Eropa Lainnya

Dari Milan, Manchester, hingga Madrid: Narasi Natal Kelabu

Natal adalah perayaan. Narasi kebahagiaan dituliskan menjadi banyak rupa. Namun, tak semuanya bisa menikmati kebahagiaan Natal. AC Milan, Manchester United, dan Real Madrid menikmati Natal dengan suasana yang berbeda. Warna kelabu, dan nuansa hati yang biru akan menemani mereka melawati tanggal 25 Desember.

 

Milan tampak seperti kapal yang tengah oleng

AC Milan

Pemecatan Vincenzo Montella memang sudah diantisipasi. Pergantian pelatih diharapkan mampu mengembalikan Milan ke jalan yang benar. Namun, siapa pun pengganti Montella, akan memikul tanggung jawab yang berat.

Memegang skuat Milan bukan hanya berhadapan dengan kerja mengatur pemain. Melatih Milan adalah seberapa pintar pelatih menyikapi ekspektasi yang sangat tinggi. Jika pelatih senior pun kesulitan, maka masuk akal jika Gennaro Gattuso tengah berada dalam masalah.

Hasil-hasil minor didapat Milan ketika melawan Benevento, Verona, dan Atalanta. Imbang, kalah, dan kalah. Setelah resmi menjabat, Gattuso bahkan belum bertemu lawan berat. Tentu bisa dibayangkan Milan akan menjadi seperti apa jika mereka dijadwalkan bertemu Napoli, Juventus, atau Internazionale di akhir paruh musum 2017/2018.

Demi memperbaiki performa, Gattuso membuat sebuah agenda yang tentu akan membuat banyak penggawa Milan sebal. Setelah kalah dari Verona, Gattuso ingin Milan menghilangkan jadwal makan malam bersama, tradisi mereka menyambut Natal, yang sedianya akan dilaksanakan pada tanggal 18 Desember 2017.

Pelatih asal Italia itu juga mengumpulkan skuat untuk agenda ritiro atau pemusatan latihan untuk waktu yang tidak ditentukan. Artinya, tak ada keceriaan libur Natal untuk skuat Milan. Tujuan pemusatan latihan adalah mengembalikan mental para pemain. Apakah keputusan mengadakan pemusatan latihan berhasil?

Jawabannya, tidak! Menjamu Atalanta (24/12), Milan justru dipermalukan dengan skor 0-2. Bahkan, penjaga gawang muda mereka, yang disebut sebagai pewaris Gianluigi Buffon, melakukan blunder. Milan tak mampu mencetak gol untuk mengejar ketertinggalan. Hasil negatif lainnya, yang menegaskan bahwa tekanan Milan bukan dari “pertandingan” itu sendiri, namun dari balik kemudi dan manajemen. Ritiro terbukti gagal.

Apaah ritiro akan diteruskan? Nampaknya begitu, apabila menengok kegagalan Milan mengalahkan Atalanta. Para pemain Milan merasakan Natal kelabu, meninggalkan keluarga menahan rindu.

 

manajer Manchester United

Manchester United

Bukan, hasil yang didapat Manchester United tak buruk amat. Mereka hanya kalah dari Bristol City di ajang Piala Carabao dan kebobolan di menit akhir sehingga gagal menang ketika dijamu Leicester City dalam lanjutan Liga Primer Inggris. Yang menarik bukan catatan pertandingan United, melainkan komentar Jose Mourinho di akhir dua pertandingan tersebut.

United tampil sangat lesu ketika dijamu Bristol. Bahkan, Setan Merah sudah menurunkan Paul Pogba. Di atas kertas pun, skuat United sudah cukup kuat untuk berlaga di Liga Primer Inggris. Namun, United justru bermain tanpa gairah sebelum menyerah kalah dengan skor 2-1. Respons Mourinho sungguh istimewa.

“Di babak pertama, kami tak menunjukkan intensitas seperti yang ditunjukkan Bristol. Dan ketika saya bicara intensitas, saya tak hanya bicara soal masalah fisik, namun juga mental. Bagi beberapa pemain kami, pertandingan ini hanya seperti datang ke kantor seperti biasanya. Beberapa pemain lainnya bahkan seperti enggan datang ke kantor,” ungkap Mourinho kepada wartawan.

