Suara Pembaca

Indonesia Football Artist: Berkarya dan Mendukung Sepak Bola Indonesia

Di era media sosial dan internet yang serba cepat dan praktis ini, para fans dimudahkan untuk mengekspresikan kecintaan dan dukungan kepada klub yang dipujanya. Termasuk bagi mereka yang memiliki bakat dalam hal ilustrasi ataupun grafis.

Tentu dengan keahliannya mereka akan membuat artwork yang terbaik sebagai bentuk apresiasi dan tentu juga sembari berharap sang klub/figur akan melihat karya mereka. Semakin menjamurnya para seniman atau ilustrator yang ada di media sosial, sangat perlu dibentuk sebuah wadah baik itu komunitas maupun kegiatan pameran yang tidak hanya sebagai ajang eksistensi untuk berkarya, tetapi juga sebagai ajang untuk silahturahmi dan menjadi media untuk saling belajar dan berbagi ilmu satu sama lain.

Atas dasar itulah, maka dibentuklah Indonesia Football Artist (IFA), oleh Galih Satrio Pinandito, Fajar Ramadhan, dan Finendi Ramadhani, pada Juni 2018 sebagai wadah para seniman atau ilustrator sepak bola untuk berbagi ilmu, saling belajar, dan tentunya tempat untuk berkarya sekaligus berkomunitas.

Dengan berbagai anggota yang tersebar di daerah-daerah Nusantara yang juga dengan beragam style yang berbeda, IFA aktif sekali di media sosial dengan membuat konten grafis seperti Matchday, ulang tahun pemain/pelatih, moment-moment, dan lain sebagainya. Tidak hanya itu, IFA juga mengadakan Monthly Project dengan tema-tema yang berbeda setiap bulannya yang tentu saja menjadi keunikan dari IFA itu sendiri.

Baca juga: Wonderkid dan Bayang-bayang Label ‘The Next’

Kredit: Dok. penulis

Namun mereka tidak ingin hanya sekadar bergerak hanya di media sosial. Melihat sampai sekarang pameran yang bertemakan sepak bola sangat jarang di Indonesia, IFA pun menginisiasi untuk membuat sebuah pameran sepak bola.

Pameran yang berjudul “INDONESIA OFFLINE EXHIBITION: SEPAK BOLA INDONESIA” ini diadakan di Awor Coffee Yogyakarta pada tanggal 21 September hingga 5 Oktober 2019.

Tema yang diangkat pada pameran ini ialah sepak bola Indonesia, maka semua karya pada IFA EXHIBITION ini berfokus pada segala macam tentang sepak bola Indonesia seperti para figur legenda, tim nasional Indonesia, momen-momen bersejarah, sepak bola jalanan, hingga ilustrasi korupsi di sepak bola Indonesia.

Baca juga: Lara Penyerang Asli Indonesia

Tidak hanya sekadar mengadakan pameran, IFA juga membuat acara talkshow diskusi pada hari pembukaan pameran (21 September 2019). Acara yang bertema “Design, Football & Industry” ini dimoderatori oleh Fajar Ramadhan,  seorang desainer jersey ternama dengan narasumber yaitu Masaik, seorang penulis dari buku ternama Nanti Kita Sambat Tentang Hari Ini yang juga ex-intern designer dari Juventus Football Club, dan Dimaz Maulana dari Bawah Skor.

Di tengah ramainya suasana Jogja pada malam minggu, suasana diskusi yang bertempat di depan Awor Coffee berlangsung dengan suasana akrab dan ceria. Para narasumber pun tak segan membagikan ilmu dan pengalaman mereka selama diskusi berlangsung

Salah satu founder dari Indonesia Football Artist, Galih Satrio Pinandito, berharap bahwa pameran dan komunitas ini bisa menjadi wadah candradimuka dan media pembelajaran bagi para ilustrator di seluruh Indonesia  untuk terus berkembang dan bisa menjadi batu loncatan untuk mendapatkan jenjang karier di dunia ilustrasi olahraga seperti yang dialami oleh beberapa member IFA, yang mendapatkan klien dari beberapa klub besar baik lokal maupun internasional.

