Nasional

Persikad dan Drama Sepak Bola Kota Depok

Drama kembali tersaji. Ketidakharmonisan antara mereka yang mengaku cinta sepak bola Kota Depok kembali dipertontonkan. Beberapa hari jelang bergulirnya Persikad Cup 1, Stadion Mahakam yang menjadi tempat pelaksanaan tiba-tiba saja tidak dapat digunakan.

Menurut pihak penyelenggara, alasannya adalah Pemerintah Kota melarang stadion yang juga menjadi kandang Serigala Margonda di Liga 3, dipergunakan sebelum prosesi peresmian usai renovasi.

Meski demikian Persikad Cup 1 tetap bergulir pada Senin (20/1) dengan 13 tim yang telah terdaftar. Mereka adalah Bima Putra, Beji FC, Porkas Jaya, Perintis FC, LSA Perkasa, PSPD Atmajaya, Tunas Harapan, Nemec FC, Jetstar FC, Laskar Prakasa, Ireta FC, Mapiaw, dan Sparta. Hanya saja tempat pelaksanaan dipindah ke Lapangan Yanmar, Cilodong.

Mengutip harian Radar Depok, CEO Persikad, A. Handiyana menegaskan tanpa fasilitas pemerintah, Persikad Cup tetap berjalan.

Tidak ada tujuan lain perhelatan Persikad Cup 1 selain untuk mengembangkan dan menumbuhkan gairah sepak bola di Kota Depok. Selain itu, fokusnya adalah mencari bibit-bibit muda berbakat sepak bola asli Depok.

BACA JUGA: Persikad 1999, Serigala Margonda yang Baru

Sementara itu, Ketua Panitia Persikad Cup 1, Cahyo P. Budiman menyampaikan akan memberikan surat pembatalan undangan untuk membuka Turnamen Persikad Cup 1. Surat pembatalannya diserahkan pagi ini Senin (20/1) ke kantor Wali Kota Depok.

Seraya sindiran, menurutnya pembatalan undangan untuk Wali Kota agar Pemkot bisa lebih fokus persiapan peresmian Stadion Mahakam.

“Biar Pak Idris bisa lebih fokus untuk persiapan peresmian Stadion Mahakam,” ucap Cahyo, dikutip dari radardepok.com.

Drama tidak berhenti sampai di sana. Pihak penyelenggara mengklaim ada satu lagi upaya menjegal pelaksanaan Persikad Cup 1.

Selain izin penggunaan Stadion Mahakam yang dipersulit, ada upaya Asosiasi Kota (Askot) Depok melarang wasitnya memimpin pertandingan. Disebut pelarangan itu terjadi 30 menit jelang kick-off pertandingan.

Baik Ketua Panitia maupun CEO Persikad merasa heran dengan semua yang terjadi. Padahal menurut mereka, semua persyaratan telah dipenuhinya.

BACA JUGA: Kepastian Nasib Persikad 1999

Baik biaya penggantian biaya kerusakan Stadion Mahakam yang telah dibayarkan, maupun tiga truk pasir yang diminta pihak pengelola stadion karena kondisi lapangan yang tidak rata telah diberikan.

“Kami diminta beli pasir, tiga truk. Tapi setelah pasirnya sampai, surat penolakan menggunakan lapangan juga dikirimkan ke pihak Persikad,” jelas Handiyana.

Melansir laman yang sama, Ketua Askot Kota Depok, Meiyadi Rakasiwi memberi jawabannya. Ia menyebut ada miskomunikasi antara askot dan panitia penyelenggara, sedangkan masalah wasit, menurutnya tidak ada permohonan surat untuk itu.

“Justru saya tidak tahu soal wasit. Saya telusuri ternyata tidak ada surat permohonan untuk wasit,” ungkap Meiyadi.

BACA JUGA: Persikad Depok, Alat Perjuangan yang Pernah Ditelantarkan

Menurut  peraturan yang ada, setiap kegiatan sepak bola di internal Askot harus melengkapi surat pemberitahuan kegiatan, surat permohonan rekomendasi kegiatan, dan surat permohonan penugasan wasit.

Rasanya sulit melepaskan semua drama yang tersaji dengan motif politik di kota Depok. Namun seperti yang dikatakan Babai Suhaemi, Anggota DPRD Kota Depok dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) saat pembukaan Persikad Cup 1, sekarang bagaimana caranya sepak bola di kota Depok bisa maju.

“Masa olahraga mau dipolitisasi, kan Pilkada masih lama. Sekarang bagaimana caranya sepak bola di Kota Depok bisa maju,” jelas Babai yang kini bertugas di Komisi C DPRD Depok.