Tuduhan yang tentunya keras dari Mourinho ketika ia dengan jelas menyebut beberapa pemain enggan bemain. Sebuah “hantaman kepada moral” yang sudah menjadi ciri khas pelatih asal Portugal itu. Respons yang kurang lebih sama, diungkapkan Mourinho ketika United dibobol Leicester di menit akhir.

“Kami dihukum oleh kesalahan kami sendiri, saya harus bilang apa lagi? Ini seharusnya menjadi pertandingan yang dapat dengan mudah kami menangkan, tapi ketika Anda membuang peluang emas, dan bukan hanya itu saja, tetapi juga kehilangan penguasaan bola secara kenakan-kanakan, maka Anda akan dihukum pada akhirnya. Para pemain seperti kekanak-kanakan di depan gawang lawan dan di depan gawang sendiri,” tegas Mourinho.

Mourinho punya sejarah di tahun ketiga ia melatih sebuah klub. Biasanya, di tahun kedua, klub yang ia tangani akan nerjaya, baru di tahun ketiga hubugannya dengan para pemain akan memburuk. Prestasi bakal ia catatkan ketika di tahun kedua, Mourinho sudah memantik perselisihan dengan menyebut para pemainnya kekanan-kanakan.

Tentu tidak masalah seorang pelatih mengkritik pemain yang bermain buruk, bahkan harus. Namun, di depan kamera wartawan bukan tempat yang “aman” untuk menyerang sikap pemain. Jika di pertandingan selanjutnya United kembali gagal menang, omongan Mourinho akan membuat para pemain semakin tak nyaman.

Jika sudah begitu, para pemain ini akan melewati hari Natal dengan suasana hati yang negatif, ketika mereka diberi cap tak produktif, apalagi solutif.

 

skuat resmi Real Madrid untuk Piala Dunia Antarklub

Real Madrid

El Clasico akan selalu megah, bahkan ketika pertandingan ini tidak atau belum menentukan status juara. Kalah di laga panas ini, artinya mencoreng arang di kening sendiri. Apalagi ketika sampai kalah secara memalukan. Misalnya dengan dibobol tiga gol, di mana salah satu golnya dikreasikan oleh pemain yang hanya mengenakan sebelah sepatu.

Madrid menyambut El Clasico pada tanggal 23 Desember 2017 yang lalu dengan kepercayaan diri yang sangat tinggi. Bekal memenangi Piala Dunia Antarklub, dan pentahbisan Cristiano Ronaldo sebagai pemain terbaik di dunia menjadi salah satu baju zirah Los Blancos ketika menjamu Barcelona. Apalagi, Madrid dua kali menghantam Barcelona di ajang Piala Super Spanyol.

Namun antiklimaks terjadi. Barcelona bermain sangat tenang, rapi, dan disiplin. Keyakinan diri mereka untuk menyerap segala serangan Madrid berbuah ranum. Setiap peluang, setiap kesempatan yang didapat Barcelona selalu terasa begitu berbahaya, bahkan sejak babak pertama ketika Madrid menekan Barcelona dengan begitu gencar.

Puncaknya adalah babak kedua. Bergantian, Luiz Suarez, Lionel Messi, dan Aleix Vidal, menyumbang satu gol, menggarami luka di dada Madrid. Barcelona menghantam Madrid di waktu dan tempat yang tepat, yaitu ketika Madrid penuh percaya diri dan bermain di rumah sendiri. Kejatuhan sang raksasa akan terasa sakit dua kali lipat.

Jarak antara Madrid dan Barcelona pun semakin membentang. Liga memang jauh dari usai, namun, kemenangan menjelang Natal, ditambah keberhasilan menjaga jarak adalah kemenangan yang begitu syahdu untuk El Barca.

Sebaliknya malam Natal tak hanya terasa kelabu untuk Madrid. Perayaan Natal akan terasa pedih, seperti sembilu yang menyayat sedih.

Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen