Tandang menuju Malaysia akan selalu berbeda. Hubungan kedua basis suporter, kedekatan dua negara, juga banyak kisah-kisah lain yang membuat perjalanan menjadi istimewa.
Maka menjadi wajar jika away day kali ini mendapat perlakuan khusus. Mulai dari alokasi jumlah tiket, penempatan suporter, hingga skema evakuasi kala sesuatu yang tidak diinginkan terjadi, telah dirancang sebaik mungkin.
Untuk mendapatkan tiket yang dijatah 4.400 lembar, suporter Garuda harus membeli secara daring dan melakukan penukaran di MBPJ Stadium di Jalan Stadium 7/15. Ss 7, 47301, Petaling Jaya, Selangor, beberapa jam sebelum pertandingan.
Seluruh suporter Indonesia kemudian ditempatkan di kategori 1 Gate E di Stadion Bukit Jalil, tempat berlangsungnya duel Harimau Malaya dan tim Garuda. Suporter Indonesia juga dihimbau untuk tidak membeli tiket dari pihak lain agar tempat duduk mereka tidak terpisah dari rekan-rekan lainnya.
Untuk mereka yang terlanjur membeli, pihak panpel tetap mengarahkan suporter Indonesia ke gate khusus, yakni di Gate E. Namun, kapasitas di area tersebut hanya dibatasi maksimal 6.000 penonton. Jika sudah mencapai kapasitas ini, maka penonton tidak diperkenankan masuk lagi meski memiliki tiket.
Begitu detailnya skema yang dirancang, bahkan mengharuskan seluruh suporter tim tamu untuk hadir di lokasi berkumpul pada pukul 16.00. Padahal, pertandingan sendiri baru akan dimulai pada pukul 20.45 waktu setempat.
BACA JUGA: Indonesia vs Malaysia, Hal yang Personal
Selain mengarahkan langsung pada titik kumpul dan melarang untuk berkumpul di tempat lain atau memisahkan diri, koordinator suporter Indonesia yang menyewa bus juga bisa meminta pengawalan pihak kepolisian dari bandara, dan akan langsung menuju Gate E Stadion Bukit Jalil.
Juga ada skema bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan usai pertandingan. ketika ada situasi yang dinilai kurang kondusif, suporter Indonesia tidak diperkenankan keluar terlebih dahulu dari stadion. Suporter Indonesia harus menunggu suporter tim tuan rumah keluar terlebih dahulu sampai habis.
Semua perlakuan tersebut tentu untuk menghindari apa yang terjadi di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, kembali terulang. Pada perjumpaan sebelumnya, kedua kelompok suporter terlibat gesekan.
Sore itu, ketika baru tiba di Senayan, suporter Malaysia sudah mendapat sambutan. Botol-botol air mineral beterbangan ke arah mereka. Di dalam stadion pun sama. Provokasi terus terjadi. Lemparan beberapa kali dilakukan. Bahkan pertandingan sempat harus terhenti.
Usai pertandingan, tamu dari semenanjung Makala, harus pontang-panting berlarian. Beberapa ancaman juga penyerangan diarahkan. Mereka kemudian harus tertahan di lorong SUGBK hingga larut malam. Alasannya, di luar stadion suporter tuan rumah masih mengamuk hingga harus lebih dulu dipukul mundur pasukan keamanan.
Kejadian itu tentu menjadi pelajaran penanganan pertandingan selanjutnya. Maka pantas bila pihak panitia pelaksana pertandingan Malaysia memperlakukan secara khusus pertandingan kemarin malam (19/11). Juga memeperlakukan secara “istimewa” suporter asal Indonesia.
Meski semua telah dirancang sedemikian rupa, bentrokan itu terjadi juga. Sama seperti di Jakarta, pelemparan-pelemparan juga terjadi. bahkan suar diarahkan menuju tribun khusus suporter tim tamu.
Sama juga seperti di Jakarta. Suporter tamu harus tertahan hingga situasi dirasa aman.
Meski terkesan menyeramkan, away day istimewa kali ini pasti menjadi cerita tersendiri mereka yang memilih tetap menemani Garuda berlaga dengan segala risiko yang ada. Setidaknya mereka telah menunaikan janji suci, tidak akan membiarkan Garuda berjuang sendirian.
Tapi, semoga kelak, away day antara Indonesia dan Malaysia benar-benar menyenangkan untuk menikmati sepak bola. Tanpa ada bentrok-bentrok yang terjadi. Semoga kelak rivalitas kedua negara menjelma rivalitas sehat di sepak bola.