Turun Minum Serba-Serbi

Jeremy Mathieu dan Kisah Para Perokok di Lapangan Hijau

“Di Spanyol, saya selalu dikritik tentang kebiasaan saya merokok. Padahal, saya bukan satu-satunya perokok di lapangan hijau.”

Pernyataan tersebut baru-baru ini dilontarkan pemain Sporting Lisbon, Jeremy Mathieu. Pria asal Prancis yang tiga tahun terakhir membela Barcelona itu mengungkapkan kekesalannya terus-menerus dikritik media Spanyol akibat kebiasaan merokoknya yang kronis.

“Semua itu benar-benar menyakiti hati saya. Lebih penting jika saya dinilai atas kemampuan saya dalam bermain sepak bola, bukan hal-hal lain di luar itu,” lanjut Mathieu menggerutu.

Anda boleh saja mencibir atau bahkan membenci Mathieu. Namun dalam hal ini, ia benar. Pemain belakang yang selalu dikritik berat akibat penampilannya yang memprihatinkan selama membela Barcelona itu bukanlah satu-satunya pemain yang gemar mengisap tembakau.

Merokok telah menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas pemain sepak bola Prancis dan Italia. Para penggemar Liga Italia di era 1990-an tentunya masih terbayang-bayang momen-momen ikonik pelatih Marcelo Lippi mengisap cerutu dengan nikmat. Sampai-sampai, Sir Alex Ferguson pun sempat angkat bicara mengenai kebiasaan rivalnya tersebut.

“Saya ingat ketika Manchester United menghadapi Juventus di Turin. Saat itu hujan lebat dan saya sudah basah kuyup di pinggir lapangan. Signor Lippi sendiri hanya duduk santai di bangku cadangan dengan mengenakan mantel kulit dan mengisap cerutu.”

Sang allenatore legendaris itu memang sudah terkenal dengan cerutunya. Konon, tembakau banyak membantu pelatih yang sukses membawa Italia menjuarai Piala Dunia 2006 tersebut dalam hal yang membuatnya bersikap lebih tenang dan berpikir lebih jernih. Lippi tidak sendiri, karena beberapa pelatih lawas Liga Italia juga sering terlihat merokok, antara lain Carlo Ancelotti dan Hector Raul Cuper.

Namun, kesenangan merokok mereka harus dibatasi dengan terbitnya peraturan FIFA pada tahun 2004 lalu. Jika sebelumnya para pelatih dan staf bisa bebas merokok di pinggir lapangan, semuanya berubah sejak tahun 2004. FIFA melarang bentuk tembakau apa pun dikonsumsi selama berlangsungnya suatu pertandingan sepak bola. Federasi sepak bola dunia tersebut takut keberadaan rokok atau cerutu akan merusak citra sepak bola.

Johan Cruyff

Tembakau yang akrab dengan pemain hebat

Jika ditelusuri lebih jauh ke belakang, banyak pemain fenomenal yang sebenarnya cukup akrab dengan tembakau. Pemain genius asal Brasil yang juga berprofesi sebagai dokter, Sócrates, adalah salah satunya. Sang Dokter terang-terangan mengaku sebagai pengagum Che Guevara dan Fidel Castro, termasuk kebiasaan merokok kedua figur fenomenal tersebut.

Makna politik tembakau mungkin dirasakan juga oleh sang legenda, Diego Maradona. Sudah rahasia umum bahwa legenda Argentina memiliki tato Guevara dan Castro. Jika mendiang Sócrates gemar mengisap beberapa batang rokok dalam sehari, Maradona lebih sering terlihat dengan cerutu besar di bibirnya.

Si genius Total Football asal Belanda, Johan Cruyff, sebelum meninggal, bahkan didiagnosa menderita kanker paru-paru akibat kebiasaannya mengonsumsi rokok sejak aktif bermain hingga menjadi pelatih sukses. Nama genius lain, Zinedine Zidane, juga pernah tertangkap kamera merokok, meskipun kemudian menyangkal dirinya merupakan perokok aktif.

Situsweb The Sportster pernah membuat daftar para pemain kelas dunia yang perokok, atau minimal pernah tertangkap kamera dengan rokok di bibir mereka. Artikel yang lengkap dengan foto-foto sebagai bukti di situs ini memuat beberapa nama mengejutkan. Selain Jack Wilshere, Mesut Özil, Wayne Rooney, dan Wojciech Szczesny yang memang pernah membuat kontroversi karena merokok, daftar tersebut juga memuat nama Wesley Sneijder dan Lionel Messi!

Dengan semakin panjangnya daftar nama-nama genius di lapangan hijau yang gemar merokok, wajar jika Mathieu berang atas perlakuan media-media Spanyol kepadanya. Apalagi, klaimnya bahwa penampilan di lapangan tak selalu terpengaruh kebiasaan merokok, didukung oleh salah satu pelatih terbaik dunia, Arsene Wenger.

“Saya tak setuju dengan pernyataan bahwa merokok berpengaruh terhadap penampilan seorang pemain,” kata Wenger beberapa tahun lalu. “Penonton hanya ingin melihat performa yang baik di lapangan.”

Apakah Anda setuju dengan pernyataan Sang Profesor? Well, harap diingat bahwa Wenger pun pernah terkenal sebagai seorang perokok berat ketika menjabat sebagai pelatih AS Monaco.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.