Cerita

Martin Odegaard Mencari Rumah Baru

Real Madrid membuat kejutan pada awal tahun 2015, dengan mendatangkan talenta asal Norwegia bernama Martin Ødegaard dari Strømsgodset dengan mahar sekitar 4 juta euro. Diprediksi menjadi bintang di kemudian hari, kariernya justru gagal melampaui ekspektasi. Terasing di Belanda, kini Ødegaard berniat mencari rumah baru.

Sebelum bermain di tim utama ia terlebih dahulu bermain di tim Real Madrid Castilla yang kala itu ditangani Zinedine Zidane, sementara Carlo Ancelotti memegang kendali di tim utama. Bersama tim akademi Madrid tersebut ia telah bermain sebanyak 62 kali, mencetak 5 gol dan 8 asis.

Bahkan sebelum musim 2014/2015 berakhir ia diberikan kesempatan oleh Ancelotti untuk menikmati debut di LaLiga. Pertandingan kontra Getafe pada 23 Mei 2015 akan selalu ia kenang. Ødegaard yang masuk gelanggang sebagai pemain termuda dalam sejarah Los Galacticos merasakan debut di usia 16 tahun 157 hari, menggantikan sosok mega bintang Cristiano Ronaldo yang ditarik Ancelotti sejak menit ke-58.

Namun ia perlu menunggu hingga 679 hari untuk melakukan debut perdananya sebagai pemain yang masuk jajaran starting eleven utama Real Madrid di ajang Copa del Rey. Ia pun bermain penuh pada pertandingan kontra Cultural Leonesa yang berakhir dengan kemenangan telak Madrid 6-1.

Ødegaard benar-benar meninggalkan kesan indah di rumah barunya di Madrid. Namun sayangnya di musim 2016/2017 ketika ia sudah resmi promosi ke tim utama namanya mulai menghilang seraya dengan keputusan manajemen meminjamkannya ke Belanda.

Baca juga: Format Baru Eredivisie dan Nasib Sepak Bola Belanda

Musim dingin di awal tahun 2017, SC Heerenveen sepakat meminjam talenta asal Norwegia ini selama 18 bulan. Ia langsung melakukan debut di Eredivisie empat hari setelah ditransfer dan membantu timnya menang atas ADO Den Haag.

Romansa tengah dibangun Ødegaard bersama tim asal Frisian, yang tentu membuat pembaca teringat akan salah satu merek susu kental manis. Ia berhasil menjadi pemain reguler di susunan sebelas pertama De Superfriezen di musim 2017/2018 dan telah mengemas 3 gol plus 5 asis dalam 43 pertandingan sebelum kembali ke rumahnya, Real Madrid.

Ødegaard kembali ke Madrid dengan mimpi yang kian terealisasi. Kepergian Cristiano Ronaldo ke Juventus tentu membuatnya semakin sumringah karena mungkin di musim 2018/2019 inilah dia mampu benar-benar menggantikan peran CR7 di sisi kiri penyerangan Real Madrid.

Namun ternyata nasib berkata lain. Pemain yang juga dapat bermain di posisi sayap kanan dan gelandang serang ini kembali disekolahkan ke Belanda. Kali ini kota Arnhem yang jadi tujuannya setelah ia tampil tiga kali saja untuk Real Madrid di ajang International Champions Cup.

Florentino Perez dan kali kini mungkin juga Zidane nampaknya menyesal kembali menyekolahkan Ødegaard yang di musim perdananya bersama Vitesse Arnhem mencetak 8 gol dan 9 asis sementara lini depan Real Madrid bisa dibilang sedang bermasalah di musim ini.

Kerasan di Belanda, akankah Ødegaard menuju Ajax?

Harian Belanda De Telegraaf beberapa kali menyebutkan rumor bahwa Ødegaard kini tengah diincar raksasa Eredivisie, Ajax Amsterdam. Sebuah kebetulan yang unik karena Ajax berhasil menghentikan laju Real Madrid di Liga Champions dan kini tengah diunggulkan ke final UCL usai menang 1-0 saat berjumpa Tottenham Hotspur di London, Rabu (1/5) lalu.

Ajax berencana membeli Ødegaard secara permanen. Tawaran 20 juta euro resmi dilayangkan kubu De Godenzonen kepada Real Madrid. Namun Perez nampaknya ingin belajar dari kesalahan dan kemungkinan besar menolak rencana itu, meski penjualan Ødegaard naik lima kali lipat dari harga belinya beberapa musim lalu.

Opsi kedua yang dipikirkan Ajax adalah meminjam sang pemain selama dua musim dan kemudian mempermanenkannya. Di persimpangan jalan Ødegaard berniat mencari rumah baru setelah kehilangan tempat di Real Madrid.

Erik ten Hag pun perlu pengganti sepadan Frenkie De Jong yang musim 2019/2020 mendatang akan pindah ke Barcelona. Ødegaard sendiri dinilai layak menggantikan peran Frenkie seraya dengan mimpi sang pemain untuk bermain di Liga Champions yang mungkin akan menjadi garansi bila Hakim Ziyech dan kawan-kawan menjuarai ‘si Kuping Besar’ musim ini.

Meski De Godenzonen bukan tipikal tim yang gemar memanen pemain muda klub lain, seperti Bayern Muenchen di Jerman atau PSG di Prancis, dan punya akademi yang bagus serta rutin mempromosikan pemain binaannya, Ødegaard dipastikan akan menambah barisan pemain muda berbakat yang dimiliki Ajax untuk membuat kejutan lainnya di Eropa.

Jadi, pulang ke Madrid atau mencari rumah baru, Martin?

Baca juga: Usia ke-118 Tahun dan Saatnya Ajax Amsterdam Bangun dari Tidur Panjang di Kancah Eropa