Mas Galih juga mengatakan bahwa pameran ini sebagai bukti bahwa sepak bola mempunyai hubungan yang erat dengan ilustrasi sebagai salah satu wujud dari karya seni.

Kredit: Dok. penulis

Pada saat sesi diskusi, ketika ditanya mengenai  butuh tidaknya peran desainer di industri sepak bola, baik mas Dimaz maupun mas Masaik memberikan pandangannya masing-masing yang tentunya beragam, namun semua mengarah ke satu hal, bahwa industri sepak bola sekarang sangat memerlukan peran dari desainer grafis.

Menurut Mas Dimaz, untuk bisa berhasil di industri sepak bola, desainer harus punya ciri yang khas dari setiap karyanya dan dibutuhkan juga komunitas-komunitas penggiat seni sepak bola karena selain sebagai media untuk belajar, maupun berkomunitas, juga bisa berfungsi sebagai tempat sharing untuk berbagai lowongan kesempatan berkarya ataupun bekerja yang tentunya tidak akan bisa datang dua kali.

Kemudian dari Masaik, yang pernah bekerja sebagai desainer di divisi Global Partnership untuk klub Juventus mengatakan, tidak hanya industri sepak bola yang membutuhkan peran desainer, tetapi juga komunitas-komunitas sepak bola pun juga sangat butuh peran dari desainer, dan setiap struktur atau divisi yang ada di dalam klub sepak bola membutuhkan peran desainer untuk apa pun. Baik untuk promosi, proposal, berita, pertandingan dan lain sebagainya.

Pada bagian kedua yang membahas tentang peluang desainer untuk bisa bersaing dan berhasil di industri sepak bola, Masaik mengutarakan bahwa butuh upaya ekstra untuk terus bisa konsisten berkarya dan memanfaatkan berbagai platform yang ada, seperti Instagram.

Selain itu, Masaik juga menegaskan akan pentingnya peran LinkedIn sebagai salah satu faktor yang membuat seorang desainer akan terlihat profesional di mata klien. Mas Dimaz lebih menekankan untuk bisa berhasil, seorang desainer harus fokus dan mengembangkan setiap ciri khas yang dimilikinya untuk bisa berkembang dan membuat karya yang menarik.

Baca juga: Sepak Bola, Medan Perang yang Terpinggir Melawan Arogansi Metropolitan

Tentu saja acara diskusi ini juga diadakan sesi tanya-jawab. Ketika ditanya mengenai perbedaan antara bekerja dengan klien internasional seperti Juventus dengan bekerja dengan klien atau perusahaan dari dalam negeri, Masaik mengatakan bekerja dengan klien dari dalam ataupun luar negeri tidak ada perbedaannya, desainer harus dituntut selalu profesional, yang membedakan ialah bahwa work culture antara orang Indonesia dan luar negeri berbeda, sehingga kita harus siap beradaptasi dengan itu.

Ataupun mengenai meniru gaya desain orang lain, baik Dimaz dan Masaik sama-sama berpendapat  bahwa tidak salah untuk mengadaptasi atau mempelajari style gambar orang lain, asalkan tidak menjiplak total.

Tentu saja pameran seperti ini sangat ditunggu dan memberikan warna yang beragam bagi dunia pameran ilustrasi Indonesia. Kita akan berharap pameran-pameran dengan tema sepak bola akan semakin banyak muncul dan berkembang tidak hanya dari IFA saja, namun juga dari komunitas-komunitas lain.

Sebab sejatinya sepak bola bisa dinikmati dan bercerita dengan ceritanya sendiri melalui sebuah karya seni di atas kanvas.

 

*Penulis adalah seorang desainer grafis asal Yogyakarta. Bisa dihubungi di akun Twitter @pradipta_ale dan Instagram @pradiptale untuk melihat karya.