membuatnya menyerah, dan tak lagi mencoba berhenti merokok. “Maaf, aku sudah tidak bisa berhenti saat ini,” tutupnya.
Tokoh sepak bola yang merokok memang terdengar aneh, tapi Sarri bukan satu-satunya perokok di dunia kulit bundar. Beberapa pemain sempat dikabarkan kecanduan rokok, seperti Jeremy Mathieu dan Radja Nainggolan. Bahkan untuk nama terakhir, ada rumor ia tidak dibawa ke Piala Dunia 2018 oleh pelatih timnas Belgia, Roberto Martinez, karena enggan menghentikan kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol.
Kemudian untuk profesi sesama pelatih, ada dua figur yang sangat lekat dengan kata “rokok”. Pertama adalah Marcelo Lippi, dan yang kedua yaitu Johan Cruyff. Lippi sudah berkali-kali tertangkap kamera menikmati cerutu saat menyaksikan pertandingan, sedangkan Cruyff kabarnya bisa menghabiskan 20 batang rokok per hari.
Selain menjadi candu, rokok pula yang merenggut nyawa Cruyff. Pada 20 Oktober 2015 ia divonis mengidap kanker paru-paru, dan lima bulan kemudian sang legenda lapangan hijau asal Belanda itu menghembuskan napas terakhirnya.