Eropa Spanyol

Óscar Miñambres, Pensiun Dini dari Real Madrid dan Sekarang Berjualan Rokok

Lulus dari akademi Real Madrid ternyata tak menjamin masa depan seorang pesepak bola akan terjamin, baik sebagai pemain maupun pelatih. Salah satu contoh tragis adalah Óscar Miñambres, mantan cantera El Real di era Los Galacticos yang pensiun dini dan sekarang berjualan rokok.

Meski Anda penggemar sepak bola kelas berat, wajar jika Anda tidak mengingat nama Óscar Miñambres. Ia pernah berlaga di samping Ronaldo, Luis Figo, Zinedine Zidane David Beckham, dan beberapa nama lainnya. Sayangnya, pemain kelahiran 1 Januari 1981 ini tak memiliki nasib yang beruntung. Akibat sering menderita cedera, ia terpaksa meninggalkan lapangan hijau pada usia yang masih sangat muda, yaitu 26 tahun.

Lahir di kota yang sama dengan Fernando Torres, yaitu Fuenlabrada, wilayah Madrid, Miñambres menjalani debut profesionalnya bersama Real Madrid B pada tahun 2000. Penampilannya menarik perhatian pelatih Vicente del Bosque yang mempromosikannya ke tim utama pada musim 2001/2002.

Pemain ini langsung digadang-gadang akan menjadi penerus Michel Salgado di sektor bek kanan Real Madrid. Ia menjalani debutnya di La Liga pada tanggal 10 Februari 2002, ketika El Real membantai Las Palmas dengan skor 7-0. Ia juga langsung dipercaya untuk memperkuat skuat utama bersama para Galacticos dalam dua laga di Liga Champions Eropa. Miñambres memang tak masuk skuat untuk final Liga Champions 2001/2002 melawan Bayer Leverkusen, namun, ia tetap berhak naik ke podium untuk menerima medali juara di Stadion Hamden Park, Glasgow.

Sayang, pada musim setelahnya, kebijakan Real Madrid mendatangkan pemain-pemain bintang kelas dunia justru membuat para talenta binaan mereka sendiri terpinggirkan. Miñambres bersama beberapa koleganya, antara lain Alvaro Mejia, Javier Portillo, Francisco Pavon, dan lain-lain, harus tersingkir dan mencari klub baru. Generasi hilang ini kemudian dijuluki ‘Pavones’, yang tergusur akibat kehadiran para ‘Zidanes’.

Baca juga: Sebelas Pemain Terburuk yang Pernah Bermain di El Clasico

Setelah sempat merasakan gelar juara La Liga 2002/2003, karier pemain ini justru merosot tajam. Tak kunjung mendapat tempat inti di skuat utama El Real akibat sering dilanda cedera, Miñambres sempat bergabung dengan Espanyol pada musim 2004/2005. Cedera lutut yang semakin parah membatasi jumlah penampilannya dengan klub kota Barcelona tersebut. Ia hanya tampil lima kali dan kembali ke Madrid pada musim berikutnya.

Hari-hari terakhir pria ini bagaikan mimpi buruk. Nyaris tak ada klub lagi yang berani mengontraknya akibat kondisi fisiknya yang rapuh. Saat kontraknya habis, ia kemudian dilepas oleh Real Madrid. Klub wilayah Alicante, Hercules, sempat menampungnya. Namun tak sampai dua minggu kemudian, Miñambres membatalkan kontrak tersebut. Ia kemudian memutuskan untuk pensiun total dari lapangan hijau pada usia 26 tahun.

Berbeda dengan sesama alumni akademi Real Madrid yang juga pensiun dini, Ruben de la Red, yang kemudian melanjutkan karier sebagai pelatih, Miñambres bertekad tak ingin kembali ke lapangan hijau. Saat ini, ia bekerja sebagai seorang tobacconist (penjual rokok atau tembakau) di wilayah Móstoles, pinggiran Madrid, jauh dari kemewahan dan keriuhan stadion.

Dalam sebuah wawancara dengan situsweb www.minuto91.es , Miñambres mengakui bahwa ia hanya berusaha menyambung hidup meskipun ia tak menyukai pekerjaannya sekarang. Ini dilakukannya karena ia tak punya piihan lain.

“Saya sendiri tidak pernah merokok. Saya bahkan memarahi orang-orang yang merokok di dekat saya. Tapi, saya harus menjual tembakau demi mencari nafkah” tuturnya. Ia pernah mencoba berbisnis di bidang perumahan tapi ternyata tak berhasil. Berdasarkan informasi di internet, Miñambres melihat bahwa salah satu bisnis yang menjanjikan adalah menjual tembakau.

“Sudah lebih dari enam tahun saya bekerja delapan jam dalam sehari,” sambungnya. “Ini bukan impian hidup saya, dan saya juga tidak menyukai pekerjaan ini. Namun, saya tetap harus menjalaninya.”

Meski sempat mengalami depresi, Miñambres akhirnya dapat menerima kenyataan dan beradaptasi dengan kehidupan barunya. Sekarang, ia bisa membiayai keluarga bahagianya berkat pekerjaannya sehari-hari sebagai penjual rokok. Memang tidak semua realita dalam hidup ini bisa berkaitan dengan sepak bola.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.