Malam itu, tanggal 21 Mei 2018 menjadi malam yang begitu indah bagi Internazionale Milano. Ya Stadio Olimpico menjadi saksi bisu ketika tandukan Matias Vecino membuat Thomas Strakosha tak berkutik dan memastikan Inter merebut tiket terakhir menuju Liga Champions, dari tangan Lazio yang sebenarnya berada di atas angin sebelum laga ini berlangsung.
Kemenangan dramatis yang dirayakan oleh seluruh elemen tim dengan euforia layaknya meraih gelar juara. Sebuah hal yang wajar karena I Nerazzuri sudah begitu lama absen di kompetisi paling bergengsi di Eropa ini. Terakhir kali Inter mentas di Liga Champions adalah di musim 2011/2012, di mana kala itu mereka dihentikan oleh Olympique Marseille di babak 16 besar.
Ditambah lagi dari seluruh penggawa Inter musim lalu, mayoritas dari mereka masih minim pengalaman atau bahkan belum pernah bermain dan meraskan atmosfer Liga Champions, sehingga mereka begitu antusias dalam merayakan keberhasilan ini.
Berdasarkan hal tersebut, mau tak mau Inter mesti memperkuat skuatnya agar bisa tampil kompetitif atau paling tidak bisa melaju sejauh mungkin dalam comeback-nya ini. Erick Thohir selaku presiden Inter memastikan akan memperkuat skuat yang ada untuk mengawali kampanye mereka kembali di Liga Champions.
Dikutip dari Goal.com ia mengatakan “kami akan pertahankan (Luciano) Spalletti di kursi pelatih, mempertahankan pemain kunci sesuai kebutuhan pelatih, serta memperkuat pertahanan dengan menambah pemain. Serta tentu saja membangun klub Inter itu sendiri”.
Maka I Nerazzuri bergerak begitu aktif di bursa transfer musim panas ini, namun tidak dengan cara sembrono seperti di bursa transfer musim panas 2016/17. Kali ini Inter lebih bijak dalam berbelanja pemain, di mana mereka lebih mengutamakan kebutuhan tim utamanya di sektor pertahanan serta untuk menambah kedalaman skuat.
Hal tersebut mengingat musim ini La Beneamata akan turun di tiga kompetisi berbeda, yaitu Serie-A, Coppa Italia, dan Liga Champions. Sederet nama beken pun berhasil di daratkan ke Giuseppe Meazza, seperti Sime Vrsaljko, Stevan De Vrij, Kwadwo Asamoah, Radja Nainggolan hingga wonderkid asal Argentina, Lautaro Martinez.
Inter sendiri boleh dibilang berada dalam grup ‘neraka’ pada gelaran Liga Champions musim ini, I Nerazzuri tergabung di Grup B bersama pemegang 5 trofi ‘si kuping besar’ FC Barcelona, kuda hitam asal Inggris Tottenham Hotspur, serta jawara Eredivisie musim lalu, PSV Eindhoven.
Meski demikian, fakta tersebut tidak menyurutkan semangat I Nerazzuri. Wakil presiden klub, Javier Zanetti berujar,”Kami memang berada di grup keras namun dengan semangat dan keyakinan, kami bisa menghadapi siapapun”.
Ia melanjutkan ”Kami harus mempertimbangkan tantangan yang akan mereka berikan sekaligus juga sadar bahwa kami adalah Inter. Kami mengetahui karakteristik Barcelona yaitu mempertahankan penguasaan bola, namun bermain melawan dengan tim dengan level seperti itu akan meningkatkan standar kami. Bagi kami, ini dapat menjadi hal yang positif bagi permainan kami sekaligus cara untuk mengukur sejauh mana Inter dapat melangkah”, ujarnya di laman resmi klub..
Ya Zanetti benar, Inter tak perlu pesimis untuk menjalani petualangan mereka di Liga Champions musim ini. Apalagi pada laga perdana melawan Tottenham yang akan berlangsung pada tanggal 18 september mendatang, Inter dipastikan akan mendapat suntikan tenaga tambahan dari sekitar 60.000 Interisti yang akan hadir memadati stadion Giuseppe Meazza.
Sebuah antusiasme yang luar biasa mengingat Interisti sudah begitu lama menunggu untuk kembali mentas di ajang sepak bola paling bergengsi di seantero Eropa ini. Berkaca dari hal tersebut, jika Inter dapat memaksimalkan seluruh laga kandang yang ada sambil berusaha mencuri poin ketika bertamu ke kandang lawan, bukan tidak mungkin I Nerazzuri dapat berbicara banyak pada gelaran Liga Champions musim ini.